SANG PEMBAHARU: MEMAHAMI ROH KUDUS DARI KITAB NABI YESAYA

Pendahuluan

 

            Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengajarkan tentang Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dalam artikel ini kita akan belajar memahami siapa dan apa saja karya Roh Kudus dari Perjanjian Lama, khususnya dari Kitab Nabi Yesaya. Yesaya yang melayani sekitar 700 SM disebut sebagai Nabi Besar (major prophet), karena isi beritanya yang mencakup nubuatan global, terutama nubuatan mesianis yang diberitakannya. Yesaya ternyata tidak hanya mengungkapkan Mesias kepada kita tetapi juga Roh Kudus. Dengan memahami pribadi dan karya Roh Kudus dari Kitab Yesaya ini diharapkan kita dapat mengenal-Nya lebih baik dan mengalami penyertaan, pertolongan dan kuat kuasa-Nya. Baca lebih lanjut

Iklan

BERKAT TERSELUBUNG

Pendahuluan

             Ketika seorang anak menyatakan keinginannya kepada ayahnya bahwa ia ingin melihat pelangi, ayahnya berkata agar ia bersedia menunggunya. Saat itu langit sedang cerah. Namun kemudian perlahan-lahan berawan dan dari awan yang semula putih menjadi kelabu kemudian menjadi gelap. Sang anak ketakutan, dan bertanya di mana pelanginya. Ayahnya kembali berkata agar ia tetap menunggunya. Tak lama kemudian, dari awan yang gelap pekat itu turun hujan lebat. Segera sesudah hujan reda, mulailah nampak pelangi yang indah. Ketika sang ayah melihat awan gelap ia tetap tenang sebab ia mengerti bahwa awan gelap harus datang terlebih dahulu, baru kemudian pelangi akan muncul. Tidak demikian halnya dengan si anak. Ia ketakutan dan penuh kecemasan, seolah-olah keinginannya tak terpenuhi. Ia belum memahami proses alam yang terjadi. Setelah ia melihat pelangi dan memperoleh penjelasan dari ayahnya barulah ia mengerti bahwa pelangi tidak datang begitu saja. Ada sesuatu yang mendahuluinya, yang nampaknya sangat tidak menyenangkan, yaitu datangnya awan gelap.

Baca lebih lanjut

HIDUP DALAM KEBENARAN

1. Pendahuluan

Menjelang akhir tahun lalu masyarakat Indonesia banyak memperbincangkan masalah kebenaran dan keadilan dalam kasus 2 pimpinan KPK: Bibit S. Rianto dan Chandra M. Hamzah. Dan tahun 2010 ini gereja kita menggumuli tema besar “Angkatan Orang Benar”. Mungkinkah itu? Bisakah kita hidup dalam kebenaran? Bukankah hampir setiap saat pikiran, perkataan, dan perbuatan kita tidak benar?

Lalu jika kita berkata bahwa kita telah hidup benar, benar itu menurut siapa? Kebenaran bersifat mutlak atau relative? Dalam Teropong Firman kali ini kita akan belajar tentang arti kebenaran dan aspek-aspek kehidupan dalam kebenaran. Baca lebih lanjut

DOA

1. Pendahuluan

Banyak ungkapan tentang doa yang menggugah kita untuk hidup dalam doa. Ungkapan-ungkapan itu antara lain:

• Let us pray, not for lighter buderns, but for stronger backs (Berdoalah bukan agar beban menjadi lebih ringan, melainkan agar punggung menjadi lebih kuat).
• A Christian must get on his kness before he can get on his feet (Seorang Kristen harus berdoa dulu sebelum melangkah).
• P-U-S-H (Pray Until Something Happen) (Berdoalah terus sampai sesuatu terjadi).
• Life is fragile – handle it with prayer (Hidup ini rentan, jalani dengan doa).

Salah satu ungkapan lain tentang doa yang sangat baik adalah bahwa “doa adalah nafas orang percaya”. Itu berarti doa bukan sekedar kegiatan agamawi tetapi merupakan gaya hidup (life style) setiap orang percaya. Kali ini kita akan melihat kembali apa yang Alkitab katakan tentang hakekat doa, agar tidak terbiasa oleh banyak definisi lain yang dibuat manusia bagi kepentingannya sendiri. Baca lebih lanjut