DAMPAK KEHADIRAN TUHAN

Kehadiran Tuhan di tengah-tengah kehidupan umat-Nya menimbulkan dampak yang luar biasa. Dalam Perjanjian Lama, kehadiran Tuhan berdampak dalam kehidupan setiap individu dan seluruh umat Tuhan. Dalam Perjanjian Baru, kehadiran Yesus Kristus mendatangkan berkat dan pertolongan bagi orang-orang yang membutuhkan; kehadiran Roh Kudus melalui pelayanan para rasul yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul juga menimbulkan dampak yang luar biasa. Melalui tulisan ini kita akan melihat lebih rinci tentang dampak kehadiran Tuhan ini, agar kita juga boleh mengalaminya.

1.    Kejelasan Pimpinan Tuhan              Saat TUHAN – Allah Abraham, Ishak dan Yakub – membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan membawa-Nya ke Tanah Perjanjian, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Kehadiran-Nya nampak dalam Tiang Awan dan Tiang Api. Tiang Awan memberikan perlindungan dari panas terik matahari di siang hari, dan Tiang Api memberikan penerangan dan kehangatan di malam hari (Kel. 13:21-22; 14:24; Bil. 14:14; Neh. 9:12, 19). Namun lebih dari itu, kehadiran Tuhan juga menentukan kapan mereka berangkat dan kapan mereka berhenti (Kel. 40:37; Bil. 9:18, 19). Mereka tidak dapat berangkat atau tinggal di suatu tempat menurut kemauan mereka sendiri. Jika mereka melanggar pimpinan Tuhan ini, mereka bisa mengalami bencana. Mengapa? Karena Tuhan tahu perlintasan bangsa-bangsa di padang belantara; Ia juga tahu kapan datangnya badai padang gurun. Pimpinan Tuhan ini memberikan manfaat besar bagi mereka. Setiap pagi kita bisa meminta Tuhan hadir dalam kehidupan kita, dalam keluarga, dalam pekerjaaan, studi dan pelayanan kita, agar kita memiliki kejelasan pimpinan-Nya. Kita tidak akan tersesat atau keliru dalam mengambil keputusan. Kehadiran Allah melalui Roh Kudus-Nya yang berdiam di dalam kita, adalah Roh Kebenaran, yang akan memimpin kita kepada seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). 2.    Pemeliharaan yang Ajaib Kehadiran Tuhan membuat umat-Nya terpelihara dengan baik. Sebagai manusia yang normal, kita memiliki kebutuhan-kebutuhan. Abraham Maslow menyatakan bahwa setidaknya ada lima jenis kebutuhan yang disusun dalam hirarki sebagai berikut: (a) kebutuhan fisiologis, seperti: sandang, pangan dan tempat tinggal; (b) kebutuhan sosial; (c) kebutuhan rasa aman (termasuk kasih sayang dan kepemilikan), (d) kebutuhan akan pengakuan atau penghargaan (esteem), dan (e) kebutuhan untuk mengembangkan atau mengaktualisasi diri. Alkitab menyatakan bahwa segala kebutuhan kita itu akan dicukupi oleh Tuhan (Flp. 4:19). Segala sesuatu yang kita butuhkan ada di dalam Yesus Kristus (Kol. 1:15-17). Jika Anak-Nya yang Tunggal, yaitu Yesus Kristus telah dianugerahkan kepada kita, maka tentu Bapa pun akan memelihara kita dengan mencukupi kebutuhan kita (Roma 8:32). Banyak kisah dalam Alkitab yang menyatakan bahwa ketika Tuhan hadir, umat-Nya terpelihara dengan baik. Bukti yang sangat jelas adalah mukjizat air yang diubah oleh Yesus Kristus menjadi anggur ketika Ia hadir dalam perjamuan kawin di Kana (Yoh. 2:1-11), atau mukjizat lim aroti dan dua ikan yang mampu memenuhi kebutuhan lebih dari lima ribu orang, bahkan bersisa dua belas keranjang (Yoh. 6:1-15).   3.    Perlindungan yang Aman Siapa yang menduga bahwa kehebatan murid-murid Yesus sebagai mantan nelayan di Danau Galilea – di antaranya Simon Petrus, Yohanes dan Yakobus – sama sekali tidak berarti dibandingkan kehebatan angin dan badai yang menerpa perahu mereka. Mereka mulai panik saat air memasuki perahu mereka sehingga nyaris tenggelam. Untunglah Yesus Kristus ada bersama mereka. Saat itu Ia sedang tidur. Mengapa? Karena Yesus Kristus tidak diberi tempat untuk mengemudikan perahu mereka. Mereka merasa diri mereka lebih mahir. Barulah ketika mereka berada dalam keadaan kritis, mereka membutuhkan-Nya. Mereka membangunkan Yesus dan meminta Dia menolong mereka. Dengan firman-Nya Yesus Kristus berkata, “Diam, tenanglah!” … Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. (Mrk. 4:39). Dari pengalaman para murid ini kita belajar banyak hal, di antaranya adalah jangan biarkan Yesus berdiam diri atau tidur dalam kehidupan kita. Menghendaki Tuhan hadir dalam hidup ini sangat penting. Tetapi mempersilakan Tuhan bekerja sepenuhnya, mengambil alih kemudi hidup kita, itu lebih penting. Sia-sialah meminta Tuhan hadir, jika kemudian Ia tidak diberi kesempatan sama sekali untuk bekerja. Juangan menunggu hingga nyaris tenggelam. Lebih baik seawal mungkin meminta Tuhan memimpin hidup kita. Kehadiran dan tindakan-Nya memberikan perlindungan yang amat bagi jiwa kita!   4.    Kemenangan dalam Pergumulan Kehadiran Tuhan juga memberikan kemenangan dalam peperangan. Salah satu bentuk kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya dalam Perjanjian Lama, adalah Tabut Perjanjian. Setiap kali mereka berperang, Tabut Perjanjian harus dipikul oleh para imam ke medan peperangan. Saat peperangan berlangsung, Tuhanlah yang berperang bagi umat-Nya dan mereka akan mengalami kemenangan (Kel. 14:14). Misalnya: ketika mereka maju untuk meruntuhkan tembok Yerikho, mereka mengelilinginya terlebih dahulu sesuai petunjuk Tuhan, sehari sekali. Kemudian pada hari yang ketujuh, mereka harus mengelilinginya tujuh kali kemudian bersorak dengan suara nyaring sambil meniup sangkakala. Maka tembok Yerikho pun runtuh. Di mana posisi Tabut Perjanjian? Di tempat yang terutama yang didahului oleh tujuh orang imam pembawa tujuh sangkakala! (Yos. 6:6). Artinya, Tuhan ditinggikan dalam puji-pujian umat-Nya. Ia hadir bersemayam di tengah pujian umat-Nya, yang menghasilkan kemenangan besar (Maz. 22:4). Di saat kita mengalami pergumulan yang berat, jangan putus asa. Tetaplah bersyukur dan memuji Tuhan. Ia akan memberikan kepada kita jalan keluar, sehingga kita mampu menghadapi pergumulan itu dan memperoleh kemenangan!   5.    Pembentukan Karakter Selain mendatangkan kemenangan, hadirat Tuhan juga mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi baru. Terjadi perubahan karakter secara luar biasa – dari yang buruk menjadi yang baik – dan pemulihan pun terjadi. Ada tiga contoh yang dapat kita pelajari bersama. Pertama, Yesaya. Ketika Nabi Yesaya memperoleh penglihatan tentang TUHAN yang duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, maka ia langsung menyadari adanya dua fakta penting: keberadaan Tuhan yang penuh kemuliaan, keagungan dan kekudusan, serta keberadaan diri sendiri yang penuh keberdosaan dan ketidaklayakan (Yes. 6:1-7). Kedua hal tersebut segera membawanya kepada perubahan drastis dalam hidupnya. Jika sebelumnya Yesaya mengatakan ucapan-ucapan penuh hukuman terhadap orang-orang lain (Yes. 5:8, 11, 18, 20-22), kini ia menyadari bahwa dirinya sendiri juga tidak luput dari murka Tuhan jika ia tidak bertobat. Manusia memang lebih mudah menunjuk kesalahan orang lain dan menghakimi orang lain dari pada menunjuk kesalahan diri sendiri. Kedua, perempuan Samaria. Ia adalah seorang perempuan yang memiliki kehidupan asusila. Ia telah mempunyai lima orang suami dan tinggal dengan laki-laki lain yang bukan suaminya. Suatu kehidupan yang rusak total, bukan? Namun ketika Yesus Kristus hadir menemuinya, dan berbicara tentang penyembah yang benar, yaitu penyembah yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, maka ia berubah. Karakter buruknya diperbaharui: dari orang yang egois hanya untuk memuaskan dirinya sendiri, menjadi orang yang peduli kepada orang lain. Tadinya ia keluar di sing hari yang sepi karena takut dna malu berjumpa banyak orang, kini ia justru pergi ke kota dan menceritakan perjumpaannya dengan Yesus Kristus (Yoh. 4:28-30). Ketiga, Zakheus. Ia juga adalah seorang yang sangat egois. Kerjanya hanya memperkaya diri sendiri … dengan segala cara. Ia berprofesi sebagai pemungut cukai yang memperoleh penghasilan dengan mengkhianati bangsanya sendiri dan berpihak pada bangsa penjajah. Namun ketika Tuhan Yesus hadir di rumahnya, ia berubah total! Ia mau membagikan setengah hartanya bagi orang-orang miskin, dan mengembalikan apa yang dirampasnya drai orang lain empat kali lipat (Luk. 19:1-10). Luar biasa, bukan? Jika kita merindukan perubahan karakter diri kita atau perubahan karakter orang lain, mari kita meminta Tuhan hadir dalam kehidupan kita. Untuk perubahan yang radikal itu dibutuhkan adanya keberanian untuk berkorban. Mau meninggalkan karakter atau kehidupan lama, dan mengenakan karakter atau kehidupan baru di dalam Yesus Kristus (2 Kor. 5:17).   6.    Komitmen Pelayanan Di samping mengubah karakter, kehadiran Tuhan juga menghasilkan timbulnya komitmen diri untuk melayani Tuhan dan sesama. Sesudah mengalami pemulihan dari Tuhan, Nabi Yesaya menyatakan suatu komitmen dalam menanggapi panggilan Tuhan, “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” dengan berkata, “Ini aku, utuslah aku!” (Yes. 6:8). Demikian pula ketika Tuhan hadir di tepi danau Tiberias. Sesudah Tuhan Yesus meminjam perahu Simon Petrus sebagai sarana untuk mengajar banyak orang, Ia menyuruhnya kembali menangkap ikan. Banyak ikan berhasil ditangkap! Kehadiran-Nya mendatangkan berkat yang berlimpah. Namun kemudian berlanjut dengan mengajak Simon Petrus dan kawan-kawannya untuk mengikut Dia. Ia akan menjadikan mereka penjala manusia! Tanggapan mereka sungguh luar biasa. Kehadiran Tuhan yang mendatangkan berkat besar mendorong mereka untuk meninggalkan segala sesuatunya dan mau mengikut Tuhan Yesus Kristus. Jangan hanya menikmati kehadiran Tuhan bagi diri kita sendiri. Setelah kita mengalami kuasa kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita, mari kita menanggapi panggilan-Nya dengan berani mengorbankan waktu, pikiran, dana, tenaga, bahkan seluruh kehidupan kita untuk melayani Tuhan dan sesama, agar banyak orang juga mengalami berkat kehadiran-Nya. Jika bukan sekarang waktunya untuk melayani Dia, kapan lagi?

—– 00000 —–

 

Satu respons untuk “DAMPAK KEHADIRAN TUHAN

  1. Pemikiran yang sangat menyentuh. Renungan yang sangat luar biasa. Penjelasan yang sangat real dan aktual. Terimakasih atas bahan renungan diatas. Saya merasakan makna kehadiranNya, agar jangan seperti Dia yang tertidur diperahu kehidupan kita. Benar, serahkan Dia yang mengendalikan dan nahkoda dalam tuntunanNya, agar kehidupan memiliki dampak dan berpengaruh, ada bedanya. Terimakasih.

Tinggalkan komentar