CERDIK 71-80

71. KERAS KEPALA

stubborn-favim-com-2528804            Hanya ada dua kemungkinan yang terjadi ketika kita menasihati seseorang. Kemungkinan pertama adalah bahwa orang itu menerima nasihat kita dan berterima kasih, sebab nasihat yang diterimanya mampu melepaskannya dari akibat fatal yang nyaris terjadi dalam hidupnya karena keputusannya yang salah. Kemungkinan kedua, orang itu akan tetap pada pendiriannya sendiri yang salah dan menolak mentah-mentah nasihat kita. Ia keras kepala dan akibatnya ia menderita.

Seseorang disebut keras kepala apabila ia tidak mau menerima nasihat orang lain yang bisa mencegahnya dari kesalahan yang fatal. Mengapa seseorang bisa bersifat keras kepala? Pertama, karena ia merasa prinsip yang dipegangnya benar. Mungkin dalam beberapa peristiwa prinsip yang dipegangnya selama ini mampu menolongnya mengatasi pelbagai masalah. Ia lupa bahwa sebuah prinsip belum tentu bisa berlaku umum bagi segala situasi dan kondisi. Ketika seseorang mencoba menyadarkannya bahwa prinsip itu bisa mencelakakan dirinya, maka ia akan menolak peringatan itu dan tetap bersikukuh dengan prinsip tersebut.

Kedua, ia merendahkan orang lain yang memberinya nasihat. Orang yang keras kepala bisanya disertai dengan sifat sombong. Ia menganggap orang lain jauh berada di bawah kemampuannya. Menerima nasihat orang lain berarti merendahkan dirinya sendiri. Ia berpegang kepada harga diri atau jaga gengsi. Ia lupa bahwa ada orang-orang di sekitarnya yang bisa saja memiliki kemampuan lebih baik dari padanya. Tetapi karena ia keras kepala, nasihat dari orang-orang itu ditolaknya.

Ketiga, ia tidak melihat besarnya bahaya yang akan dihadapi akibat kesalahannya. Ia terlalu optimis tanpa memperhitungkang resikonya. Memiliki sikap optimis merupakan suatu hal yang baik. Namun jika optimisme itu dibangun di atas dasar yang tidak kuat, hanya karena ia keras kepala, maka hal itu sangat berbahaya. Ia akan kurang memperhitungkan matang-matang. Akibatnya? Ia akan sangat menderita kerugian. Kita harus belajar memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat. Ada orang yang terlaku berani mendekati bahaya dengan melakukan bisnis yang sangat beresiko. Tanpa perhitungan yang cermat ia langsung menginvestasikan uangnya di sana. Mungkin pada bulan-bulan pertama ia memperoleh keuntungan, namun kemudian ia tertipu dan dana investasi itu raib entah ke mana. Perhitungkan setiap kemungkinan, agar kita bisa melangkah dengan lebih hati-hati.

Keempat, ia kurang pengalaman. Orang yang kurang pengalaman dan tidak mau belajar dari orang lain biasanya keras kepala. Wawasannya dangkal karena ia tidak mau mencari pelbagai informasi, baik lewat buku maupun media lainnya. Ini sama halnya dengan kisah di mana ada tentara Jepang yang bersembunyi di hutan di salah satu pulau di Indonesia saat Perang Dunia II. Ketika ia ditemukan, ia berpikir bahwa perang masih berlangsung, padahal sudah sejak lama tentara Jepang hengkang dari Indonesia. Ia tetap tidak percaya dan memegang senjatanya erat-erat. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyadarkannya dari kekeliruannya itu. Mari kita terus belajar dan membuka wawasan kita sehingga semakin hari semakin luas.

 

72. MUSIBAH

552e56380423bd22428b4567            Datangnya musibah atau bencana tentu sama sekali tidak diharapkan terjadi dalam kehidupan kita. Tetapi bagaimana kalau itu terjadi pada orang lain? Seorang rekan berkisah begini. Suatu kali orang-orang sekampungnya keluar dari rumah mereka dalam keadaan panik. Ada api yang mulai berkobar dari salah satu rumah warga yang nampak semakin membesar. Rekan ini kemudian berdoa dalam hatinya, agar Tuhan tidak mengijinkan api itu menjalar ke rumahnya, sebab rumah itu adalah satu-satunya harta yang ia miliki. Hasilnya? Luar biasa! Api itu tidak menjalar ke rumahnya, melainkan ke sisi yang lain. Sebelum api berhasil dipadamkan, ada dua rumah yang terbakar. Ia pun bersyukur karena Tuhan melindunginya. Tetapi saya melihat ada yang tidak beres dalam hal ini. Ia memang patut bersyukur karena rumahnya terbebas dari musibah kebakaran, tetapi bagaimana dengan dua rumah tetangganya yang dilalap api? Bukankah seharusnya ia berharap agar tidak ada satu rumah pun yang terbakar?

Itulah yang sering kali terjadi. Kita bersyukur karena musibah tidak menimpa kita, tetapi kita seakan tidak peduli – bahkan bersyukur – jika ada orang lain yang mengalami musibah.

Di sisi lain, kita sering kali terlalu mudah mengatakan itu musibah padahal sebenarnya adalah akibat kelalaian kita. Musibah dengan akibat kelalaian sangatlah berbeda. Musibah adalah bencana yang terjadi dalam hidup kita sekalipun kita telah menata hidup dalam alam di sekitar kita dengan benar. Kita memang harus menerima dengan kebesaran hati dan penuh kesabaran saat musibah datang menimpa kita. Tetapi yang sering terjadi justru adalah sebaliknya. Bencana datang karena kita lalai. Anak-anak mengalami kecelakaan sata bersepeda motor karena ia lalai menggunakan helm, atau belum memiliki SIM. Ada orang yang mengalami sakit karena ia kurang menjaga makanan yang dikonsumsinya. Ada orang yang mengalami kerugian karena ia tidak menghitung baik-baik bisnisnya, atau karena ia terlalu percaya kepada orang lain yang kemudian membawa lari uangnya. Seorang gadis hamil di luar nikah karena ia tidak menjaga kehormatan dirinya dengan tegas. Seorang ibu menderita akibat perlakuan suaminya, karena ia hanya melihat ketampanan dan mengabaikan karakter laki-laki itu saat ia berpacaran. Banyak orang menderita akibat kebanjiran, karena banyak orang tidak mau membuat saluran air yang memadai, atau tidak mau membersihkan saluran air yang ada.

Jadi jika musibah membuat kita menerima dengan hati lapang, maka bencana akibat kelalaian membuat kita semakin bijak untuk sungguh-sungguh berhati-hati dalam kehidupan ini. Ada hukum tabur-tuai di dalamnya. Ada hukum sebab-akibat yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu mari kita menata kehidupan dan lingkungan lebih baik, agar kita bisa meminimalkan bencana yang bisa menimpa kita. Janganlah pula kita beryukur atas keamanan diri sendiri tetapi tidak mau peduli dengan penderitaan orang lain.

 

73. NUMPANG LEWAT

800_617            Seseorang yang akan bepergian dari satu tempat ke tempat lain bisa dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan alat tranportasi. Itu itu dibutuhkan sarana jalan. Ada jalan yang bisa dibuat lurus tanpa halangan dan cukup lebar untuk bisa dilalui, ada pula jalan lurus yang lebih sempit. Di samping ada jalan yang rata, ada pula jalan yang mendaki dan ada yang menurun. Bahkan ada jalan yang harus mengitari bukit dan gunung, namun ada pula jalan yang dibuat menerobos gunung, alias membuat terowongan. Misalnya, jalan-jalan di Korea Selatan banyak yang melalui terowongan yang sengaja dibuat agar kendaraan tidak melalui jalan mendaki atau memgitari gunung. Atau, mereka yang menggunakan sarana transportasi laut membuat terusan-terusan daripada mengitari pulau atau benua. Terusan Suez dibangun agar kapal-kapal tidak perlu mengitari jazirah Arab. Terusan Panama dibangun agar kapal-kapal tidak perlu mengitari bagian Amerika Selatan yang begitu jauh.

Yang menarik adalah apabila jalan yang akan kita lalui harus melewati pemukiman penduduk. Mau tidak mau kita akan numpang lewat. Hanya ada tiga kemungkinan tanggapan penduduk di situ saat kita numpang lewat. Kemungkinan pertama adalah mereka mengijinkan kita melewati daerah mereka, bahkan menyambutnya dengan penuh sukacita karena wilayah mereka menjadi berkat bagi orang lain. Mereka menganggap kedatangan kita adalah berkah, karena mereka mendapatkan teman atau saudara baru. Kita bisa diminta mampir dan makan sehidangan dengan mereka. Kemungkinan kedua adalah mereka mau menerima kita tetapi dengan syarat. Suatu kali saya mengendarai mobil dan harus melewati suatu pemukiman. DI gerbang kampung telah dipasang portal yang dijaga oleh petugas keamanan sekaligus memungut ‘biaya retribusi’. Hal itu sah-sah saja asalkan hasil retribusi digunakan untuk perbaikan atau perawatan jalan yang kita lalui.

Kemungkinan ketiga, mereka menolak mentah-mentah kehadiran kita dan meminta kita melewati jalan lain. Kita pun sebenarnya tidak boleh marah apabila ditolak seperti itu. Penolakan semacam itu bisa dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Mungkin sebelumnya ada orang yang numpang lewat tetapi sebenarnya mata-mata pelaku tindak kriminal yang bermaksud mengadakan pengamatan awal sebelum kawanan penjahat itu bertindak. Kemungkinan lainnya adalah bahwa ada kebencian etnis yang kurang sehat. Mereka melihat perbedaan warna kulit yang berbeda dan memandang kita sebagai orang asing.

Sadarkah kita bahwa sebenarnya kehidupan di bumi ini pun kita numpang lewat. Kita adalah pengembara di bumi ini. Bumi bukan rumah kita yang sesungguhnya. Rumah kita ada di kekekalan sana. Kita tidak boleh marah dan kecewa apabila ada orang-orang di sekitar kita yang menolak keberadaan kita karena alasan-alasan tertentu. Kita bisa mencari komunitas lain yang bisa menerima kita.

Sebaliknya, seyogyanya kita tidak memberlakukan diskriminasi ras atau etnis, sebab semua manusia diciptakan oleh Tuhan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain. Jadi sambutlah orang-orang di sekitar kita dengan penuh keramah-tamahan dan sukacita. Bumi kita adalah bumi mereka juga.-

 

74. RAGI

sesame_topped_white_bread_recipe_flour_yeast_salt            Saya suka makan roti. Hampir semua roti dibuat dengan menggunakan ragi. Apakah fungsi ragi? Ragi berfungsi Ragi untuk mengembangkan adonan, memudahkan pembentukan gluten dan memberi aroma. Penggunaannya adalah sekitar 1-2% per kilogram tepung terigu yang dipakai, tergantung dari penggunaan bahan-bahan tambahan lain dan jenis ragi yang dipakai. Jenis-jenis ragi antara lain adalah: ragi instant/ragi dadak yang langsung dicampur-kan pada bahan lainnya, ragi koral atau active dry yeast yang untuk mengaktifkannya harus direndam dulu dalam air hangat, ragi segar/ragi padat atau compressed yeast, yang penggunaannya sama dengan ragi instant tetapi harus selalu disimpan pada suhu rendah. Penggunaan ragi yang terlalu banyak akan menyebabkan adonan mengembang terlalu cepat dan aroma raginya tajam, akibatnya roti beraroma asam. Penggunaan air juga sebaiknya jangan terlalu panas karena akan membunuh ragi, akibatnya adonan tidak akan mengembang.

Dari fungsinya tersebut, ragi kemudian dijadikan sebagai simbol tentang dampak atau pengaruh dari kehidupan seseorang atau sekelompok orang terhadap lingkungannya. Hanya saja pengaruh yang dimaksudkan di sini lebih bersifat negatif. Dengan kata lain kita harus menghindari “ragi” dariseseorang atau suatu komunitas pergaulan yang nantinya bisa merusak kehidupan kita. Bagaimana menghadapi “ragi” yang ada di sekitar kita agar kita tidak terpengaruh?

Pertama, kita harus memiliki prinsip yang kuat tentang hidup ini. Orang yang berprinsip tidak akan mudah digoyahkan oleh orang lain. Bahkan sekalipun banyak orang akan mencemooh dan menjauhinya, ia akan tetap keukeuh berpegang pada prinsip tersebut. Misalnya ada teman yang menawarkan minuman keras kepada kita. Kita bisa menolaknya dengan sopan karena kita memiliki prinsip bahwa minuman keras tersebut akan mendatang-kan gangguan terhadap kesehatan kita. Apakah kemudian ia marah dan tidak mau bersahabat lagi dengan kita, maka kita harus mau menerima resiko itu. Jangan karena takut kehilangan teman kemudian kita berkompromi untuk melakukan hal itu.

 

75. BERPUTAR

my-journey-with-sarcoma-august-2012-gaseg5-clipart            Salah satu pengalaman yang indah ketika berwisata bersama dengan anak-anak ketika mereka masih kecil adalah memasuki ruangan ‘Seribu Cermin’. Ketika kami masuk ke dalamnya, kepala ini langsung pusing, Karen amelihat wajah-wajah kami sendiri, dan kembingunan mencari jalan keluar. Ada orang lain yang segera bisa keluar dari ruangan yang unik itu, tetapi tidak sedikit yang terus berputar-putar dan mulai histeris karena mengalami kesulitan mencari jalan keluar.

Sebagian besar dari kita segera menginginkan keluar dari pelbagai masalah yang kita hadapi dalam hidup ini. Kita tidak suka berputar-putar tanpa ada ujungnya. Namun, sekalipun kita tidak menyukainya, banyak di antara kita tanpa sadar masih memilih rute yang berputar-putar itu. Artinya, walaupun kepada mereka ditawarkan solusi atas masalah mereka, namun mereka menolaknya lebih memilih cara yang berputar-putar. Mengapa orang seringkali bisa berada dalam pusaran masalah tanpa ada ujungnya?

Pertama, sebab mereka sendiri yang menghendakinya. Mereka yang membuat masalah perputaran itu sendiri. Biasanya orang yang mengalami hal ini adalah orang yang mem-blow up masalah yang mereka hadapi. Seharusnya kita mengecilkan masalah yang besar dan meniadakan masalah yang kecil. Namun yang seringkali terjadi adalah kita memunculkan masalah dan bahkan memperbesar masalah yang ada.

Kedua, keterbatasan manusia dalam menyelesaikan masalahnya. Ada orang yang berpikir bahwa hanya dia sendirilah yang mampu menyelesaikan masalah dalam hidupnya. Pelbagai nasihat dari orang lain, bahkan tuntunan Kitab Suci dari para rohaniwan pun ditolaknya. Mereka berpikir bahkan Tuhan pun tidak seharusnya ‘dilibatkan’ dalam maslaah yang mereka hadapi. Alasannya? Tuhan sudah cukup pusing dengan masalah sekitar 6 milyar manusia di muka bumi ini. Ia tidak menyadari bahwa Tuhan itu Mahakuasa. Ia mampu menolongnya keluar dari pusaran masalah itu, tetapi orang ini tetap menolak-Nya.

Jika kita ingin keluar dari jalan hidup yang berputar-putar, ambillah waktu sejenak untuk berdiam diri. Cari inti masalahnya dan usahakan untuk tidak melebar. Kemudian cobalah cari nasihat dari teman atau rohaniwan yang baik. Tuhan mempedulikan kita dan Ia bisa memakai orang lain untuk menolong kita keluar dari pusaran itu.–

 

76. NEKAD

logoSaya berdecak kagum menyaksikan bagaimana anak-anak muda Indonesia mampu menaklukkan puncak ketujuh gunung yang tertinggi di dunia ini yang dikenal dengan The Seven Summits.Keberhasilan misi ini menempatkan Indonesia untuk pertama kalinya dalam jajaran elite 277 pendaki dari 7 miliar penduduk dunia, yang berhasil menjejakkan kaki di 7 puncak dunia. Keempat orang yang berprestasi itu adalah Janatan Ginting, Broery Andrew, Xaverius Frans, dan Sofyan Resa.

Mungkin kita berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang nekad. Ya, memang mereka nekad, tetapi untuk sebuah kegiatan yang positif. Sebelumnya pernah ada korban, namun tetap dianggap sebagai pahlawan. Kata ‘nekad’ nampaknya berkaitan dengan kata ‘tekad’. Seseorang bisa nekad apabila ia punya tekad yang bulat, yang dimulai dengan adanya visi yang jelas. Visi itu diikuti dengan perhitungan yang cermat. Tentunya dalam analisa itu ada nilai plus dan minusnya, ada manfaat dan ada mudaratnya. Orang yang nekad lebih memfokuskan diri pada nilai plus dan manfaat itu, kemudian bersedia menanggung segala resikonya.

Dalam gen manusia ada DNA (deoxyribonucleic acid) yang bisa menyala (on) atau mati (off) tergantung pada ada tidaknya tantangan hidup yang dihadapi. Seseorang yang biasa, bukan seorang atlit lompat tinggi, akan sulit melompat tembok yang tingginya dua meter. Itu hanya bisa terjadi kalau … ia dikejar seekor anjing galak. Manusia membutuhkan adanya tantangan untuk kemudian bisa bertekad bulat mengatasi tantangan itu dan melakukan hal-hal yang nekad dalam arti yang positif.

Anjuran saya, jangan nekad melakukan sesuatu karena sedang marah, emosi tinggi, putus asa, depresi dan sebagainya. Kenekadan yang dilakukan dengan latar belakang seperti itu bersifat destruktif. Tetapi bertindaklah nekad apabila memang didasari oleh visi yang jelas bahwa apa yang dilakukan akan bermanfaat bagi banyak orang, menginspirasi banyak orang, dengan perhitungan yang cukup cermat … apapun resikonya.

 

77. UKURAN KEBERHASILAN

measure_success            Banyak buku ditulis tentang rahasia keberhasilan. Orang pun membelinya, membaca dan menerapkannya dalam hidupnya. Hasilnya? Belum jelas, apakah memang mendatangkan keberhasilan berikutnya atau tidak. Masalahnya adalah belum ditetapkannya parameter keberhasilan. Apa yang menjadi ukuran seseorang berhasil atau tidak? Apakah jika seseorang belum menjadi ‘kepala’ tidak dapat dikatakan berhasil? Jika memang semuanya harus jadi ‘kepala” siapakah yang akan menjadi leher, bahu, lengan, jari, dan seterusnya? Apakah kita berani mengatakan bahwa semua organ tubuh itu tidak penting, dan hanya obsesi menjadi kepala saja yang harus dikejar?

Parameter dan ukuran keberhasilan memiliki banyak dimensi. Kita tidak boleh hanya melihatnya dari sisi materi belaka. Banyak orang berhasil meraup keuntungan besar dan harta bendanya makin melimpah, namun keluarganya hancur, isterinya pergi dengan laki-laki lain, dan anak-anaknya jatuh ke dalam penggunaan obat terlarang.

Saya mencoba menyajikan beberapa parameter keberhasilan sebagai berikut. Pertama, keberhasilan berkaitan dengan posisi seseorang. Seseorang disebut berhasil apabila ia menjalankan tugas dengan baik hingga semaksimal mungkin sesuai dengan posisi dan tugas yang dipercayakan kepadanya. Jadi walaupun ia hanya sebuah ‘jari kelingking” saja, namun jika ia menjalankan tugas sebagai ‘jari kelingking’ itu dengan baik, maka seluruh badan menjadi sehat. Ia bisa dikatakan berhasil. Kedua, keberhasilan dilihat dari seberapa banyak orang memperoleh manfaat. Keberhasilan bukan diukur dari seberapa banyak yang diperoleh orang yang melakukannya, melainkan seberapa besar manfaat yang dinikmati orang lain. Mungkin Romo Mangun (alm. J.B. Mangunwidjaja) tidak memiliki banyak harta benda. Namun dengan dia menolong banyak orang gelandangan di Kali Code, maka ia adalah seorang yang berhasil. Ketiga, keberhasilan harus dilihat dari relasi dengan Tuhan. Di luar itu tidak dapat disebut keberhasilan. Mengapa? Karena semua yang ada pada kita, mulai dari nafas kita sampai pelbagai potensi dan kemampuan yang ada pada kita bukan hasil karya kita snediri, melainkan anugerah dari Tuhan. Orang bisa saja mengatakan dirinya berhasil dalam pandangan manusia, tetapi ia tidak disebut berhasil oleh Tuhan, sebab ia melupakan Tuhan yang telah menganugerahkan pelbagai hal tersebut. Keempat, keberhasilan harus dilihat dari keseimbangan. Ada karier, keluarga, dan pelayanan sosial. Apabila seseorang bia menjadi berkat dan memberikan banyak manfaat di tempat kerjanya, dan keluarganya pun rukun serta penuh damai sejahtera, serta lingkungan sosial di sekitarnya ikut terberkati oleh kehadirannya, maka orang ini bisa dikatakan berhasil.

Dengan melihat parameter atau kritera di atas, sudah berhasilkah Anda?

 

78. KIDUNG

ballad-stanza-definition-examples-300x234           Perkembangan industri musik dan hiburan sungguh luar biasa. Telinga kita dibanjiri dengan lagu-lagu mulai yang lembut hingga yang keras, dari garapan anak negeri sampai mancanegara. Namun dari sekian banyak lagu-lagu atau kidung yang beredar, hanya beberapa saja yang benar-benar enak dinikmati dan liriknya mengandung pesan yang mendalam. Sebuah kidung yang bagus biasanya ditulis ketika penciptanya dalam situasi atau kondisi yang sedang mood. Inspirasi datang karena ia sedang menghadapi sesuatu yang luar biasa. Pencipta dan penggubah kidung yang baik tidak sekedar mengejar target materi yang akan diperolehnya, melainkan pesan mulia dan penting yang hendak disampaikannya. Apa manfaat sebuah kidung bagi kita?

Pertama, sebuah kidung membawa kita kepada universalisme yang baik. Kita bisa menyenandungkan sebuah kidung bersama dengan orang-orang yang berbeda afiliasi politik dengan kita, beda status ekonomi social, beda etnis, dan perbedaan lainnya. Kidung sifatnya universal, yang membuat kita semua sama dan menyatu tanpa sekat. Kedua, sebuah kidung mengingatkan kita akan hal-hal yang penting. Misalnya kidung-kidung yang digubah oleh Ebit G. Ade mengingatkan kita akan pentingnya memelihara alam dan lingkungan di sekitar kita, dan juga akan arti cinta sejati. Kidung lama Bing yang dilantunkan Titiek Puspa menyiratkan persahabatan sejati antara dirinya dengan almarhum Bing Slamet. Kidung I Have A Dream dari ABBA atau yang dilantunkan ulang oleh Westlife memotivasi kita akan pentingnya memiliki mimpi dan berpengharapan akan masa depan yang lebih baik.

Ketiga, sebuah kidung bisa memiliki sifat profetis, yaitu menegur kita ketika kita melakukan kesalahan dalam hidup ini. Manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Ketika seseorang mendengarkan sebuah lagu, lirik lagu itu bisa menegurnya untuk bertobat dari dosa yang dilakukannya. Penggalan lirik lagu “Bertobatlah” yang pernah menjadi kidung tema sebuah sinetron berikut ini membuat kita tertegur untuk kembali kepada Tuhan: Ku telah mati dan tinggalkan / Jalan hidupku yang lama / Semuanya sia-sia / Dan tak berarti lagi Hidup ini kuletakkan / Pada mezbah-Mu, ya Tuhan / Jadilah padaku seperti / Yang Kauingini.

Keempat, sebuah kidung juga sebaliknya bisa membuat kita tersesat. Ada lirik-lirik yang menandakan keputusasaan dan mengajak pendengarnya untuk mengakhiri hidup ini. Dalam hal ini kita harus lebih berhati-hati agar tidak terperangkap pada lirik yang kurang bertanggung-jawab. Lirik yang mengajak kita melawan Tuhan atau meragukan keberadaan-Nya, termasuk yang meragukan keberadaan Surga dan Neraka juga harus ditolak, sebab tidak sesuai dengan ajaran agama atau kepercayaan kita.

Mari kita menyediakan waktu dan telinga kita untuk mendengarkan kidung-kidung yang baik, agar hati kita terhibur dan kita dibawa kembali kepada kehidupan yang menjadi berkat bagi banyak orang.

 

79. KORMA

kurma_4850Pohon korma (Ibr. Tamar; Ing. Date; Lat. Phoenix dactylifera) tumbuh di lembah Yordan (Palestina). Terdapat banyak manfaat buah korma. Korma kering berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus, dapat membantu melancarkan saluran kencing, dapat bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan. Korma basah mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah panjang masa kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi. Perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama.

Kadar besi dan kalsium yang dikandung buah korma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu, serta dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Kedua unsur ini merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum.Buah korma, baik kering maupun basah dapat menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok, dapat mencegah stroke.

Buah korma juga kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti kalsium dan potasium. Buah korma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.Buah korma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta menenangkan sel-sel saraf.
Dalam kehidupan masayarakat di Palestina, korma melambangkan pertumbuhan yang baik, gaya, kecantikan, kelurusan. Korma juga dipakai sebagai lambang kemenangan dan kegembiraan. Motif korma juga dipakai menghias bangunan istana raja dan bangunan indah lainnya. Sesudah bangsa Israel keluar dari Mesir (peristiwa Exodus), mereka tiba di padang gurun yang gersang. Mereka sangat membutuhkan air. Di suatu tempat mereka mendapati ada air, tetapi rasanya pahit sehingga mereka menamai tempat itu Mara, yang artinya pahit. Namun dari sana Tuhan memimpin mereka Elim, di mana terdapat 12 mata air dan 70 pohon korma. Jadi pohon korma juga bisa melambangkan tempat perhentian di mana kita memperoleh keamanan dan kenyamanan. Milikilah hidup seperti ‘pohon korma’ yang banyak memberikan manfaat bagi sekitarnya.

 

80. ROTI

loaf-of-white-sliced-bread            Hampir semua bangsa di dunia ini mengenal makanan yang disebut roti. Roti bisa dibuat dari berbagai jenis tepung, bisa dari gandum atau jelai. Harga roti bisa bervariasi, mulai dari yang murah hingga yang sangat mahal, tergantung pada kualitas bahan yang digunakan dan … di mana ia dijual. Bahkan roti bisa mengangkat derajad seseorang secara sosial. Begitu ada seseorang yang menenteng tas roti bertuliskan Bread Talk (mungkin maksudnya sambil omong-omong makan roti), maka ia langsung dikategorikan sebagai kaum berada. Di beberapa daerah ada yang mencoba meniru merk ini dengan nama Bread Walk (mungkin maksudnya, sambil jalan-jalan makan roti),atau Bread Tok (mungkin maksudnya: ya cuma roti). Saya tidak terlalu peduli dengan jual beli roti, atau selera orang pada roti.

Yang menarik perhatian saya adalah proses pembuatan roti itu sendiri. Misalnya roti gandum. Ada bulir-bulir gandum yang dihancurkan menjadi tepung gandum. Gandum itu dicampur dengan air dan telur, kemudian dibanting-banting agar tidak bantat. Tidak cukup sampai di situ, ia kemudian dibentuk dan dimasukkan ke dalam ove. Setelah dipanasakan sampai suhu tertentu baru kemudian dikeluarkan, dikemas, ditaruh di etalase took, dibeli orang dan kemudian dimakan.

Roti yang telah jadi mengenyangkan, namun ia harus melalui banyak proses yang sama sekali tidak menyenangkan. Ini merupakan suatu pelajaran penting bagi kita, bahwa jika kita ingin agar hidup ini menjadi berkat bagi banyak orang, kita harus rela mengalami pelbagai proses yang sama sekali tidak mengenakkan: dilembutkan, dibanting, dipanaskan, dipotong, dan sebagainya. Kesalahan apa yang telah dilakukan oleh gandum itu sehingga ia harus mengalami pelbagai proses tersebut? Tidak ada! Proses itu sama sekali tidak berkaitan dengan ada tidaknya kesalahan pada si gandum. Ini kewenangan penuh chief. Proses ini harus dilalui tanpa ada keluhan, hanya dengan hati yang mengucap syukur, sebab Tuhan – sang masterchief sejati – sedang mengerjakan sesuatu yang luar biasa dalam kehidupan kita. Mungkin tak ada kesalahan atau dosa yang kita lakukan, namun Tuhan menghendaki prose situ terjadi dalam kehidupan kita. Tetaplah bersyukur karena di akhir dari prose situ kita akan menjadi sesuatu yang sangat berarti dan mendatangkan kenikmatan bagi orang lain.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s