REKAT (001-100)

PA – 1. Alkitab adalah Firman Allah. Fungsinya adalah: (1) memberi hikmat, (2) menuntun kita kepada keselamatan, (3) mengajar, (4) menyatakan kesalahan, (5) memperbaiki kelakuan, (6) mendidik orang dalam kebenaran. Firman Allah adalah pelita bagi kaki kita, terang bagi jalan kita. Sudahkah Anda menikmati fungsi-fungsi Alkitab dalam hidup Anda?

PA – 2. Alkitab ditulis oleh 40 orang dengan berbagai profesi: raja, nabi, nelayan, tabib, dsb. Dalam kurun waktu 1500 tahun. Namun demikian beritanya tetap sejalan, tak ada pertentangan satu dengan yang lain, sebab merupakan hembusan nafas Allah sendiri (theopneustos). Firman Allah itu hidup dan menghidupkan, kudus dan menguduskan, tidak berubah tetapi mampu mengubah kehidupan seseorang. Peganglah firman-Nya!

PA – 3. Firman Allah adalah perkataan Allah yang disampaikan dengan cara ‘verbal plenary inspiration’, artinya Roh Kudus menuntun para penulis dalam Alkitab dalam pemilihan kata, namun gaya penulisan tetap diserahkan pada masing-masing penulis. Penulis tidak didikte per huruf atau kata, namun setiap huruf, kata, dan kalimat diwahyukan oleh Allah. Ini seperti orang berlayar. Ada angin yang berhembus, namun juga ada nakhoda kapal yang mengarahkan layar kapalnya, sehingga kapal itu dapat melaju di tengah lautan.-

PA – 4. Alkitab menyatakan bahwa firman Allah itu seperti palu, pedang, utusan, roti, pelita, cermin. air. Firman Allah benar, kudus, dan kekal. Kita harus menerima seluruh firman Allah, dan tidak memilah-milah sesuai selera kita. Meremehkan firman Allah bisa berakibat fatal: kita tidak dapat mengerti kebenaran dan menuju kebinasaan. Firman Allah harus dibaca, direnungkan, dilakuka, dan diajarkan secara teratur.-

PA – 5. Inilah pernyataan pertama dalam Alkitab: “Pada mulanya Allah …” Siapakah Allah? Bagaimana kita dapat mengenal-Nya? Ada 2 cara manusia dapat mengenal Allah, yaitu: (1) melalui pewahyuan umum, dan (2) melalui pewahyuan khusus. Pewahyuan umum bisa melalui 3 saluran: alam, sejarah dan hati nurani. Pewahyuan khusus melalui 2 saluran, yaitu Firman Allah dan pribadi Yesus Kristus. Kedua jenis pewahyuan itu sangat penting, merupakan 2 pilar utama bangunan iman Kristiani dalam mengenal Allah.

PA – 6. Allah memiliki nama2 yang sangat berarti bagi kita: Elohim – Allah yang kuat dan perkasa; Yehovah Jireh (Tuhan yang menyediakan)n Yehovah Nissi (Tuhan Panji Keselamatanku); Yehovah Rapha (Tuhan yang menyembuhkan); Yehovah Shalom (Tuhan Damai Sejahtera), dll. Itu berarti kita dapat mengalami semua nama Allah dalam kehidupan kita sehingga kita tidak perlu takut dan kuatir lagi. Ia adalah Sang Imanuel – Allah yang menyertai kita.-

PA – 7. Memahami sifat-sifat Allah, antara lain Mahakuasa, Mahatahu, Mahahadir, dan Kekal, juga membuat kita tidak perlu kuatir dan ragu akan masa kini dan masa depan. Ia sudah ada di sana, dan “telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita” (Ibr. 11:40a)

PA – 8. Allah yang Mahakuasa telah merencanakan, menciptakan, mengatur dan mengendalikan, serta memelihara semua ciptaan-Nya. Tidak ada hal yang mustahil bagi-Nya. Apakah itu berarti Ia juga menciptakan kegelapan? Tidak! Ia hanya menciptakan terang. Kegelapan adalah suatu kondisi di mana tidak ada terang. Apakah Ia juga menciptakan kejahatan? Tidak! Ia hanya menciptakan kebaikan. Kejahatan adalah kondisi di mana tidak ada kebaikan.

PA – 9. Allah Mahatahu. Dengan sifat Allah yang indah ini kita bisa memiliki dua sikap yang benar. Pertama, kita tetap harus melakukan kebaikan bagi semua orang sekalipun tidak ada orang yang mengetahuinya. Tangan kanan yang berbuat, tangan kiri tidak perlu tahu. Jadilah seperti kura-kura: tak ada suara, tetapi menghasilkan telur yang banyak. Jangan seperti ayam betina yang hanya menghasilkan sebutir telur, tetapi terus berkotek-kotek ke sana kemari. Kedua, kita harus tetap hidup dalam kekudusan. Apapun yang kita lakukan, Allah mengetahuinya, bahkan di tempat yang tersembunyi sekalipun.–

PA – 10. Allah Mahahadir. Ada orang Kristen yang masih beranggapan bahwa kehadiran Allah harus kita upayakan dengan ‘trik-trik’ tertentu. Yang lain lagi menganggap bahwa Allah hanya hadir di tempat-tempat sakral tertentu. Sebenarnya Allah hadir di mana-mana, sebab Ia adalah roh adanya. Berarti kita dapat menyembah-Nya dan mengalami kehadiran-Nya di mana saja. Pengertian ‘Di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku di situAku ada’ merupakan penegasan Yesus Kristus tentang pentingnya kesatuan hati. Jadi ketika kita seorang diri pun, namun hati kita ‘seirama’ dengan hati-Nya, Ia juga hadir. Nama-Nya adalah Imanuel: Allah beserta kita … di mana saja dan kapan saja.-

PA – 11. Allah itu kekal. Ia tidak berubah dari kekal sampai kekal. Kasih-Nya, kuasa-Nya, firman-Nya juga kekal. Namun cara Ia mengasihi dan menyatakan kuasa-Nya serta menyampaikan firman-Nya bisa berganti-ganti sesuai dengan maksud dan tujuan-Nya yang mulia. Allah punya banyak cara dalam mendidik kita sehingga kita memiliki kedewasaan rohani yang dikehendaki-Nya. Karena kasih-Nya kekal, Ia masih setia kepada kita sekalipun – mungkin – kita kurang setia kepada-Nya. Oleh sebab itu mari kita terus melekat erat pada Bapa Yang Kekal karena kita akan tinggal bersamaisama dengan Dia dalam kekekalan oleh iman di dalam Tuhan Yesus Kristus.-

PA – 12. Rencana Allah. Dalam kekekalan Allah telah menetapkan rencana yang indah dalam kehidupan kita. Ia tidak pernah merencanakan atau merancangkan hal yang buruk dalam kehidupan kita. Rencana-Nya adalah masa depan yang penuh harapan. Demi rencana-Nya itu, Ia akan memroses kehidupan kita. Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Apabila kita sedang mengalami hal yang nampaknya kurang menyenangkan, tetaplah beriman kepada-Nya. The best is yet to come – yang baik, bahkan yang terbaik sesaat lagi akan datang. Jika kita menginginkan pelangi, Tuhan akan memberikan awan dan mendung terlebih dahulu, karena itu merupakan bagian dari proses pembentukan pelangi.

PA – 13. Keadilan Allah. Allah itu adil. Apa yang ditabur orang itu yang akan dituainya. Sering kita melihat ada orang yang melakukan dosa dan kejahatan, tetapi nampaknya ‘dibiarkan’ Allah, padahal tidak demikian. Sering kita seperti Nabi Habakuk yang sedikit bingung melihat bahwasanya ada orang yang jahat tetapi hidupnya makmur, sementara yang jujur sepertinya tambah hancur. Di mana keadilan Tuhan? Akhirnya Habakuk tetap berpegang pada imannya kepada Allah bahwa Ia adil. Berarti ada dua kemungkinan jika kita melihat ada ‘pembiaran’ dari Tuhan. Pertama, Tuhan memberinya kesempatan untuk berubah dan bertobat … melalui kita atau orang lain. Kedua, tinggal hanya menanti waktu Tuhan saja. Setelah lalang itu penuh baru dibawa untuk dibakar … tetaplah percaya bahwa Allah itu adil adanya!

PA -14. Kekudusan Allah. Allah yang kudus menghendaki anak-anak-Nya hidup dalam kekudusan. Ada 2 (dua) jenis kekudusan yang Allah tuntut dalam kehidupan kita, manusia berdosa. Pertama, kekudusan secara posisi atau status. Ini hanya bisa diperoleh ketika kita menerima karya penebusan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Tidak ada jalan lain. Kedua, kekudusan secara proses, di mana Roh Kudus diberikan kepada kita, menjadi Penolong kita, agar setiap saat kita hidup dalam kekudusan. Kekudusan hidup mencakup pikiran, perasaan, perbuatan, dan perkataan kita. Hanya orang yang suci hatinya yang bisa memandang Allah. Oleh sebab itu jadikan kekudusan hidup sebagai prioritas dalam kehidupan kita. Miliki keberanian menolak segala bentuk kenajisan dan kecemaran!

PA – 15. Yesus Kristus adalah penyataan diri Allah secara khusus bagi manusia. Dalam setiap kitab di Alkitab, Ia selalu menjadi pusat berita. Dalam Kejadian: “benih perempuan”, “Habel”, “Ishak”, “Yehuda”; dalam Keluaran: “anak domba Paskah”, “manna”, “air dari gunung batu”; dalam Imamat: “korban-korban”, “Imam Besar”, “tahun Yobel”; dalam Bilangan: “ular tembaga”; dalam Ulangan: “Nabi yang akan datang”; dalam Yosua, Yosua itu sendiri, yang. Artinya “TUHAN yang menyelamatkan,” dan “Panglima Balatentara Tuhan”; dalam Kitab Hakim-hakim “Hakim” dan “Pemberi Hukum”; dalam Rut, “Sanak” dan “Penebus”; dalam 1 Samuel, “Nabi Yang Bisa Dipercaya”; dalam Kitab 1 dan 2 Raja-raja “TUHAN, Sang Raja”; dalam 1 dan 2 Tawarikh “Raja yang Sedang Memerintah”; dalam Nehemiah “Pembangun Tembok Yang Runtuh”; dalam Ester “Mordekhai”; dlm Ayub “Penebus”; dalam Mazmur “Gembalaku”.

PA – 16. Dalam Amsal “Sang Hikmat”; dalam Pengkhotbah “Kekasih”; dalam Kidung Agung “Yang Paling Dikasihi”; dalam Yesaya “Raja Damai”, “Sang Tunas”, “Sang Hamba”; dalam Yeremia “Balsam Gilead”; dalam Ratapan “Nabi Yang Meratap”; dalam Yehezkiel “Manusia 4 Wajah.”; dalam Daniel “orang keempat yang ada di perapian”; dalam Hosea “Suami yang setia”; dalam Yoel “Pembaptis dengan Roh”; dalam Amos “Penanggung Beban”; dalam Obaja “Ia yang Mampu Menyelamatkan”; dalam Yunus “Misionaris Yang Taat”; dalam Mikha “Utusan dengan Kaki Yang Indah”; dalam Nahum “Sang Pembela Umat-Nya”; dalam Habakuk “Pembawa Kabar Baik”; dalam Zefanya “Juruselamat Kita”; dalam Hagai “Sang Pemulih”; dalam Zakharia “Sumber Air”; dalam Maleakhi “Putra Kebenaran”.

PA – 17. Matius memandang Yesus Kristus sbg “Raja”; Markus “Hamba”; Lukas “Anak Manusia”; Yohanes “Anak Allah”; Kisah Para Rasul “Dasar Gereja”; Roma “Pembela kita”; 1 Korintus “Teladan kita”; 2 Korintus “Pendamai kita”; Galatia “Yang Memerdekakan kita”; Efesus “Harta Sejati”; Filipi “Sukacita kita” dan “Penyedia kita”; Kolose “Kepenuhan kita”;
1 dan 2 Tesalonika “Raja Yang Akan Datang”; 1 dan 2 Timotius “Pengantara Allah dan Manusia”; Titus “Gembala Yang Setia”; Filemon “Sobat Yang Setia”; Ibrani “Yang Lebih Unggul dari Siapapun”, “Darah Perjanjian Yang Kekal”; Yakobus “Tabib Yang Ajaib”; 1 dan 2 Petrus “Gembala Agung”; 1, 2 dan 3 Yohanes “Kasih”; Yudas “Kristus yang datang kembali; Why “Raja Segala Raja, Tuhan segala tuan”.

PA – 18. Yesus Kristus adalah Firman (Kalam) yang menjadi manusia. Ia adalah Allah 100% dan Manusia 100%. Bukti keilahian-Nya adalah sebagai berikut. (1) Ia sudah ada sebelum dunia diciptakan (Kolose 3:10). (2) Beberapa kali Ia muncul dalam Perjanjian Lama sebagai “Malaekat TUHAN”, menjumpai orang-oramg tertentu. (3) Ia mampu melakukan mujizat membangkitkan orang mati. Bahkan Ia sendiri bangkit dari kematian. (4) Ia mampu mengampuni dosa umat manusia. Karena Ia adalah Allah Sejati, maka kita harus sujud menyembah-Nya dan menaati firman-Nya. Ia adalah Allah yang begitu dekat dengan manusia. Ia juga mengerti setiap pergumulan kita, karena Ia juga manusia. Ia lahir melalui anak dara Maria yang mengandung oleh Roh Kudus. Ia pernah lapar dan haus, Ia pernah letih dan takut. Hanya saja Ia tidak berbuat dosa. Ia adalah sahabat orang berdosa, yang datang untuk melayani bukan untuk dilayani.

PA – 19. Yesus Kristus juga adalah manusia 100%. Ia pernah lapar, haus, letih, bahkan takut. Namun Ia tidak berdosa. Ia dapat memahami keberadaan kita sebagai manusia. Ia pernah ditolak, dibenci dan bahkan dikhianati, namun Ia tetap mau mengampuni. Ia adalah Sahabat yang Setia. Ketika kita berada dalam pergumulan hidup, Ia mau mendengar segala jeritan hati kita. Ia menangis saat kita menangis, karena Ia peduli dan senantiasa mengasihi kita. Tidak ada seorang sehabat di dunia ini seperti Dia. Curahkan isi hatimu kepada-Nya, maka Ia akan menolong Anda.-

PA – 20. Yesus sebagai Guru Agung. Ia adalah teladan terbaik bagi para guru dan pengajar: menggunakan bahasa sederhana, menggunakan media alam sebagai alat peraga, menggunakan ilustrasi atau perumpamaan sehingga pengajaran yang sulit menjadi mudah dicerna, sabar dalam menanti pertumbuhan pemahaman para murid-Nya, mampu melihat potensi tersembunyi dalam diri para murid-Nya, menginginkan mereka memiliki karya yang lebih dari pada-Nya, dan berintegritas, yaitu melakukan apa yang diajarkan-Nya.

PA – 21. Yesus sebagai Imam Besar. Dalam Perjanjian Lama, Allah menetapkan dan mengurapi seorang Imam Besar – dari keturunan Harun – yang bertugas setahun sekali pada Hari Raya Grafirat, memasuki Ruang Maha Kudus. Tugasnya adalah membawa korban persembahan yaitu darah domba dan memintakan pengampunan atas dosa umat-Nya dan dosanya sendiri. Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung yang memasuki hadirat Bapa dengan darah-Nya sendiri, menjadi Pengantara bgai kita di hadaoan Allah. Ia ditetapkan sebagai Imam Besar kita bukan menurut imamat Harun, melainkan menurut Melkizedek. Kita patut bersyukur sebab kita dibenarkan oleh Allah dan segala dosa kita diampuni karena Yesus Kristus telah menjadi korban bagi kita.

PA – 22. Yesus sebagai Nabi. Ia telah dinubuatkan dalam Kitab Ulangan, bahwa akan ada nabi dari antara umat Israel yang kepadanya semua orang harus menaati-Nya. Sebagai seorang nabi Yesus menubuatkan tentang penderitaan, kematian bahkan kebangkitan-Nya sendiri. Nubuatn itu tergenapi dengan tepat dan akurat. Ia juga menubuatkan apa yang akan terjadi di akhir zaman, termasuk kedatangan-Nya pada kali yang kedua. Nubuatan ini pun pasti akan digenapi. Ia bukan seperti nabi lain siapapun yang menyampaikan firman Tuhan, tetapi Ia adalah Firman itu sendiri. Itu berarti kita harus mengimani dan menaati semua pengajaran dan firman-Nya. Roh Kuduslah yang akan menolong kita sehingga mampu menjadi pelaku firman.

PA – 23. Yesus sebagai Raja. Secara manusia Ia adalah keturunan Daud, Raja Israel. Secara ilahi Ia adalah Raja atas segala ciptaan. Sebagai Raja Ia memiliki kuasa dan otoritas, baik di sorga, di bumi, dan di bawah bumi. Ia adalah “Raja di atas segala raja”. Namun demikian, Ia rendah hati. Ia masuk kota Yerusalem tidak dengan kereta kencana, melainkan dengan menunggang seekor keledai pinjaman. Dengan firman-Nya Ia memerintah. Sikap kita adalah menyembah-Nya, takut kepada-Nya, dan menaati-Nya.

24. Yesus Kristus adalah Tuhan. Bahkan Ia adalah Tuhan segala tuan. Ia pemilik segala sesuatu, termasuk kehidupan kita. Ia bangkit dan hidup, sebab Ia adalah Tuhan. Ia berkuasa memberi dan mengambil kehidupan umat manusia. Rasul Petrus mengingatkan kita agar kita menguduskan-Nya sebagai Tuhan di dalam hati kita. Kita adalah hamba-hamba-Nya, yang harus menaati-Nya. Ketuhanan Yesus Kristus bukan berasal dari manusia, melainkan dari Allah sendiri. Ia bukan Allah tingkat kedua sebagainmana anggapan penganut Saksi Yehovah, melainkan Allah 100% dalam ketritunggalan Allah. Mari kita hormat kepada-Nya, dan mau melayani-Nya sesuai dengan karunia atau talenta yang telah dipercayakan-Nya kepada kita. Satu kali kelak segala lutut akan bertelut dan segala lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan!

PA – 25. Yesus Kristus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh. 14:6). Tak seorang pun sampai kepada Bapa, jika tidak melalui Dia. Ini adalah statement atau pernyataan dari Tuhan Yesus Kristus sendiri, bukan hasil rumusan para teolog atau tokoh Alkitab lainnya. Mereka hanya menegaskan saja apa yang Yesus Kristus katakan. Misalnya, Rasul Petrus berkata bahwa “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang di dalamnya kita selamat.” (Kisah 4:12).
Yesus Kristus adalah Jalan Yang Lurus, Yang Baru dan Yang Hidup. Dengan tinggal di dalam Dia kita tidak akan tersesat.
Yesus Kristus adalah Kebenaran Sejati dan Mutlak. Pada-Nya tidak ada dusta. Janji-janji-Nya “Ya” dan “Amin”. Kebenaran inilah yang membebaskan kita. Yesus Kristus juga adalah Hidup. Di dalam Dia kita berarti, dan ada masa depan penuh harapan.-

PA – 26. Yesus Kristus adalah Gembala Yang Baik. Dalam PL konsep tentang Tuhan sebagai Gembala sudah dinyatakan, misalnya: Mazmur 23. Sedangkan dalamn PB, Yesus Kristus yang menyatakannya dalam Yohanes 10. Ia mengenal kita domba-domba-Nya dengan baik. Ia adalah “pintu” bagi domba-domba itu sehingga mereka bisa masuk dan keluar serta mendapatkan padang rumput. Ia melindungi domba-domba-Nya dari sergapan binatang buas. Yang sakit dibebat, yang lemah digendong-Nya. Kalau Iblis adalah pencuri yang selalu ingin mencuri, membunuh dan membinasakan, Yesus Kristus datang agar domba-domba itu memiliki hidup yang berkelimpahan. Bagi kita yang telah menjadi murid-Nya kita pun diminta menggembalakan domba-domba yang dipercayakan Tuhan kepada kita, bukan dengan terpaksa tetapi dengan sukarela. Kita harus menggembalakan keluarga kita, karyawan kita, jemaat kita, rakyat kita, sama seperti cara Allah menggembalakan kita.-

PA – 27. Apakah yang terjadi ketika Yesus Kristus mati di kayu salib? (1) Penggantian (substitution), (2) Penebusan (redemption), (3) Pembenaran (justification), (4) pendamaian (reconciliation), (5) pengudusan (sanctification), (6) pemuasan hati Allah (propitiation), (7) penyelamatan (salvation), dan (8) pembaharuan (renewal). Bukan itu saja. Ia bangkit pada hari yang ketiga, naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, akan datang kembali menjemput kita. Masih sulitkah kita mengucap syukur kepada-Nya atas segala hal yang telah dikerjakan-Nya dalam hidup kita itu?

PA – 28. Yesus Kristus adalah Kebangkitan dan Hidup. Ia bukan hanya berkuasa membangkitkan Lazarus yang mati, tetapi Ia sendiri juga bangkit dari antara orang mati, empat puluh hari sesudah kebangkitan-Nya, Ia naik ke sorga dengan disaksikan oleh murid-murid-Nya, duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Ia menyediakan tempat bagi kita. Satu kali kelak Ia akan datang kembali sebagai Hakim yang mengadili yang hidup dan yang mati, juga sebagai Raja Kemuliaan menjemput orang yang percaya kepada-Nya. Sepuluh hari sesudah Ia naik ke sorga, Roh Kudus turun memenuhi 120 orang di loteng Yerusalem, menjadikan mereka saksi-saksi-Nya yang penuh kuasa.-

PA – 29. Sesudah Yesus Kristus naik ke sorga, Roh Kudus turun. Ia adalah “parakletos” atau Penghibur (Comforter) dan Penolong (Helper) yang tinggal di dalam kehidupan orang percaya selama-lamanya. Ia adalah pribadi Allah Tritunggal yang memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Ia Mahahadir, Mahakuasa, Mahatahu, dan Kekal. Inilah karya-karya-Nya: (1) Ia menginsyafkan manusia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; (2) Ia memberikan inspirasi kepada penulis Kitab Suci; (3) Ia memberikan kuasa kepada setiap orang percaya untuk menjadi saksi Kristus; (4) Ia memberikan karunia kepada orang percaya seperti yang dikehendaki-Nya; (5) Ia menghasilkan buah dalam diri orang percaya. Karya-Nya yang luar biasa membuat kita dapat melakukan karya besar bagi Allah.-

PA – 30. Roh Kudus memiliki nama dan sifat Ilahi. Ia mahakuasa, mahatahu, mahahadir, dan kekal. Dalam PL Roh Kudus hinggap atau berdiam sementara dalam diri orang tertentu seperti Imam, Hakim, Nabi, dan Raja. Dalam PB Roh Kudus tinggal untuk selama-lamanya di dalam hati setiap orang percaya. Pribadi dan karya Roh Kudus digambarkan dalam simbol-simbol, seperti: air, angin, anggur, api, sungai, burung merpati, pakaian, meterai, jaminan. Apa saja makna simbol-simbol itu?

PA – 31. Roh Kudus bagaikan AIR. Dalam PL Yehezkiel memperoleh penglihatan tentang aliran air yang keluar dari Bait Suci, yang semakin lama semakin dalam sehingga tak bisa lagi terarungi. Di hilirnya banyak ikan berkeriapan dan di kanan kiri aliran sungai itu ada pohon-pohon yang menghasilkan buah, dan daunnya menjadi obat. Dalam PB Tuhan Yesus juga mengungkapkan pernyataan tentang Roh Kudus sebagai Air. Seseorang yang datang kepada-Nya dan minum, dalam hatinya akan memancar pancaran air hidup. Sebagai Air, Roh Kudus membersihkan, menyegarkan dan memberi kehidupan. Sebagaimana air merupakan kebutuhan mutlak secara fisik, Roh Kudus pun merupakan kebutuhan mutlak dalam kerohanian kita. Biarlah Roh Kudus yang ada dalam kehidupan kita berkarya sepenuhnya.-

PA – 32. Roh Kudus bagaikan ANGIN, karena kita tidak tahu dari mana dan ke mana perginya, tetapi kita merasakan keberadaan dan dampaknya. Kata ‘inspirasi’ yang dikenakan kepada karya Roh Kudus dalam kehidupan para penulis dalam Alkitab, dalam bahasa Yunani menggambarkan kapal layar yang ditiup oleh angin. Jadi, angin memberikan kehidupan, memberikan arah, sekaligus memiliki kuasa menghancurkan. Roh Kudus menghidupkan, menginspirasikan, dan menghancurkan kuasa yang tidak berasal dari Allah.-

PA – 33. Roh Kudus dilambangkan sebagai anggur. Ada yang mengira bahwa 120 orang murid yang sedang dipenuhi Roh Kudus itu sedang mabuk oleh anggur. Dalam Efesus 5:18 diperbandingkan antara mabuk anggur dengan penuh Roh Kudus. Tanda-tanda di antara keduanya mirip tetapi esensinya sangat berbeda. Ada kemiripan dalam hal sukacita. Hanya saja yang satu penuh kecemaran dan hawa nafsu, sedangkan yang kedua penuh kekudusan. Sukacita oleh Roh Kudus merupakan salah satu tanda Kerajaan Allah, di samping kebenaran dan damai sejahtera. Sukacita itu sendiri merupakan buah Roh, tidak dapat direkayasa oleh manusia. Namun kata “sukacita” jangan diidentikkan dengan kata “tertawa”. Orang yang “tertawa” belum tentu bersukacita. Ini tidak menyangkut sisi luar (outer) melainkan sisi dalam (inner). Sukacita oleh Roh Kudus bisa membuat kita mampu bertahan dalam penderitaan sehebat apapun, seperti Paulus dan Silas saat sedang menderita di penjara Filipi.-

PA – 34. Roh Kudus juga dilambangkan sebagai api. Api berfungsi memurnikan yakni membakart kotoran-kotoran seperti membersihkan logam dari unsur-unsur yang membuatnya tidak murni. Namun api juga menyatakan semangat. Nabi Yeremia berniat untuk undur dari pelayanan sebagai nabi Tuhan karena beratnya tekanan. Namun niatnya dibatalkan karena di dalam tulang-tulangnya serasa ada api yang terus berkobar. Inilah semangat melayani yang dibangkitkan oleh Roh Kudus (bdk. Roma 12:11). Api juga menghanguskan. Jika kita tetap hidup dalam dosan dan tidak mau memanfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan untuk bertobat, api murka Tuhanlah yang akan diterima.-

PA – 35. Roh Kudus juga disimbolkan dengan MERPATIan yaitu kedamaian dan ketulusan. Roh Kudus memberikan damai sejahtera, di mana setiap orang percaya memiliki damai bahkan di tengah badai. Damai sejahtera membuat kita tidak memiliki ketakutan lagi. Kita dapat memiliki kesadaran bahwa hidup ini adalah milik-Nya. Kita akan memiliki oenyerahan diri secara total kepada-Nya. Ketulusan juga diberikan oleh Roh Kudus kepada kita. Hati yang tulus sangat dibutuhkan dalam membangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Ketika kita tulus terhadap Tuhan, kita mengasihi-Nya karena pribadi-Nya dan bukan sekedar karena berkat-berkat-Nya. Tulus terhadap sesama juga mendatangkan berkat yang besar. Tulus dalam mengasihi, tulus dan memberi, membuat kita bisa tampil aopa adanya, tanpa topeng kemunafikan.

PA – 36. Simbol lain untuk Roh Kudus adalah Pakaian. Tuhan Yesus berkata bahwa para murid akan diperlengkapi dengan kuasa (arti harafiah dari kata Yunani ‘enduo’ adalah ‘mengenakan pakaian atau jubah’ yang namanya kuasa) agar mereka menjadi saksi-Nya yang efektif. Ini menunjuk pada kisah dalam PL di mana Elisa memperoleh jubah Elia sebagai simbol dari kuasa Roh Kudus yang ada pada Elia kini dimiliki Elisa, bahkan dua kali lipat. Kuasa inilah yang memampukan para murid melakukan mukjizat, mengajar dengan penuh kuasa, sehingga banyak orang dimenangkan bagi Kristus. Tak ada metode kesaksian yang cukup ampuh kecuali dalam kelengkapan ‘pakaian’ kuasa Roh Kudus ini. Rindukan dan mintalah hal ini, maka pelayananmu tidak akan sama lagi, melainkan akan penuh kuasa dan memberikan dampak besar!

PA – 37. Roh Kudus juga disimbolkan dengan METERAI. Sejak zaman dahulu hingga kini, meterai digunakan sebagai pengesahan suatu perjanjian yang dibuat oleh dua belah pihak. Keduanya terikat oleh perjanjian tersebut. Pelanggaran terhadap perjanjian itu menghasilkan sanksi yang tertera dalam perjanjian tersebut. Allah berjanji bahwa Ia akan menyertai kita selama-lamanya, dan kita pun berjanji untuk setia kepada-Nya. Roh Kuduslah yang mengikat kita pada perjanjian itu. Ketika kita melanggarnya, kita akan diliputi rasa bersalah yang hanya bisa dibereskan jika kita mengaku dan bertobat. Sebaliknya, dengan memegang teguh perjanjian itu kita mengalami berkat Allah yang luar biasa di dalam Tuhan Yesus Kristus.

PA – 38. Roh Kudus juga disimbolkan dengan JAMINAN (GARANSI). Ketika kita membeli sesuatu barang, misalnya barang elektronika di toko, kita diberi kartu jaminan (kartu garansi). Gunanya adalah jika dalam jangka waktu tertentu ternyata barang yang kita beli mengalami kerusakan, tapi bukan akibat kesengajaan, maka toko atau pembuat barang itu bersedia memperbaiki atau mengganti barang itu tanpa biaya tambahan sedikit pun. Kartu Garansi itu harus disimpan baik-baik, jangan sampai hilan. Jika hilangn jaminan pun tidak berlaku lagi. “Roh Kudus adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya” (Efesus 1:14).

PA – 39. Roh Kudus melakukan karya ‘evangelistis’, yaitu menginsyafkan manusia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Ia menyadarkan manusia akan dosanya dan menghantarnya kepada pertobatan. Jika bukan karena pekerjaan Roh Kudus, manusia tidak akan insyaf dan bertobat dari dosanya. Namun kalau manusia tersebut menolak untuk bertobat, mengeraskan hati dan tetap tinggal dalam dosanya, berarti ia menolak anugerah Allah. Akibatnya ia binasa. Oleh sebab itu jika di hati kita Roh Kudus menginsyafkan kita, mari kita bersyukur dan segera bertobat … selagi ada kesempatan!

PA – 40. Karya ‘paedagogis’ Roh Kudus berkaitan dengan pengajaran. Roh Kuduslah yang membimbing kita kepada seluruh kebenaran; mengingatkan kita akan apa yang Tuhan Yesus telah ajarkan kepada kita. Dengan pimpinan Roh Kudus kita tidak akan mudah disesatkan oleh ajaran yang menyimpang dari firman Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan Timotius agar mengawasi diri dan ajarannya (1 Tim 4:16). Pengajaran yang benar akan berdampak pada sikap dan perbuatan yang benar. Tujuh hal yang menjadi parameter apakah suatu pengajaran benar atau salah terletak pada 7 hal berikut: bagaimana pandangan pengajaran itu tentang (1) Alkitab? (2) Allah? (3) Yesus Kristus? (4) Roh Kudus? (5) Manusia? (6) Dosa dan Keselamatan? (7) Sorga, Neraka dan kehidupan kekal. Jika ada satu saja yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, berarti itu ajaran sesat.-

PA – 41. Karya ‘kharismatis’ Roh Kudus adalah memberikan karunia kepada setiap orang percaya seperti yang dikehendaki-Nya (1 Kor. 12:11). Itu berarti setiap orang percaya pasti memiliki setidaknya satu karunia Roh. Gereja yang dilambangkan sebagai Tubuh Kristus, terdIri dari banyak anggota. Artinya, semua karunia Roh itu penting dan harus dijalankan sesuai dengan fungsinya masing-masing, bukan untuk kebanggaan diri melainkan guna membangun Tubuh Kristus. Alkitab menyebutkan begitu banyak karunia Roh, baik dalam 1 Kor 12 (9 karunia), Roma 12 (7 karunia), Efsm (5 karunia jawatan)N dsb. Mari kita kobarkan karunia Roh ini untuk pertumbuhan iman kita dan untuk membangun jemaat. Pelayanan yang dilakukan oleh orang yang tepat dengan karunia yang tepat akan sangat efektif!

PA – 42. Karya ‘organis’ Roh Kudus adalah menghasilkan buah Roh dalam kehidupan orang percaya. Kesembilan sifat buah Roh yang terdapat dalam Galatia 5:22-23, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri, merupakan karakter Yesus Kristus sendiri. Kesembilan sifat Buah Roh tersebut saling kait-mengait dalam hidup dan pelayanan kita. Jadi, pembentukan karakter (character building) tidak dapat hanya dilakukan secara intelektual, melainkan oleh karya Roh Kudus. Buah ini hanya bisa dihasillkan ketika kehidupan kita melekat pada ‘Pokok Anggur’ yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri (Yohanes 15:1-5). Buah yang dihasilkan bersifat tetap, dan menjadi berkat bagi banyak orang.

PA – 43. MANUSIA. Manusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya. Manusia adalah citra Allah (Imago Dei), diciptakan pada hari yang keenam dari debu tanah dan dihembusi nafas hidup oleh Allah. Alkitab menyatakan bahwa manusia tidak sama dengan ciptaan Allah lainnya. Manusia bukan hasil perkembangan dari binatang seperti premata. Manusia bukan merupakan hasil evolusi dari binatang, melainkan diciptakan jauh lebih agung dan mulia. Manusia terdiri dari tiga unsur: tubuh, jiwa (pikiran, perasaan, kehendak), dan roh. Tuibuh harus dipelihara dengan sebaik-baiknya karena merupakan Rumah Allah. Tubuh bukan penjara atas jiwa dan roh. Dengan tubuh kita dapat memuliakan Allah. Jiwa kita juga penting di mana kita memiliki akal budi untuk berpikir, hati untuk merasa dan berkehendak atau berkeinginan. Sedangkan roh berfungsi untuk berhubungan dengan Allah. Manusia berharga dan mulia di mata Allah. Allah mengasihi manusia yang diciptakan-Nya itu.-

PA – 44. TUJUAN Allah menciptakan manusia menurut Alkitab sebagaimana diungkapkan oleh Rick Warren dalam bukunya, “Pupose Driven Life” adalah: (1) Agar manusia menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (2) Agar manusia menjadi anggota keluarga Allah (3) Agar manusia menjadi serupa dengan Yesus Kristus (4) Agar manusia melayani Allah dan sesama dengan potensi yang diberikan Allah kepadanya (5) Agar manusia menjalankan misi Allah yaitu Kabar Baik tentang kasih Allah atas seluruh umat manusia. Jadi kita tidak dapat menentulkan tujuan hidup kita sendiri di luar tujuan yang telah ditetapkan-Nya bagi kita.

PA – 45. KEHENDAK BEBAS disertakan kepada manusia ciptaan Allah. Dengan kehendak bebas (free will) ini manusia bisa memilih untuk taat kepada Allah atau menentang-Nya. Allah memberikan kehendak bebas ini dalan kasih-Nya, supaya manusia belajar bertanggungjawab atas semua pilihan dan keputusannya. Manusia harus bertanggungjawab dan memikul resiko atas pilihannya tersebut. Jadi, manusia bukan robot yang taat dengan membuta terhadap Allah, tetapi dengan penuh kesadaran. Patut disayangkan jika ternyata manusia salah menggunakan kehendak bebasnyan yaitu dengan berdosa. Itu bukan kesalahan Allah yang memberikan kehendak bebas, melainkan kesalahan manusia dalam menggunakannya.

PA – 46. DOSA. Banyak orang mendefinisikan dosa menurut pandangannya sendiri. Ada yang menyatakan bahwa dosa adalah sekedar kelemahan atau kelainan yang dimiliki seseorang, sehingga tidak perlu dianggap sebagai hal yang serius. Padahal Alkitab berkata bahwa dosa adalah suatu hal yang paling serius, sebab dosa merupakan “pelanggaran hukum Allah.” (1 Yoh. 3:4). Kata pelanggaran (Yun. “parabasis”) secara hurufiah berarti “melanggar marka jalan”. Akibatnya? Akan kena tilang (penalti), yaitu maut (Roma 6:23)! Dosa membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dosa harus dibereskan! Caranya? Hanya dengan bertobat yaitu percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mati bagi dosa umat manusia. No other way at all!

PA – 47. TAHAPAN DOSA. Ada orang yang berkata bahwa saat seseorang melakukan dosa selalu tidak sengaja. Jadi ia tidak bisa dihukum karena ketidaksengajaannya. Pendapat tersebut salah karena hanya menunjuk pada dosa perbuatan. Alkitab mengajarkan bahwa dosa adalah natur atau hakekat dari manusia itu sendiri. Manusia dikatakan berdosa bukan setelah ia melakukan suatu perbuatan dosa. Manusia telah mewarisi dosa sebelum ia tahu berbuat dosa. Itu disebut dosa status. Yang kedua barulah dosa perbuatan, dengan 4 (empat) tahap yang pasti dilakukan dengan sengaja: (1) melihat, (2) mengingini, (3) mengambil, (4) menyembunyikan (Yosua 7:20). Pada setiap tahap Roh Kudus pasti menegurnya, namun jika orang tersebut tidak mau ditegur, ia akan terjerumus semakin dalam. Oleh sebab itu mari kita segera sadar, mengaku, dan bertobat agar Tuhan mengampuni kita dan menyucikan hati kita dari segala kesalahan (1 Yoh. 1:9).-

PA – 48. Alkitab menyatakan bahwa ada dosa yang tidak mendatangkan maut, dan ada dosa yang mendatangkan maut (1 Yoh. 5:17). Maksudnya adalah ada orang yang harus menyelamatkan jiwa orang lain. Untuk itu ia mengelabui bahkan berbohong. Kebohongan semacam ini tidak mendatangkan maut, namun harus tetap meminta pengampunan dari Tuhan, misalnya: kasus bidan di Mesir yang berbohong kepada Firaun demi menyelamatkan bayi-bayi orang Ibrani. Atau, Rahab yang berbohong kepada tentara Yerikho tentang dua orang Ibrani yang disembunyikan di rumahnya. Ada lagi doa yang diampuni dan dosa yang tidak diampuni. dosa yang diampuni adalah dosa yang diakui di hadapan Allah dan meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Dosa yang tidak diampuni berkaitan dengan menghujat Roh Kudus, yaitu mengeraskan hati atas teguran-Nya (Luk. 12:10).

PA – 49. ANOMIA. Definisi lain dari Dosa yang dinyatakan oleh Alkitab adalah “tidak adanya hukum (absolut)”. Semua orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (Hakim 21:25). Ini disebut dengan ‘relativisme’ yang kembali marak pada zaman akhir ini, dengan nama lain yaitu ‘post-modernisme’. Semuanya serba relatif. Akibatnya terjadi zaman chaos atau kekacauan, sebab banyak orang bertindak anarkis. Kata ‘anarki’ berasal dari kata Yunani yang berarti ‘tidak ada pemimpin’, persis seperti zaman hakim-hakim. Alkitab memberikan kepada kita hukum Tuhan yang mutlak: benar atau salah! Tidak ada nuansa di antaranya. Itulah sebabnya iman Kristiani dikatakan bersifat polaris: Ya atau Tidak! Dosa atau Kebenaran! Mati atau Hidup! Panas atau Dingin! Laki-laki atau Perempuan! Kecemaran atau Kekudusan! Oleh sebab itu di segala bidang perlu ada ketegasan dalam aturan dengan ruang fleksibilitas yang seperlunya bagi yang membutuhkan: di rumah, di tempat kerja, di pelayanan, di masyarakat, dst.-

PA – 50. Kata Yunani yang paling umum untuk “dosa” adalah “hamartia”. Kata ini mengandung arti bahwa dosa adalah “tidak terpenuhinya standar Allah”. Dalam ilmu Fisika dikenal adanya “Standar Internasional untuk Pengukuran” yaitu menyangkut pengukuran massa, panjang, dan waktu. Dalam dunia induistri dan perdagangan juga dikenal istilah ISOM Allah pun memiliki standar moral yang ditetapkan bagi manusia, yaitu Diri-Nya sendiri di dalam Tuhan Yesus Kristus. Ketidakmampuan menjadi serupa dengan Kristus menunjukkan bahwa semua manusia berdosa. Untuk itulah dibutuhkan karya “pembenaran” (justification), oleh karya Kristus di kayu salib, di mana manusia diperbaharui hakekatnya, yaitu dijadikan ciptaan baru di dalam Dia (2 Kor. 5:17). Dalam keadaan manusia baru inilah kita dapat membuang dan mematikan sifat-sifat manusia lama oleh pertolongan Roh Kudus-Nya.

PA – 51. SIKAP TERHADAP DOSA. Seiring dengan pemahaman manusia terhadap dosa, muncul tiga sikap manusia terhadap dosa: berteman dengan dosa, netral terhadap dosa, dan membenci dosa. Sebenarnya sikap yang kedua, yaitu sikap netral, tidak mungkin terjadi. Manusia sebenarnya hanya memiliki salah satu dari dua sikap ini: menyayangi atau membenci dosa! Memang masih ada kemungkinan bagi orang percaya untuk berbuat dosa tetapi memiliki tindak lanjut yang berbeda dengan orang yang belum percaya. Mereka yang belum percaya Tuhan akan berkubang dalam lumpur dosa dan menikmatinyan sedang orang percaya langsung akan berduka dan menyesal lalu bertobat. Bagaimana dengan Anda? Jika Anda masih menyayangi dosa karena mendatangkan kenikmatan sesaat, berarti Anda belum menjadi manusia baru dalam Kristus. Namun jika Anda segera menjauhi dan membencinya, maka Anda adalah manusia baru dalam Kristus.

PA – 52. KESELAMATAN. Dalam bahasa Ibrani ada kata “shalom” dan “yasa'” yang diartikan “selamat”. Kata “shalom” artinya begitu luas: (1) berkat jasmani, (2) berkat rohani (keselamatan), (3) menjadi berkat bagi orang lain, (4) hati penuh damai sejahtera, (5) melakukan kebenaran dan keadilan (Zakharia 8:11-17). Padanan kata ini dalam bahasa Yunani adalah “eirene” yang artinya “damai sejahtera”. Sedangkan kata “yasa'” berarti “membebaskan, memerdekakan, menyelamatkan”, bisa dari belenggu sebagai tawanan, atau dari perbudakan, atau dari dosa.

PA – 53. Dari kata “yasa'” itulah muncul nama Ibrani “Yosua” yang artinya “Allah yang menyelamatkan”, yang dalam bahasa Yunani menjadi “Yesus”. Itulah nama yang dipesankan oleh malaikat kepada Yusuf, sebab “Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Keselamatan diberikan Allah secara cuma-cuma sebagai anugerah (sola gratia), yang harus diterima dengan iman semata-mata (sola fide), menurut kebenaran firman Allah (sola scriptura), kepada mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Namun ternyata konsep keselamatan telah banyak disalahartikan. Ada teori-teori yang salah tentang keselamatan. Jika kita tidak memahami konsep keselamatan ini dengan benar, kita mudah disesatkan oleh pelbagai teori tersebut. Untuk jelasnya, PA berikutnya akan membahasa teori-teori yang salah tersebut.

PA – 54. Ada “Teori Pembayaran kepada Iblis” tentang keselamatan. Ini teori yang salah sebab mengatakan bahwa Tuhan Yesus membayar harga penebusan kepada Iblis. Yesus tidak membayar kepada Iblis, tetapi kepada tuntutan Allah sendiri. Jika Yesus Kristus membayar harga penebusan kepada Iblis, berarti Iblislah yang menentukan besarnya harga penebusan, dan Yesus Kristus tunduk kepadanya. Memang ketika kita berdosa kita adalah hamba dosa. Yesus Kristus menebus kita dengan darah-Nya guna memenuhi tuntutan Allah bahwa hanya oleh darah Anak Domba Allahlah maka manusia dapat ditebus.

PA – 55. Ada “Teori Kecelakaan” tentang keselamatan yang mengatakan bahwa perginya Yesus Kristus ke Golgota bukan untuk menebus umat manusia, melainkan karena Ia mengalami ‘kecelakaan’, yaitu temakan ucapannya sendiri. Bukankah Ia berkata bahwa Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya bagi banyak orang? Berarti Ia terlanjur berbicara sepertri itu, sehingga agar wibawa-Nya tetap ada, Ia harus melakukan apa yang dikatakan-Nya sekalipun Ia tidak bermaksud demikian. Jelas teori ini salah karena sama sekali tidak membahasa tentang dosa dan tuntutan kebenaran Allah. Teori ini hanya melihat satu sisi dari pengajaranb Yesus Kristus. Oleh sebab itu teori ini harus ditolak!

PA – 56. Ada “Teori Pengaruh Moral” yang menyatakan bahwa penderitaan dan kematian Yesus Kristus telah mengharukan hati manusia. Keterharuan itulah yang membuat manusia bertobat dan kemudian memperoleh pengampunan Allah. Jelas teori ini juga salah. Jika hanya orang yang terharu saja yang bisa bertobat, bagaimana dengan orang yang tidak mudah terharu? Bukan manusia yang iba kepada Yesus Kristus, melainkan Yesus Kristuslah yang iba dan mengasihi kita, sehingga Ia mau menderita dan mati bagi kita. Pengampunan yang dianugerahkan Allah kepada kita bukan karena keterharuan hati kita melainkan karena pengorbanan Yesus Kristus dan iman percaya kita kepada-Nya.

PA – 57. Di Perjanjian Baru ada orang-orang yang diperhadapkan pada pengambilan keputusan untuk menerima keselamatan yaitu kehidupan kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus dengan kisah-kisah yang menarik. Beberapa seri PA singkat ini ke depan akan membahas kisah-kisah tersebut. Kisah pertama: Nikodemus (Yoh. 3). Sebagai seorang pemuka agama Yahudi ia belum memiliki kepastian keselamatan, sebab ia belum “lahir baru” yaitu dilahirkan dalam air dan Roh. Yesus memberikan syarat “kelahiran baru” untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kelahiran baru adalah suatu perubahan total kehidupan seseorang yang dikerjakan oleh Roh Kudus ketika firman Tuhan disampaikan kepadanya. Perubahan itu membuatnya menjadi ciptaan baru yang hanya berfokus menjadi pelaku kehendak Allah (2 Kor. 5:17).-

PA – 58. Kisah kedua keselamatan adalah kisah perempuan Samaria (Yoh 4). Ia ada seorang perempuan yang hidup dalam hawa nafsu seksual. Ia telah memiliki 5 orang suami dan laki-laki yang ada padanya saat Tuhan Yesus menjumpainya bukan suaminya. Yesus Kristus menjelaskan keselamatan dari sisi penyembahan yang benar, yang tidak ditentukan oleh tempat atau cara penyembahan, melainkan pada diri sang penyembah itu sendiri. Itu berarti selama seseorang belum menjadi penyembah yang benar, yaitu menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, ia belum diselamatkan. Keselamatan yang diterima dari Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus bagaikan memperoleh Air Hidup yang memancar sampai kepada hidup yang kekal.

PA – 59. Kisah ketiga keselamatan adalah kisah Zakheus (Luk 19:1-10). Ia adalah seorang pemungut cukai yang dianggap sebagai pengkhianat bangsa. Ia digolongkan sebagai “orang berdosa” Ia kaya tetapi tidak memiliki kedamaian. Yesus Kristus datang ke Yerikho khusus untuk Zakheus. Ia datang memang untuk menyelamatkan orang berdosa, bukan untuk orang benar. Ketika Yesus mau menumpang di rumahnya, Zakheus begitu bersukacita dan ia mengalami transformasi. Keselamatan yang telah diterimanya membuatnya berubah 180 derajad: dari orang yang tamak dan egois menjadi orang yang peduli terhadap orang lain. Separuh hartanya diberikan kepada orang miskin, dan uang hasil perasannya dikembalikan empat kali lipat. Pertobatan sejati selalu nampak dalam karya nyata: hidup menjadi berkat bagi orang lain!

PA – 60. Kisah keempat keselamatan adalah tentang kepala penjara di Filipi. Ia nyaris bunuh diri ketika terjadi gempa bumi yang terjadi, sehingga kuatir kalau para tahanan lepas, termasuk Paulus dan Silas (Kisah 16). Namun kemudian ia beserta seisi keluiarganya mau mendengarkan Kabar Baik (Injil) tentang karya penebusan Tuhan Yesus Kristus dari Paulus, kemudian memberi diri dibaptis. Demikianlah ia dan seisi keluarganya diselamatkan.-

PA – 61. Kisah kelima keselamatan adalah kisah pertobatan seorang sida-sida dari Etiopia (Kisah 8:26-40). Adalah Filipus, seorang murid Kristus yang peka mendengar pimpinan Rih Kudus untuk pergi menemui sida-sida Etiopia ini di jalan yang sunyi. Bertitik tolak dari firman Tuhan dalam Yesaya 53 yang dibaca oleh sida-sida tersebut Filipus memberitakan Injil kepadanya. Roh Kudus menginsyafkan sida-sida ini sehingga ia bertobat, dibaptis dan diselamatkan. Hasilnya? Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Dalam keselamatan ada sukacita, sebab segala dosa sudah diampuni, dan hidup yang sia-sia menjadi hidup yang berarti.

PA – 62. Kisah keenam keselamatan adalah kisah Kornelius. Ia adalah seorang kepala pasukan Italia yang menjadi penganut agama Yahudi. Ia saleh, suka berdoa dan suka memberi dana bagi pembangunan rumah ibadat (sinagoge). Namun itu tidak cukup baginya untuk memperoleh keselamatan. Sebagai orang berdosa ia tetap membutuhkan seorang Penebus dan Juruselamat. Allah mengutus Simon Petrus menemui Kornelius melalui suatu penglihatan adanya ‘makanan haram’ bagi orang Yahudi seperti Simon Petrus. Simon Petrus yang semula tidak memahami penglihatan itu akhirnya mengerti bahwa itu adalah perlambang bangsa kafir yang seringkali dianggap sebagai ‘barang haram’ oleh umat Yahudi. Namun apa yang dihalalkan Allah, tidak boleh diharamkan manusia. Itulah sebabnya Simon Petrus mau menemui Kornelius, memberitakan Injil kepadanya, sehingga Kornelius dan seisi keluarganya diselamatkan!

PA – 63. Gereja adalah ‘persekutuan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus’ (1 Pet 2:9). Kata Yunani berkaitan dengan ‘gereja’ adalah ‘ekklesia’ dan ‘kuriakon’. ‘Ekklesia’ berarti ‘dipanggil keluar (dari gelap kepada terang)’; ‘kuriakon’ artinya ‘milik Tuhan’. Kata Ibrani padanannya adalah ‘qahal’. Jadi gereja bukan gedungnya, melainkan persekutuan orang-orang yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus dengan darah-Nya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dialah yang mendirikan Gereja. Di atas ‘batu karang ini’ Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya (Mat 16:18). Berarti Gereja dibangun bukan di atas pribadi Simon Petrus (batu kecil), melainkan di atas ‘pengakuan Simon Petrus’ (bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup), sebagai batu besar (petra). Tidak ada kekuatan apapun yang dapat menghentikan atau menguasai Gereja. Dalam peristiwa Pentakosta (Kisah 2:1-10), Gereja hadir di muka bumi ini: Gereja yang penuh kuasa: hadir untuk menjadi berkat bagi segenap alam.

PA – 64. Gereja disimbolkan dengan Tubuh, di mana Tuhan Yesus Kristus adalah Kepala, dan kita semua adalah anggota-anggotanya (lebih tepat: sel-selnya). Seluruh anggota tubuh harus tunduk pada Kepala, karena Kepala telah menyelamatkan Tubuh. Setiap anggota harus menjalankan fungsinya masing-masing, dan menganggap anggota lainnya sama penting dengan dirinya. Namun, sekalipun sama pentingnya tetap ada pembedaan antara yang sangat penting, yang penting, dan kurang penting. Ketika ada anggota yang sakit, maka seluruh Tubuh ikut merasakannya. Ada kepedulian antaranggota Tubuh Kristus. Saat ‘tangan’ lalai dan menyebabkan terjadinya luka pada ‘kaki’, pengambilan ‘obat’ tidak bisa dilakukan anggota yang lain. Hanya ‘tangan’-lah yang dapat mengambilkan obat untuk ‘kaki’ yang telah disakitinya. Berarti setiap anggota harus bisa mengampuni kesalahan anggota lainnya.-

PA – 65.     Gereja juga disimbolkan sebagai Mempelai Perempuan Kristus. Dalam PL, berulangkali Allah menyatakan bahwa umat Israel diambil untuk dijadikan ‘isteri’-Nya. Jangan berpikiran sempit dengan menganggap bahwa Allah ‘beristeri’ atau ‘memperanakkan’. Ini bahasa simbol dan bukan secara harafiah. Nabi Yeremia mengatakan bahwa pada mulanya umayt Tuhan mau mengikut Tuhan kemana pun Ia pergi, bahkan juga ketika berada di padang gurun (Yer. 2:1-2). Nabi Hosea menegur umat Tuhan yang ternyata tidak setia tterhadap ‘suami’-nya. Walaupun demikian Allah tetap mengasihinya. Dalam PB, Rasul Paulus berkata bahwa ia telah mempertunangkan Jemaat dengan Kristus (2 Kor. 11:2). Ketidaksetiaan kepada Tuhan nampak dalam dua hal: penyembahan berhala dan ketidaktaatan. Allah kita adalah Allah yang cemburu dan ketidaksetiaan kita dapat menyakiti hati-Nya. Oleh sebab itu kita semua harus tetap mengasihi-Nya dan setia kepada-Nya.

PA – 66.     Simbol Gereja lainnya adalah Pohon Anggur. Yesus Kristus – Sang Kepala Gereja – adalah Pokok Anggur Yang Benar, dan Allah Bapa adalah pengusahanya. Orang-orang percaya adalah ranting-ranting yang – jika tidak berbuah dipotong-Nya, namun jika berbuah dibersihkan-Nya. Ranting hanya akan berbuah jika ia melekat pada Pokok Anggur itu, sebab dari sanalah seluruh kehidupan ranting tergantung. Apabila ranting lepas dari Pokok, maka ia tidak dapat berbuat apa-apa. Tuhan menghendaki agar kita menghasilkan buah yang tinggal tetap, bukan buah yang dihasilkan sesekali saja. Dengan menghasilkan buah, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, dan sebagainya (Gal 5:22-23), maka Bapa dipermuliakan. Itulah yang Tuhan Yesus ajarkan dalam Yohanes 15.-

PA – 67.     Gereja juga disimbolkan dengan Bangunan. Dalam 1 Korintus 3:9-17 Rasul Paulus menjelaskan perihal bangunan itu. Dasar atau fondasinya adalah Yesus Kristus sendiri. Arsiteknya adalah hamba-hamba Tuhan yang diurapi oleh Roh Kudus seperti Paulus sendiri. Ia menyebut dirinya ‘ahli bangunan’ (Yun. architekton) yang cakap. Kemudian kita semua membangun di atasnya dengan dua kualitas: yang baik (emas, perak, batu permata), atau yang buruk (kayu, rumput kering, jerami). Hasil pembangunan itu akan diuji dengan api. Oleh sebab itu mari kita membangun keimanan kita dengan kualitas yang baik. Selanjutnya, ‘isi’ dari bangunan itu adalah Roh Kudus, bukan yang lain. Roh Kuduslah yang mmebuat Gereja hidup dan dinamis. Roh Kudus yang mengadakan oelbagai pembaharuan, memberikan karunia-karunia sehingga pelayanan Gereja menjadi efektif dan penuh kuasa.-

PA – 68.    Gereja memiliki 4 (empat) fungsi pelayanan. Pertama, fungsi diakonia atau persekutuan. Setiap orang percaya dapat bersekutu dengan orang percaya lainnya untuk saling mendoakan dan menguatkan. Persekutuan yang benar didasarkan pada kasih persaudaraan, di mana yang kuat menolong yang lemah. Kedua, fungsi marturia atau kesaksian. Setiap orang percaya harus menjadi saksi di dunia ini, yaitu melalaui kehadiran (presence), perkataan (words), dan perbuatan (works). Gereja dalah Garam dan Terang di dunia ini (Mat. 6:13-16). Ketiga, fungsi diakonia atau pelayanan. Ada orang-orang yang membutuhkan bantuan sosial seperti sandang pangan, beasiswa, dan sebagainya. Keempat, fungsi didaskalia atau pengajaran. Setiap orang percaya diajar dan dibina agar dapat memahami firman lebih baik dan mampu menerapkannya dalam hidup dan pelayanan mereka.

PA – 69.    Dalam Gereja ada orang-orang yang ditetapkan Tuhan untuk menjalankan fungsi-fungsi pelayanan. Dalam Efesus 4:11-16 ditetapkan adanya orang-orang yang menjalankan fungsi sebagai rasul (menyampaikan pesan Tuhan kepada umat manusia dengan disertai tanda-tanda dan mukjizat), nabi (menyatakan pesan Tuhan dalam bentuk nubuatan, teguran dan penghiburan), penginjil (memberitakan Kabar Baik), gembala (mempertumbuhan iman orang percaya), dan pengajar (memberikan pengajaran firman yang kuat dan mendalam). Untuk jabatan rasul dan nabi tidak ada lagi berdasarkan Efesus 2:19-20, tetapi fungsi kerasulan (apostolik) dan kenabian (profetis) tetap berjalan. Sedangkan jabatan penginjil, gembala, dan pengajar masih tetap ada.-

PA – 70.    Dalam Gereja ada pemerintahan yang mengatur semua pelayanan sehingga berjalan sesuai dengan kehendak Allah, baik, benar dan teratur. Dikenal adanya beberapa sistem pemerintahan gereja. (1)Episkopal, di mana pemerintahan tertinggi di tangan seorang paus atau archbishop, misalnya: Gereja Katolik dan Gereja Anglikan. (2) Presbyterian, di mana pemerintahan tertinggi di tangan para penatua (presbyteros) dan diaken (diakonos), misalnya: Gereja Kristen Indonesia(3) Kongregasional, di mana pemerintahan tertinggi di tangan jemaat, misalnya: Gereja Baptis. (4) Independen, di mana pemerintahan tertinggi berada di tangan seorang hamba Tuhan saja, misalnya: gereja-gereja pentakosta dan kharismatis. Apapun bentuk pemerintahannya, yang menjadi Kepala Gereja tetaplah Tuhan Yesus Kristus sendiri.

PA – 71.    Dalam Gereja Protestan dikenal adanya 2 (dua) sakramen saja. Sementara di Gereja Roma Katolik ada 7 (tujuh) sakramen, yaitu: (1) Sakramen Baptisan, (2) Sakramen Penguatan, (3) Sakramen Ekaristi, (4) Sakramen Pengakuan Dosa, (5) Sakramen Perminyakan, (6) Sakramen Imamat, dan Sakramen Perkawinan. Kedua sakramen dalam Gereja Protestan adalah Baptisan Air dan Perjamuan Kudus. Sakramen Baptisan Air merupakan tanda nyata yang dapat dilihat, dialami, dirasakan, dan sebagai meterai yang mensahkan tentang: pertobatan, pengampunan dosa, persekutuan dengan Kristus, proklamasi sebagai orang yang telah diselamatkan, dan proklamasi sebagai orang yang telah menjalani hidup baru. Sedangkan Sakramen Perjamuan Kudus adalah makan roti yang melambangkan tubuh Tuhan Yesus Kristus dan minum anggur yang melambangkan darah Tuhan Yesus Kristus. Empat berkat dalam Perjamuan Kudus adalah: (1) hidup kekal bersama Tuhan Yesus Kristus, (2)   kekuatan apabila kita merasa lemah, supaya kita menjadi kuat, (3) pengampunan dosa dan kesembuhan dari sakit penyakit, (4) jaminan pengabulan doa sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.-

PA – 72.    Dalam menjalankan fungsinya Gereja membutuhkan dana yang berasal dari persembahan orang percaya, yaitu persepuluhan dan persembahan syukur. Ada orang yang memberikan persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang salah, seperti:  “memancing” berkat Tuhan, sungkan  kepada hamba Tuhan, ikut-ikutan orang lain, terpaksa. dan sebagainya. Motivasi terbaik dalam memberikan persembahan bagi Tuhan adalah: (1) sebagai ucapan syukur kepada Allah (2 Kor. 9:12), (2) untuk kemuliaan nama Tuhan (2 Kor. 9:12), (3) sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Tuhan (Roma 12:1), dan (4) menciptakan keseimbangan dalam masyarakat (2 Kor. 8:13-14). Jadi kita memberi bukan untuk memperoleh keselamatan, melainkan karena kita sudah diselamatkan. Hukum yang berlaku dalam persembahan ini adalah hukum tabur tuai: orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga (2 Kor. 9:6).-

PA – 73.    Doa adalah nafas kehidupan orang percaya. Doa merupakan komunikasi dua arah antara kita dengan Allah. Dalam Matius 6:9-13 Tuhan Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami (The Lord’s Prayer) yang menjadi pedoman doa yang berkenan kepada Allah. Doa kita akan terkendala apabila: ada dosa yang belum dibereskan dengan Tuhan (Yes. 59:1-2), atau ada pemuasan hawa nafsu dalam permohonan doa itu (Yak. 4:3), atau ada kebimbangan atau mendua hati. Ada tiga jenis jawaban Tuhan terhadap doa kita: (1) Ya (sesuai dengan permohonan yang dipanjatkan dalam doa – Luk. 5:17-26), (2) Tidak (tidak sesuai dengan permohonan yang dipanjatkan – 2 Kor. 12:7-10), atau (3) Tunggu (menunggu waktu yang tepat, sebab segala sesuatu indah pada waktunya – Pengkh. 3:11). Roh Kudus adalah penolong utama kita dalam doa (Roma 8:26).-

PA – 74.    Mukjizat adalah peristiwa supranatural yang hanya bisa dilakukan oleh Allah. Dalam Alkitab terdapat banyak peristiwa mukjizat, antara lain: tongkat Musa berubah menjadi ular (Kel. 4:1-5), umat Israel berjalan melintasi Laut Teberau (Kel. 14), pemberian manna di padang gurun (Kel.16), mukjizat minyak dan tepung (1 Raja 17), air diubah menjadi anggur (Yoh. 2), lima roti dan dua ikan dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 5000 orang (Yoh. 6), gelombang dan angin ribut menjadi tenang (Mat. 8:23-27), orang sakit disembuhkan (Kisah 3:1-10), dan sebagainya. Mukjizat tetap berlangsung hingga zaman kini, sebab kuasa Tuhan Yesus Kristus tidak berubah (Ibr. 13:8). Mukjizat dan tanda-tanda merupakan peneguhan atas berita atau Kabar Baik yang disampaikan oleh setiap orang percaya (Mrk. 16:17-20). Syarat terjadinya mukjizat Allah adalah iman atau percaya (Mat. 13:58).

PA – 75.    Kesembuhan ilahi adalah suatu peristiwa di mana kuasa Allah dinyatakan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang mampu menyembuhkan seseorang dari sakit. Ada beberapa penyebab mereka seseorang sakit, antara lain: karena gejala alam atau pengembangan imunitas, ketidak-taatan (Kel. 15:26), penyembahan berhala (2 Taw. 21:11,14), pekerjaan Iblis (Ayub 2:7), keserakahan (2 Raja 5:20-27), pemberontakan (Bil. 12:1,10), lanjut usia (Maz. 90:10), kebencian dan kepahitan (Ul. 7:15), kebimbangan (Kisah 20:1-12), beban pelayanan (Dan. 8:27), pembawaan lahir (1 Tim. 5:23), atau bagi kemuliaan Tuhan (Yoh. 9:1-3). Dari contoh-contoh dalam Alkitab, kesembuhan ilahi bisa terjadi secara sekaligus atau bertahap.-

PA – 76.    Mulai nomor ini akan dibahas tokoh-tokoh Alkitab secara singkat. ADAM – (1) Adam bekerja keras di dalam Taman Eden, walaupun Allah telah menyediakan segala sesuatu baginya. (2) Adam mau menerima Hawa yang diberikan Tuhan kepadanya sebagai penolong. (3) Adam tidak melindungi isterinya dari godaan Iblis, bahkan ia sendiri jatuh ke dalam dosa yang sama. (4) Adam mencoba menyelesaikan dosanya dengan caranya sendiri, yaitu menyemat daun pohon ara, dan mencoba bersembunyi dari hadapan Allah. (5) Adam tidak bersikap sportif. Ia menyalahkan orang lain (Hawa) ketika ia ditegur oleh Allah atas dosa yang dilakukannya.-

PA – 77.    KAIN. Beberapa penyebab persembahannya tidak diterima Tuhan. (1) Kain mempersembahkan hasil tanah (yang sudah terkutuk) kepada Tuhan. Seharusnya ia menukarkan dengan hewan kepada Habel. (2) Ia dengki terhadap adiknya. Kedengkian dan iri hati mendatangkan murka Allah Tbdk. Raja Saul yang iri hati dan dengki kepada Daud). (3) Kain tidak melawan kuasa dosa yang sudah mengintip di depan pintu, padahal Tuhan memberinya kuasa atau kemamopuan untuk melawannya. Keturunan Kain disebut “anak-anak manusia” (Kej. 6:2).

PA – 78.    HABEL. Ia memberikan persembahan yang terbaik, yaitu dengan pencurahan darah binatang, sebagai tanda iman kepada karya penebusan Yesus Kristus. Sebagai orang benar, darah Habel ‘berteriak’ kepada Allah ketika ia dibunuh oleh Kain, kakaknya. Habel adalah martyr pertama: rela menderita bahkan mati karena kebenaran.

PA – 79.     HENOKH. Ia adalah keturunan ketujuh dariu Adam melalui Set. Henokh hidup bergaul dengan Allah seumur hidupnya. Kata Ibrani “halakh” artinya “berjalan bersama dengan” atau “bergaul dengan”. Kata bergaul dengan Allah berarti memiliki hubungan yang akrab, erat, intim, dengan Allah. Tidaklah heran jika kemudian Allah memberitahukan banyak rahasia-Nya kepada Henokh. Rahasia Allah diwahyukan atau dinyatakan hanya kepada mereka yang mau hidup intim dengan Allah … setiap waktu. Pada akhir hidupnya Henokh diangkat oleh Allah hidup-hidup tanpa melalui kematian secara jasmani.-

PA – 80.    NUH. Ia adalah orang yang hidup benar di tengah- tengah orang yang hiduonya rusak di hadapan Tuhan. Ia menaati perintah Tuhan untuk membuat bahtera. Ia telah memberitakan kebenaran dengan mengatakan bahwa Tuhan akan menghukum dunia dengan Air Bah, tetapi tak seorang pun yang mau bertobat. Hanya Nuh dan keluarganya, semua berjumlah 8 orang yang selamat di dalam bahtera. Peristiwa Air Bah adalah fakta sejarah, bukan sekedar dongeng belaka. Air Bah meliputi seluruh muka bumi, bukan hanya lokal. Sesudah Air Bah, Tuhan menempatkan pelangi di awan-awan sebagai tanda bahwa Ia tidak akan menghukum bumi lagi dengan Air Bah. Itulah pelangi kasih Tuhan.-

PA – 81. ABRAHAM. Ia disebut Bapa Orang Beriman. (1) Ia mau menaati perintah Tuhan untuk meninggalkan negerinya dan sanak keluarganya pergi ke negeri yang belum diketahuinya. (2) Ia pun menaati perintah Tuhan untuk mempersembahkan anak perjanjian yaitu Ishak. (3) Ia mengasihi Lot dan membelanya sekalipun Lot telah “menyakiti” hatinya. (4) Ia diberkati oleh Melchizedek, Raja Damai, dan taat mengembalikan persepuluhan kepadanya. (5) Ia berdoa syafaat dan “menawar” rencana Tuhan saat Tuhan hendak membinasakan Sodom dan Gomora.-

PA – 82.    LOT. Lot adalah keponakan Abraham (1) Ia egois dan memilih bagi dirinya sendiri lebih dulu tanah bagi ternaknya. (2) Ia keliru memilih Lembah Yarden, karena hanya mengandalkan pandangan matanya, bukan imannya. (3) Ia tidak melibatkan isterinya dalam hal-hal penting. (4) Ia nyaris mengorbankan kedua puterinya. (5) Ia tidak menggandeng isterinya ketika lari dari Sodom. (6) Ia diperdaya kedua pouterinya dalam perzinahan. (7) Cucu-cucunya yang sekaligus anak-anaknya adalah musuh unat Tuhan, yaitu Moab dan Amon. Kesimpulan: Jangan teladani kehidupan Lot.-

PA – 83.    ISMAEL. Ia adalah putra Abraham dari Hagar. Ketika dalam kandungan, ibunya lari karena tidak tahan ditekan Sarai, isteri Abraham. Namun Tuhan menyampaikan pesan kepada ibunya bahwa putranya kelak akan menjadi pemimpin dan bangsa yang besar. Sekalioun Ismael dinubuatkan akan banyak hidup dalam peperangan dan kekerasan, tetapi ia tetap disertai Tuhan. Akhirnya Ismael menurunkan 12 orang raja di daerah jazirah Arab.

PA – 84.    ISHAK. Ia adalah anak perjanjian Abraham. (1) Ishak memperoleh isteri karena tuntunan Tuhan sendiri melalui Eliezer, hamba ayahnya. (2) Berdoa untuk Ribka isterinya karena mandul, dan Tuhan menjawab doanya dengan memberinya anak kembar: Esau dan Yakub. (3) Setia dan harmonis dengan isterinya dengan prinsip monogami. (4) Menaati pimpinan Tuhan  untuk tinggal di Gerar. (5) Mau bekerja keras menabur hingga menuai seratus kali lipat karena diberkati Tuhan. (6) Mau mengalah saat sumur-sumur diklaim pihak lain.

PA – 85.    ESAU. (1) Semula ia adalah anak sulung Ishak. Tetapi ia tidak menghargai hak kesulungan itu dan menukarkannya hanya dengan semangkok sup merah yang diberikan Yakub, adiknya. Esau selanjutnya menjadi ‘hamba’ dari adiknya. Hak kesulungan sangat penting karena di dalamnya ada janji berkat Tuhan yang luar biasa. (2) Esau pun tidak memperoleh berkat khusus dari ayahnya, sebab Yakub telah merebutnya dengan memperdaya ayahnya. (3) Esau mengambil isteri bukan dengan cara Tuhan, melainkan dengan caranya sendiri sehingga mendukacitakan hati orang tuanya. (4) Esau menurunkan bangsa Edom yang selalu memusuhi umat Tuhan. Wilayah Edom sekarang adalah Jordania. Kesimpulan: jangan meniru tindakan Esau yang melecehkan segala berkat Tuhan dalam hidupnya.

PA – 86.    YAKUB. Ia adalah anak Ishak, adik Esau. (1) Ia memperdaya kakaknya sehingga ia bisa memperoleh hak kesulungan. (2) Ia memperdaya ayahnya sehingga memperoleh berkat yang luar biasa. (3) Ia memperoleh mimpi yang luar biasa di Betel di mana Tuhan berjanji menyertainya. (4) Ia ditipu oleh pamannya soal isteri dan ternak. (5) Ia memiliki 4 orang isteri dan 13 orang anak. (6) Ia nyaris dibunuh Esau yang telah diperdayanya. (7) Ia bergumul dengan Allah di tepi sungai Yabok (Pniel) da dipukul oleh Allah hingga pincang. (8) Namanya diganti oleh Allah dari Yakub (tumit, penipu) menjadi Israel (pahlawan Allah). Pelajaran penting: hati-hati dengan hukum Tabur Tuai.

PA – 87. RUBEN. Ia adalah anak sulung Yakub, tetapi kemudian ia melakukan kesalahan besar. Ia tidak menjaga kekudusan hidupnya. Ia meniduri salah satu istri ayahnya, sehingga Ruben tidak lagi menjadi yang terutama. Kesimpulan: Jangan merusak rencana Allah yang indah dengan melakukan dosa.

PA – 88. SIMEON dan LEWI. Keduanya adalah saudara kandung yang suka melakukan kekerasan. Setiap menghadapi masalah selalu diselesaikan dengan kekerasan. Namun kemudian Lewi bertobat: dari orang yang sangat egois menjadi orang yang menaati perintah Tuhan. Akhirnya keturunan Lewi dipakai menjadi imam dan pelayan-pelayan di Bait Allah. Kesimpulan: hidup yang jahat bisa berubah menjadi baik dan berguna bagi kemuliaan nama Tuhan.

PA – 89. YEHUDA. Posisi Yehuda menggantikan posisi Ruben. Ia berani tampil ke depan, berani mendaki bukit yang tinggi, berani menghadapi pelbagai tantangan. Yehuda bagaikan singa yang tidak pernah berkompromi demi kebenaran. Ia pernah salah mengambil isteri tetapi kemudian dipulihkan melalui Tamar. Ia suka memuji Tuhan dan dalam setiap pertempuran selalu menjadi pemimpin di depan. Dari jalur silsilah Yehudalah Yesus Kristus dilahirkan. Kesimpulan: Allah memberi kita kemampuan untuk menjadi lebih dari pemenang. Dengan mengandalkan Tuhan, segala tantangan mampu dihadapi.-

PA – 90. ZEBULON. Ia adalah anak Yakub yang digambarkan seperti pelabuhan, tempat pangkalan kapal. Artinya, Zebulon mempunyai karunia sebagai konselor, memberikan nasihat, penghiburan, dan keteduhan hati bagi insan yang mengalami hantaman angin dan ombak dalam kehidupan. Seorang konselor ia dapat mengarahkan dirinya sendiri dan orang lain kepada “mercu suar” Terang Kristus, yaitu prinsip-prinsip Firman Allah.-

PA – 91. ISAKHAR. Ia adalah anak Yakub yang sangat kuat fisiknya. Hal-hal yang berkaitan dengan angkat angkut barang, Isakharlah orangnya. Orang-orang dengan kekuatan fisik semacam ini dibutuhkan hingga sekarang. Orang yang kuat fisik juga bisa kuat otak. Jangan membawa orang pada dilema: pilih otot atau otak. Tuhan bisa memakai orang-orang seperti Isakhar juga. Hargai mereka seperti Tuhan menghargai mereka. Otot dan otak dua-duanya dibutuhkan.-

PA – 92. DAN adalah anak Yakub. Ia memiliki sifat sebagai hakim. Ada sisi positif dan negatif sebagai hakim. Sisi positif: menentukan mana yang benar dan salah sesuai hukum Tuhan dan memutuskan dengan seadil-adilnya. Sisi negatif: menghakimi orang lain guna mencari-cari kesalahan, dan menerima suap sehingga menjual-belikan keputusan. HAKIM menjadi singkatan dari Hubungi Aku Kalau Ingin Menang. Lagu favoritnya “Maju Tak Gentar Membela Yang Bayar”. Kita dilarang menghakimi orang lain, sebab yang paling berhak menghakimi adalah Tuhan sendiri. Penghakiman-Nya pasti benar sebab Ia Mahatahu dan Mahaadil. Kita juga dilarang bertindak tidak adil.-

PA – 93. GAD adalah anak Yakub. Alkitab menyatakan bahwa “ia akan diserang oleh gerombolan, tetapi ia akan menyerang tumit mereka.” Artinya, Gad suka membalas dendam. Ia tidak mudah mengampuni. Ia menggunakan prinsip “mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Bahkan ia langsung menyerang “tumit” yaitu kelemahan lawan yang terbesar. Kita tidak boleh berperilaku seperti Gad. Tuhan Yesus mengajarkan agar kita mau mengampuni. Mengapa? Karena kita sudah diampuni, dan agar nantinya kita akan diampuni oleh Bapa di sorga.-

PA – 94. ASYER adalah anak Yakub yang selalu dekat dengan berkat (makanan). Alkitab menyatakan bahwa makanannya akan limpah mewah dan ia akan memberikan santapan raja- raja. Tidak salah umat Tuhan diberkati Tuhan. Tetapi tidak boleh hanya berhenti pada mengucap syukur dan menikmati berkat itu, melainkan juga harus dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan. Kita diberkati untuk menjadi berkat.-

PA – 95. NAFTALI adalah anak Yakub yang dikatakan Alkitab seperti rusa betina yang terlepas; ia akan melahirkan anak-anak indah. Ini adalah gambaran orang yang menyukai kebebasan, namun kebebasan yang menghasilkan sesuatu yang baik, kebebasan yang produktif, kebebasan yang konstruktif, dan menjadi berkat bagi banyak orang. Ini adalah gambaran tentang kebebasan berkreasi. Yakub tidak pernah membatasi Naftali untuk berkreasi. Anak-anak harus didukung dalam berkreasi sesuai dengan potensi yang Tuhan berikan, jangan malah diihambat atau dibelenggu. Kreativitas yang didukung dengan baik menjadikan mereka orangIorang yang produktif.-

PA – 96. YUSUF adalah anak Yakub yang paling dikasihi ayahnya. Ia memiliki mimpi (visi) dari Allah sendiri, dan oleh karena pertolongan Tuhan, visi itu akhirnya menjadi kenyataan. Saudara-saudaranya mereka-rekakan yang jahat padanya, tetapi Allah mengubahnya menjadi kebaikan bagi Yusuf. Yusuf tidak membalas kejahatan saudara-saudaranya. Ia juga tidak jatuh dalam dosa seks dengan isteri Potifar yang terus menggodanya. Kesimpulan: rencana Allah terwujud dalam diri kita jika kita hidup dengan cara Tuhan, bukan dengan cara kita sendiri.-

PA – 97. BENYAMIN adalah anak bungsu Yakub. Ia  seperti serigala yang menerkam. Artinya ketika menemukan sesuatu yang baik langsung dilakukan. Tidak menunda-nunda lagi. Penundaan bisa berakibat timbulnya penyesalan. Selagi hari masih siang kita harus segera melakukan hal-hal yang baik. Akan datang malam di mana semuanya sudah terlambat. Inilah saatnya: saat untuk memberi, saat untuk mengampuni, saat untuk bersaksi, saat untuk melayani.-

PA – 98. MUSA. (1) Ia adalah seorang yang lebih suka menderita bersama bangsanya daripada menikmati kenikmatan dosa di istana Firaun. Pada mulanya Ia ingin melepaskan bangsanya dari penderitaan akibat perbudakan, namun dengan menggunakan caranya sendiri, bukan cara Tuhan sehingga ia nyaris dibunuh Firaun. Ia rela dibentuk oleh Tuhan di “sekolah padang belantara” selama 40 tahun sehingga berubah dari orang yang keras menjadi orang yang lemah lembut.

PA – 99. MUSA. (2) Musa setia sebagai hamba Tuhan dengan tugas panggilannya sekalipun menghadapi tantangan yang tidak mudah. TUHAN menyertainya sehingga ia mampu melakukan banyak mujizat. Ia juga membutuhkan orang lain seperti Yosua, Harun dan Hur untuk melayani bersama-sama. Menghadapi pelbagai tuduhan berupa pemberontakan, Musa menyerahkan dirinya kepada poembelaan TUHAN. Di akhir pelayanannya ia melakukan ‘sedikit’ kesalahan sehingga tidak dapat memasuki Negeri Kanaan, Negeri Perjanjian.-

PA – 100. HARUN. Ia adalah kakak Musa. Ia dipilih TUHAN menjadi Imam Besar yang dalam setiap ibadah mewakili umat TUHAN memohonkan syafaat kepada-Nya. Ia dibela oleh Tuhan saat  kepemimpinannya digugat oleh beberapa orang. Sayangnya dalam beberapa keputusan ia kurang tegas sehingga menimbulkan beberapa masalah serius.-

2 respons untuk ‘REKAT (001-100)

  1. You made quite a few excellent ideas within ur posting, “REKAT (001-100)
    | MORELORD” Window Treatments . I will become returning to ur web page before long.
    Thanks ,James

Tinggalkan komentar