BELENGGU TERLEPAS

 

Berbahagialah bangsa yang demikian keadaannya!

Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah TUHAN!

Mazmur 144:15

 Tentu semua orang berkata bahwa penjara adalah tempat yang sangat tidak menyenangkan. Ada orang yang dipenjara karena kesalahan atau tindak kriminal yang diperbuatnya. Tidak demikian dengan Paulus dan Silas. Mereka baru saja melakukan sebuah pelayanan yang sangat memberkati, di mana Injil diberitakan dan mengeluarkan roh tenung dari seorang perempuan. Mereka bukannya disambut dengan sukacita, melainkan ditangkap, disiksa, dan dianiaya. Bahkan merek aberdua dipenjarakan di bagian tengah dengan kaki mereka dibelenggu dalam pasungan yang kuat (Kisah 16:18-24). Sebenarnya mereka bisa marah dan kecewa terhadap Tuhan yang mereka layani. Mereka menerima penderitaan yang tidak seharusnya mereka tanggung. Namun, alih-alih menggerutu, berdua mereka justru berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Kemudian … terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah, dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua (Kisah 16:26). Dari peristiwa ini, kita melihat beberapa pelajaran penting tentang kuasa dalam pujian.

Pertama, pujian yang penuh kuasa dihasilkan bukan saja di bibir mulut, melainkan dari hati yang penuh ucapan syukur sekalipun dalam penderitaan. Rasul Paulus dan Silas memiliki hati yang bersyukur kepada Tuhan. Hati yang bersyukur mudah dimiliki ketika kita berada dalam keadaan yang menyenangkan. Namun ketika kita menderita, ucapan syukur menjadi sesuatu yang sangat sulit dilakukan. Iman kepada Tuhan Yesus Kristus mengajarkan kepada kita untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal (1 Tes. 5:18). Wujudnya adalah pujian yang penuh kuasa. Pujian dari hati yang bersyukur tidak dibatasi oleh lagu lama atau baru, diirngi musik atau tidak (a capella), banyak orang atau hanya berdua, diterangi oleh lampu gemerlapan atau gelapnya penjara.

Kedua, pujian yang penuh kuasa menjadi kesaksian bagi orang lain, bahkan berdampak bagi orang lain. Orang-orang lain yang berada dalam penjara itu mendengar doa dan pujian mereka. Meskipun mereka belum mengenal Kristus, tetapi dengan mendengarkan lirik lagu yang dinyanyikan Rasul Paulus dan Silas – pujian syukur dan kemenangan, bukan lagu cengeng penuh rintihan – semangat mereka pun dibangkitkan. Mungkin mereka pernah melakukan tindak criminal yang menyebabkan mereka dijebloskan ke dalam penjara, tetapi kemudian mereka sadar untuk berbalik menjadi orang benar.

Ada banyak kisah tentang orang yang sudah putus asa karena bisnisnya yang hancur, keluarganya dan hidupnya yang hancur, yang mendorongnya untuk mengakhiri kehidupan ini dengan bunuh diri. Kemudian ia melewati sebuah rumah dan mendengar ada pujian rohani yang dilantunkan. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Ia bangkit dari keterpurukannya, bertobat dan dating kepada Tuhan, kemudian Tuhan memulihkan seluruh hidupnya. Teruslah menaikkan pujian yang penuh kuasa, agar ada orang lain yang terberkati (Maz. 40:4).

Ketiga, pujian yang penuh kuasa melepaskan segala belenggu. Sebagaimana pujian umat Israel pada masa Yosua mampu merubuhkan tembok Yerikho yang begitu kokoh, pujian Paulus dan Silas pun mendatangkan kuasa yang luar biasa: belenggu-belenggu terlepas. Sesuai dengan janji-Nya, ketika umat-Nya memuji Allah, maka Ia hadir di atas puji-pujian tersebut: Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel (Maz. 22:4). Dan kalau Ia hadir serta bertakhta di sana, maka sesuatu yang ajaib terjadi.

Banyak kesaksian yang disampaikan oleh jemaat tentang kuasa pujian yang mereka alami. Dalam puji-pujian di tengah jemaat, mereka ikut menyanyi dengan penuh kesungguhan hati. Kemudian, Tuhan menjamah mereka sehingga mereka yang sakit mengalami kesembuhan, yang lemah memperoleh kekuatan, yang putus asa memperoleh pengharapan, yang mengalami tekanan memperoleh kebebasan. Pujian juga mampu mengusir kuasa kegelapan. Saat Daud memainkan kecapinya dan memuji Tuhan, maka roh jahat undur dari Raja Saul (1 Sam. 16:23).. Kuasa kegelapan tidak mampu lagi menguasai umat Tuhan yang penuh kesungguhan hati memuji Tuhan. Jadi, pujian bagi Tuhan bisa mendatangkan kebebasan dan kemenangan!

Keempat, pujian yang penuh kuasa membawa orang lain pada keselamatan. Kepala penjara Filipi yang saat itu mengetahui bahwa belenggu-belenggu terlepas mmenganggap bahwa semua tahanan telah lari. Sebagai bentuk tanggung jawabnya dan juga ketakutannya atas hukuman yang bakal diterimanya dari atasannya, ia nyaris membunuh dirinya sendiri. Untunglah Paulus dan Silas menemuinya dan mencegahnya dari kematian yang sia-sia. Mereka menginjili kepala penjara Filipi beserta keluarganya, dan akhirnya mereka semua member diri dibaptis. Keselamatan datang atas kepala penjara Filipi beserta seluruh keluarganya. Allah menghendaki semua pejabat, bahkan seluruh komponen bangsa Indonesia seperti kepala penjara Filipi: sadar akan dosanya kemudian bertobat, percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan: ia dan seisi keluarganya!

Ada perbedaan besar antara Paulus dan Simon Petrus. Keduanya memang sama-sama dipenjarakan karena memberitakan Injil. Tetapi di dalam penjara, keduanya melakukan sesuatu yang berbeda: Simon Petrus tidur, sedangkan Paulus memuji Tuhan. Akibatnya? Memang keduanya sama-sama dilepaskan dari penjara karena campur tangan Tuhan. Tetapi kepala penjara tempat Simon Petrus dipenjarakan akhirnya dibunuh oleh Herodes, sedangkan kepala penjara tempat Paulus dipenjarakan diselamatkan oleh Tuhan. Pilihan berada di tangan kita: bersifat pasif atau bersikap aktif dengan memuji Tuhan! Akibatnya tentu berbeda!

 

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s