BULI-BULI SEORANG JANDA

 

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,

yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, …

Yeremia 17:8

             Ketika Nabi Elisa melayani, ia benar-benar memperoleh urapan Roh Kudus dua kali lipat dibandingkan Nabi Elia. Allah mengurapinya, dan pelayanannya menjadi berkat bagi banyak orang. Banyak mukjizat yang dilakukan oleh Nabi Elisa, salah satunya adalah mukjizat bagaimana seorang janda yang sedang berada dalam kesulitan ekonomi keluarga dipulihkan Tuhan. Kisah tersebut terdapat dalam Kitab 2 Raja-raja 4:1-7. Dari kisah ini kita memperoleh banyak pelajaran penting tentang mukjizat di bidang ekonomi.

Pertama, memahami bahwa masalah bisa datang ke dalam kehidupan semua orang (ayat 1). Suami dari ibu janda ini dulunya adalah salah seorang nabi. Suaminya adalah orang yang takut akan Tuhan. Ketika suaminya mati, ia meninggalkan seorang isteri dan dua orang putera. Isterinya tidak memiliki kecakapan tertentu yang bisa digunakan untuk mencari nafkah, sedangkan kebutuhan keluarga perlu dipenuhi. AKhirnya ibu ini meminjam uang. Hutangnya terus bertambah banyak dan ia tidak dapat membayarnya. Penagih hutang (debt collector) datang untuk mengambil kedua puteranya menjadi budak.

Di sini nampak bahwa masalah kehidupan bisa datang atas semua orang, termasuk isteri seorang nabi atau hamba Tuhan. Manusia hidup tidak akan bebas dari masalah. Ada orang yang berpikir bahwa mengikut Tuhan itu berarti langit selalu cerah, hidup tanpa masalah. Padahal yang Tuhan janjikan sebagai Gembala Yang Baik adalah bahwa Ia memang membaringkan kita di rumput yang hijau serta membawa kita ke air yang tenang, namun ada jalan kehidupan yang berbentuk lembah kekelaman (the valley of the shadow of death). Di sinilah letak iman kita, bahwa kita tidak takut bahaya sebab Ia beserta kita. Masalah boleh datang atas kehidupan kita, tetapi ada solusi atau jalan keluar yang Allah sediakan. Rasul Paulus mengingatkan bahwa “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialahpencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Kor. 10:13).

Kedua, datang kepada Tuhan melalui hamba-nya untuk meminta pertolongan. Saat dalam kondisi yang sangat kritis, janda ini datang meminta petunjuk Tuhan. Ia menemui Nabi Elisa dan mengutarakan masalah yang dihadapinya. Setelah mendengar apa yang diutarakan janda itu, Nabi Elisa menanyakan apa-apa yang dimiliki janda itu di rumahnya (ayat 2). Datang kepada hamba Tuhan untuk konseling adalah salah satu cara yang bisa diambil saat kita dalam kesulitan. Dalam urapan Tuhan, hamba Tuhan tersebut akan memberikan nasihat yang berdasar kepada firman Tuhan. Mungkin saja hamba Tuhan tidak mampu menolong memberikan sejumlah materi yang dibutuhkan, tetapi ia bisa memberikan nasihat bagaimana memperoleh pemulihan dari Tuhan.

Pertanyaan Nabi Elisa mengenai barang apa yang masih dimiliki perempuan tersebut merupakan pertanyaan etis. Mengapa? Banyak orang yang memiliki hutang atau pinjaman, tetapi ia berkeberatan untuk melepas atau menjual sesuatu yang menjadi miliknya. Aset-aset yang dimiliki terus dipegang bahkan disembunyikan, sementara tanggung jawab untuk membayar hutang diabaikan. Hal ini tidak dapat dibenarkan. Jadi Elisa mau mengajar perempuan itu agar ia melepaskan semua asset yang ada untuk menyelesaikan hutangnya.

Ternyata janda tersebut tidak memiliki apa-apa lagi kecuali sebuah buli-buli berisi minyak. Rupanya perempuan ini meremehkan ‘modal’ yang sedikit itu, padahal Tuhan bisa bekerja dengan sesuatu yang nampaknya kecil atau sedikit. Bukahkah Tuhan Yesus Kristus sendiri, setelah memberkati lima roti dan dua ikan persembahan seorang anak kecil, dapat melipatgandakannya sehingga mampu member makan lebih dari 5000 orang (Yoh 6:1-15). Banyak orang mengabaikan hal-hal kecil, termasuk murid-murid Yesus. Padahal mukjizat Allah dimulai dengan yang kecil.

Contoh lainnya adalah mukjizat yang dialami Nabi Elia. Ia bersama bujangnya naik ke Gunung karmel. Kemudian sesudah ia berdoa, ia menyuruh bujangnya melihat ke arah laut. Hingga enam kali bujangnya tidak melihat apa-apa di langit. Baru pada ketujuh kalinya ketika Nabi Elia menyuruhnya lagi, ia berkata: “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Awan setelapak tangan? Sangat kecil, bukan? Tetapi kemudian dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu … turunlah hujan yang lebat! (1 Raja 18:41-46).

Ketiga, tidak jaga gengsi. Nabi Elisa menyuruh perempuan ini mendatangi para tetangganya dan meminta bejana-bejana kosong dari mereka tetapi jangan terlalu sedikit (ayat 3). Ini merupakan suatu tantangan yang berat. Betapa tidak! Perempuan ini dikenal punya banyak hutang, yang tentunya menjadi cemoohan para tetangganya. Kini ia harus menjumpai mereka dan meminta bejana kosong dari mereka. Bagaimana dengan harga dirinya? Tetapi, perempuan ini mengesampingkan harga dirinya. Ia tahu bahwa ia harus menyelamatkan kedua anaknya. Kasihnya kepada keluarganya mamu menggeser keinginannya mempertahankan gengsinya. Ia pun pergilah dan bisa mendapatkan cukup banyak bejana kosong dari tetangganya.

Mujizat atas kondisi ekonomi kita bisa terjadi, jika kita tidak menjaga gengsi atau harga diri kita. Banyak orang merasa malu untuk meminta bantuan kepada rekan-rekannya ketika ia mengalami keterpurukan ekonomi. Asalkan kita tidak meminta sedekah, melainkan meminta ‘bantuan modal’ yang nantinya bisa digunakan secara wajar, sebenarnya sah-sah saja. Nabi Elisa tidak mengajar perempuan ini untuk menjadi peminta-minta, melainkan agar perempuan ini tidak menutup diri, melainkan mau tetap berelasi dengan orang lain.

Keempat, ada kesatuan dalam keluarga. Setelah memperoleh bejana-bejana kosong itu, ia pun masuk ke dalam rumahnya, menutup pintunya dan mulai menuang minyak dalam buli-buli itu ke bejana-bejana tadi. Kedua anaknya mendekatkan bejana-bejana itu kepadanya, sedang ia terus menuang (ayat 5). Sungguh suatu kerja sama yang sangat baik dalam keluarga. Di man aada kesatuan dan kerukunan, di sana mukjizat dan berkat Tuhan mengejar. Tidaklah aneh jika kemudian ekonomi perempuan ini dipulihkan.

Ketika keluarga kita mengalami masalah, jangan saling menyalahkan satu dengan yang lain, melainkan satukan hati dalam doa dan pembicaraan bersama: suami-isteri, orang tua dan anak-anak, guna mencari solusi atas masalah yang sedang dihadapi. Ketika semua orang dalam keluarga mau bersatu, maka dalam tempo tidak lama, pemulihan terjadi. Dalam kesatuan ada berkat Tuhan (Maz. 133:1-3).

Kelima, tidak serakah. Setelah ibu janda ini terus menuangkan minyaknya, penuhlah bejana-bejana itu. Begitu bejana yang terakhir penuh, maka berhentilah minyak itu mengalir (ayat 6). Jika kita yang menjadi ibu janda itu apa yang akan kita lakukan ketika mengetahui bahwa bejana kosong sudah tidak ada lagi? Mungkin ada di antara kita yang akan bergegas meminta bejana lagi kepada para tetangga. Namun hal itu tidak dilakukan oleh janda tersebut. Mengapa? Karena ia tidak serakah. Berkat yang telah diberikan oleh Tuhan melalui mukjizat minyak itu sudah cukup untuk menyelesaikan hutangnya. Mari kita belajar dari rasa cukup ini.

Suatu peristiwa terjadi di salah satu perkebunan vanili. Orang-orang Kristen yang memiliki perkebunan vanili itu pada mulanya bersyukur kepada Tuhan, sebab produksi vanili mereka diterima di luar negeri dengan harga yang sangat baik. Ekonomi mereka pun terangkat. Namun kemudian ada informasi bahwa jika mereka mau memperoleh hasil panen yang lebih besar, mereka bisa mendapatkan berkat dua kali lebih banyak. Caranya? Dengan menyuntikkan bahan kimia merkuri ke tanaman vanili itu. Panen akan menjadi dua kali lebih banyak dalam setahun. Orang-orang Kristen tersebut tergoda oleh informasi tadi. Mereka pun – dalam keserakahannya – menyuntikkan merkuri ke tanaman vanili mereka. Hasilnya? Memang panen menjadi dua kali lebih banyak. Namun setelah dikirim ke luar negeri, produksi mereka ditolak karena ternyata mengandung bahan kimia merkuri yang berbahay abagi kesehatan. Hasil panen mereka tidak dipercaya lagi, dan harganya hancur. Akhirnya ekonomi mereka kembali terpuruk. Mari kit abelajar mencukupkan diri dengan apa yang ada dan waspada terhadap keserakahan.

Keenam, memiliki etika dan akuntabilitas yang baik. Akhirnya setelah ibu ini mengalami mukjizat Tuhan, ia melaporkan kepada Nabi Elisa apa yang telah terjadi. Nabi Elisa yang snagat bijaksana itu berkata, “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.” (ayat 7). Nabi Elisa mengajar perempuan ini etika bisnis dan ekonomi yang benar. Ia harus segera membayar hutangnya dari hasil penjualan minyak itu. Sesudah itu barulah ia dan kedua puteranya hidup dari lebihnya.

Banyak orang memiliki etika dan akuntabilitas yang buruk. Setelah Tuhan memulihkan perekonomiannya, ia lupa untuk memberitahukan kepada hamba Tuhan bagaimana Tuhan telah memulihkan keadaannya. Ia mungkin kuatir kalau-kalau hamba Tuhan itu akan meminta bagian. Jangan sekali-kali berpikir demikian! Seorang hamba Tuhan yang tulus di hadapan Tuhan akan sangat bersyukur jika melalui doa dan nasihatnya bisa mendatangkan pemulihan atas diri jemaat. Ia sama sekali tidak menginginkan komisi atau imbalan dari hasil pemuluhan itu. Tuhan sudah memelihara hamba Tuhan itu dengan baik.

Ada lagi orang yang, setelah dipulihkan ekonominya, tidak segera menyelesaikan tanggung jawab hutangnya, melainkan menggunakannya untuk bersenang-senang. Sedangkan hutangnya tetap tidak dibayar dengan pelbagai alasan. Tuhan tidak menghendaki perbuatan semacam itu! Selesaikan tanggung jawab kita, kemudian baru menggunakan kelebihannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan penuh bijaksana.

Dari pertiwa mukjizat buli-buli seorang janda ini, kita tahu bahwa jika seseorang benar-benar mengandalkan Tuhan, ia akan memperoleh hasil yang luar biasa, bagaikan pohon yang ditanam di tepi air … memberikan hasil yang melimpah!

 

 

2 respons untuk ‘BULI-BULI SEORANG JANDA

  1. Kalau suka tulisan di blog ini, saya tawarkan beberapa buku tulisan saya di Google Play Book (dalam bentuk ebook) – ada buku SINGKAT KATA SARAT MAKNA (Jilid 1 – 4), ada buku PEGANG FIRMAN SELALU (Jilid 1).

Tinggalkan komentar