KASIH MEMBAWA KEMENANGAN

            Makna kata ‘kasih’ yang sering dikatakan oleh banyak orang di sekitar kita sama sekali berbeda dengan makna yang dimaksudkan oleh Alkitab. Kasih yang dipahami banyak orang seringkali bermakna ‘jikalau’, misalnya muncul dalam kalimat: “Jikalau kamu …. barulah aku mau mengasihimu.” Sedangkan kasih dalam Alkitab bermakna ‘walaupun’, artinya “Walaupun kamu …. Aku akan tetap mengasihimu.” Kasih dalam Alkitab – yang sering juga disebut sebagai ‘kasih agape’ – adalah kasih Allah sendiri yang dinyatakan kepada seisi dunia ini. Allah menghendaki agar kita pun mengasihi Allah dan sesame kita dengan kasih agape ini.

Alkitab menyatakan bahwa kasih agape adalah kasih yang membawa kemenangan. Orang yang memiliki kasih ini akan mengalami kemenangan demi kemenangan. Menang atas apa? Pertama, menang atas ketakutan. Rasul Paulus berkata kepada Timotius, bahwa Allah tak pernah member roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban (2 Timotius 1:7). Ketakutan membuat seseorang tidak mampu beranjak dan tak mampu melakukan apapun. Namun jika kita memiliki kasih Kristus di dalam kehidupan kita, maka ketakutan itu akan sirna. Ingat bagaimana Yusuf tidak takut mengambil Maria menjadi isterinya, karena Yusuf memiliki kasih baik kepada Tuhan maupun kepada Maria. Semula ia memang bermaksud menceraikan Maria secara diam-diam, namun kemudian ia didatangani oleh malaikat Tuhan untuk tidak takut mengambil Maria menjadi isterinya (Matius 1:19-20).

Kedua, menang atas keegoisan. Orang yang tidak memiliki kasih kepada Tuhan dan sesama pasti akan mengasihi hanya dirinya sendiri. Ia akan menjadi orang yang egois. Contoh yang sangat jelas dalam peristiwa Natal adalah Herodes. Yang penting dirinya berkuasa sebagai raja. Ketika didengarnya bahwa ada raja Yahudi yang baru lahir, ia merasa tersaingi, sehingga kemudian ia memerintahkan agar semua anak laki-laki yang berusia di bawah dua tahun di Betlehem dibasmi habis (Matius 2:16-18).  Sebaliknya, orang yang mengasihi akan selalu melihat keberadaan orang lain lebih penting dari dirinya. Yesus Kristus berkata bahwa Ia akan selalu berkata bahwa ia ada untuk melayani, bukan untuk dilayani (Markus 10:45).

Ketiga, menang atas kesombongan. Orang yang tidak memiliki kasih akan cenderung meremehkan orang lain. Bahkan ia akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan orang lain. Ia merasa dirinya sendiri yang paling benar. Namun orang yang penuh kasih akan selalu rendah hati. Ia sadar bahwa dirinya tidak sempurna. Ia membutuhkan orang lain. Allah yang Mahakuasa saja memanggil dan memilih kita untuk menjadi kawan sekerja-Nya (1 Korintus 3:9). Itulah sebabnya Yesus Kristus juga berkata agar kita semua belajar kepada-Nya tentang kelemahlembutan dan kerendahan hati (Matius 11:29).

Keempat, menang atas kebencian. Manusia hanya hidup dalam salah satu dari dua kemungkinan, yaitu membenci atau mengasihi. Ketika seseorang mengasihi, praktis ia tidak akan membenci lagi. Bahkan musuh-musuhnya pun ia tetap kasihi. Kebencian adalah perasaan negatif destruktif yang bisa mendatangkan kerusakan dan kehancuran total, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Namun orang yang mengasihi bersifat konstruktif, mendatangkan kesehatan fisik, mental dan spiritual. Ia akan memiliki kebesaran hati untuk memaafkan dan mengampuni. Kebencian hanya dapat dihalau oleh kasih, tidak bisa dengan yang lain.

 

Cara Memperoleh Kasih

Setelah kita memahami kuasa kasih yang dahsyat yang dapat membawa kita kepada hidup berkemenangan, kita perlu tahu bagaimana bisa memperoleh kasih agape seperti itu? Pertama, jika kita mengalami kelahiran baru di dalam Yesus Kristus (2 Korintus 5:17). Kehidupan baru dalam Yesus Kristus memberikan kepada kita status baru, yaitu sebagai anak-anak Allah. Berarti seperti pepatah Like Father, like sons, maka dalam kehidupan baru itu kita memperoleh sifat-sifat Allah yang agung dan mulia, termasuk kasih.

Kedua, hidup melekat kepada Yesus Kristus seperti ranting yang melekat pada pokok anggur, yaitu dalam doa dan firman-Nya. Tidak mungkin kita dapat memperoleh kasih jika kita jauh dari Allah yang adalah kasih itu sendiri (1 Yohanes 4:8).

Ketiga, hidup dalam pimpinan Roh Kudus sehingga kita menghasilkan buah Roh dengan kesembilan sifatnya, termasuk kasih agape (Galatia 5:22-23).

Keempat, membuka diri untuk peduli kepada kebutuhan orang lain. Kasih itu harus dilakukan, bukan hanya diperkatakan. Kasih tidak akan dirasakan banyak orang jika hidup kita eksklusif, tidak mau bergaul dengan sesama yang berbeda etnis, agama, maupun status social ekonominya. Kekristenan adalah garam yang menciptakan rasa di mana ia berada dengan melebur. Tidak kelihatan wujudnya, tapi terasa dampaknya.-

—– 00000 —–

petrus f. setiadarma

Artikel ini bisa dibaca dalam BAHASA INGGRIS

2 respons untuk ‘KASIH MEMBAWA KEMENANGAN

Tinggalkan komentar