1. Pendahuluan
Jika kita mempelajari kehidupan Yesus dari Injil Matius, Markus, dan Lukas, maka kita melihat suatu kesejajaran dari ketiganya. Berita yang disampaikan oleh ketiga penulis Injil itu saling melengkapi dalam bentuk cerita atau narasi. Tetapi di dalam Injil Yohanes kita menjumpai hal-hal yang lebih mendalam, lebih bersifat filosofis. Dalam Injil Yohanes kita menjumpai pernyataan Yesus tentang diri-Nya dengan pernyataan: “Akulah …”, seperti: “Akulah Pintu” (Yoh. 10:7,9), “Akulah gembala yang baik” (Yoh. 10:11), “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25), “Akulah jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6), “Akulah pokok anggur yang benar” (Yoh. 15:1). Dalam setiap pernyataan Yesus terkandung makna rohani yang amat mendalam. Dalam artikel Natal kali ini kita akan merenungkan pernyataan Yesus, “Akulah terang dunia” (Yoh. 8:12). Untuk mendapatkan pengertian yang menyeluruh kita mempelajari perikop Yohanes 8:12-20.
2. Terang dalam Perjanjian Lama
Orang Yahudi dalam Perjanjian Lama mengenal Allah Yahweh, yaitu Allah Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai “matahari dan perisai” (Mazmur 84:12). Berarti sudah lama mereka mengenal Allah sebagai matahari yang memancarkan cahayanya bagi segenap alam. Nubuatan mesianik yang dinyatakan oleh para nabi, misalnya nabi Yesaya pun berbicara tentang datangnya terang yang menyinari mereka yang berada dalam kegelapan dan lembah kekelaman (Yesaya 9:1). Bahkan Yesaya menyatakan bahwa TUHAN akan menjadi penerang abadi bagi umat-Nya yang mampu menghalau hari-hari perkabungan atau kesedihan dan duka nestapa (Yesaya 60:20).
Berarti pernyataan Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru bukanlah sesuatu yang sama sekali baru, melainkan menekankan apa yang telah disampaikan oleh ara nabi sebelumnya dalam Perjanjian Lama.
3. Terang itu memberi kehidupan – ayat 12
Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Terang Dunia ketika Ia sedang mengajar dan berada di dekat perbendaharaan dalam Bait Allah. Itu berarti bahwa pernyataan-Nya adalah sesuatu yang sangat serius dan harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.
Ia berkata bahwa barangsiapa yang mengikut Dia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup. Artinya, seseorang yang memiliki Yesus memiliki terang yang memberinya kehidupan. Terang itu bukan hanya memberikan cahaya penerang, melainkan di dalam terang itu ada kehidupan. Itulah sebabnya analogi Allah sebagai matahari sangat tepat. Sebagaimana seluruh alam ciptaan tidak akan hidup tanpa sinar matahari, demikian halnya dengan umat manusia tidak akan memiliki kehidupan yang sejati jika tidak memiliki Yesus Kristus. Hal ini bersifat mutlak: memiliki Yesus memiliki hidup, tidak memiliki-Nya berarti tidak memiliki kehidupan alias binasa. Ini bukan fanatisme yang membuta, melainkan pernyataan Tuhan Yesus sendiri.
Istilah Yunani untuk “hidup” di sini bukan “bios” (bioV), melainkan “zoé” (zwh). ”Bios” berarti lamanya, atau cara seseorang hidup. Dari kata ini muncul kata biologi dan biografi. Sedangkan “zoé” berarti unsur atau prinsip kehidupan dengan roh dan jiwa di dalamnya. Jadi “zoé” lebih menyatakan kualitas kehidupan itu sendiri. Itu berarti seseorang yang tidak memiliki Kristus tidak memiliki kehidupan dalam arti yang sejati, melainkan sekedar menghuni bumi ini tanpa makna; sedangkan mereka yang memiliki Kristus memiliki kehidupan dalam arti yang sebenar-benarnya, hidup yang berkualitas, hidup yang berarti baik bagi Tuhan maupun bagi sesama.
4. Terang itu menyatakan kebenaran – ayat 14
Selanjutnya Yesus berbicara soal kesaksian yang disampaikan-Nya. Ia bersaksi dan kesaksian-Nya itu benar! Itu berarti apa yang dikatakan dan dilakukan-Nya adalah benar, karena Ia adalah kebenaran itu sendiri. Jadi kita tidak boleh bimbang atau ragu akan kebenaran dari firman Allah, yaitu apa yang Yesus ajarkan. Ia sendiri berkata bahwa firman Tuhan itu adalah kebenaran yang menguduskan (Yoh. 17:17). Di dalam Yesus Kristus tidak mungkin ada ketidak-benaran. Semuanya benar semata-mata.
Kebenaran Yesus Kristus bersifat mutlak! Kebenaran ini tidak bisa ditawar dan tidak bisa dikompromikan dengan apa pun, apalagi dengan dosa. Itu berarti kita yang memiliki Yesus sebagai Terang Dunia tidak akan pernah berkompromi dengan dosa … sekecil apa pun. Terang itu memang bersinar di dalam kegelapan, dan di mana ada terang, maka kegelapan akan berlalu. Kegelapan tidak akan menguasai terang! (Yoh. 1:5). Terang tidak pernah bisa berjodoh atau bersekutu dengan kegelapan!
Kepada kita hanya diberikan salah satu dari dua pilihan ini: memiliki terang atau tetap tinggal dalam kegelapan. Hidup dalam kebenaran atau hidup dalam dosa. Salah satu definisi dosa adala “ketidak-benaran”.
Dalam menyatakan kebenaran selalu ada tantangan. Itulah resiko yang harus ditanggung. Apa pun resikonya kita tidak boleh takut menyatakan kebenaran. Roh Kudus yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran adalah Roh yang memberikan kita keberanian untuk menyatakan kebenaran. Kita hidup dalam dunia yang semakin jauh dari kebenaran. Banyak orang berbinis tidak dalam kebenaran, jalinan kasih di antara pria dan wanita tidak dalam kebenaran, menjalankan keluarga tidak dalam kebenaran, mendidik anak bahkan melayani juga tidak dalam kebenaran. Bahkan dalam dunia peradilan, kebenaran seringkali diperjual-belikan! Adalah tugas kita untuk menyatakan kebenaran itu dengan segala konsekwensinya.
Jadi, kita yang memiliki Yesus Kristus harus memberikan kesaksian dengan benar! Ya di atas ya, dan tidak di atas tidak! Tidak boleh ada kepalsuan, tidak boleh ada kemunafikan. Terang sejati hanya menghasilkan kebenaran!
5. Terang itu menerangi yang tersembunyi – ayat 16
Selanjutnya Yesus berkata tentang salah satu tugas yang harus dilaksanakan-Nya, yaitu menghakimi! Kita sebagai manusia tidak memiliki hak sedikit pun untuk menghakimi sesama kita. Mengapa? Karena kita hanya memandang segala sesuatu secara sepintas, dari permukaannya saja. Jadi kalau kita menghakimi orang lain, sering kali bersifat subyektif dan penuh kesalahan. Hanya Tuhan Yesus Kristus yang dapat menghakimi umat manusia, karena Ia Allah yang Mahatahu, Allah yang menyelidiki segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Ia mengetahui segala niat dan cita-cita, segala pikiran dan gagasan kita (ayat 24; Lukas 5:22; 6:8; 9:47).
Jika kita mengaku bahwa kita memiliki Kristus, maka kita harus selalu berhati-hati dalam berkata-kata atau melakukan segala sesuatu. Mungkin kita berada jauh dari pimpuinan kita, dari suami atau isteri kita, dari orang tua atau guru kita, dan mereka semua tidak mampu mengawasi kita. Namun Allah Mahatahu sehingga tak ada yang tersebumyi di hadapan-Nya.
Menyadari kemahatahuan Allah ini pemazmur sampai berkata bahwa tidak ada tempat baginya untuk bersembunyi, bahkan sampai ke bintang-bintang sekali pun (Maz. 139:7-10).
Namun di samping penghakiman-Nya itu, maka kita patut bersyukur karena dengan kemahatahuan-Nya, maka apa pun hal baik yang kita lakukan juga diketahui-Nya. Kita tidak perlu memamerkan atau mempertontonkan doa-doa atau peebuatan baik kita guna mencari pujian manusia. Allah yang Mahatahu mencatat semua pelayanan kita sekalipun manusia tidak memperhatikannya. Apa pun pelayanan Anda, mungkin dianggap kecil oleh sesama kita, diketahui oleh Tuhan. Jangan kecewa ketika kita tidak memperoleh apresiasi manusia di akhir tahun ini untuk pelayanan kita yang mungkin telah kita lakukan dengan segala pengorbanan. Allah kita mengetahuinya!!
6. Terang yang mempersekutukan – ayat 18-19
Akhirnya Tuhan Yesus berbicara tentang hubungan-Nya yang begitu erat dengan Bapa-Nya. Yesus, Penerang Abadi itu memiliki persekutuan yang melekat erat dengan Bapa-Nya. Itulah yang dirindukan-Nya dari kita, yaitu agar kita memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Di tengah-tengah segala kesibukan kita sepanjang tahun 2007 ini, mungkin telah menyita waktu-waktu Saat Teduh kita. Terang itu mempersekutukan. Ia akan membawa kita kepada hubungan yang lebih intim dengan Bapa. Memasuki tahun yang baru di depan kita, mari kita meningkatkan baik kuantitas (durasi waktu) maupun kualitas persekutuan kita dnegan Tuhan. Baik saat Teduh pribadi maupun Mezbah Keluarga, persekutuan di komsel maupun KPK, bahkan dalam persekutuan dengan semua saudara seiman dalam Ibadah Minggu akan kita tingkatkan.
Orang yang memiliki hubungan erat dengan Tuhan dapat mengerti kehendak-Nya, dan jalan-jalan-Nya! Ia akan memiliki hati tuhan bagi mereka yang menderita! Hanya dengan memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan maka kita mampu bertahan di tengah badai, bahkan mampu tampil lebih dari pemenang!
Jadikan Natal tahun ini sebagai momen untuk kita berjanji setia memiliki Sang Penerang Abadi, yesus Kristus sendiri, sehingga kita mampu memiliki kehidupan, kebenaran, keterbukaan, dan persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan!
—– 00000 —–
Manusia tidak boleh menghakimi sesamanya, walaupun sudah berbuat kriminal? Kalau begitu, tutup saja lembaga peradilan. Bubarkan hakim, jaksa, maupun polisi. Mereka sangat berlawanan dengan ayat Lukas tersebut di atas.
Terima kasih atas komentar Anda. Namun saya perlu menjelaskan maksud artikel tersebut. Maksudnya adalah bahwa Yesus menentang orang-orang yang menghakimi tidak berdasarkan kebenaran, alias main hakim sendiri. Kalaupun ada lembaga peradilan, seharusnya mereka menghakimi dengan benar berdasarkan undang-undang yang ada. Tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwa ada lembaga peradilan yang menghakimi tidak atas dasar kebenaran, melainkan siapa yang membayar lebih banyak. Yang Tuhan kehendaki adalah lakukan segala sesuatu dengan dasar kebenaran: jika benar katakan benar, jika salah katakan salah. Tuhan memberkati Anda.
God blless