Pendahuluan

Jarang sekali ada orang yang menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepadanya untuk mencapai prestasi dalam bidang yang ditekuninya. Itulah sebabnya kita melihat banyak orang-orang ternama yang kehidupannya telah memberikan inspirasi kepada orang lain, bahkan generasi-generasi yang datang kemudian, karena prestasi luar biasa yang berhasil dicapainya. Bahkan tidak jarang nama orang-orang itu kemudian dikenakan kepada anak-anak yang lahid dalam keluarga kita, dengan harapan ia bisa memperoleh prestasi serupa. Sebenarnya ada orang-orang yang tidak ternama dalam sejarah umat manusia – bahkan yang tidak dikenal – namun telah mencapai prestasi besar yang menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam tulisan singkat saya mengajak kita semua melihat 4 (empat) orang dalam Alkitab yang sangat jarang disebutkan tetapi prestasinya luar biasa. Ia telah menyediakan dirinya dipakai Allah untuk menjadi berkat bagi sesamanya, sekalipun kemudian ia tidak terkenal dan tidak banyak dikenal.
1. Hur
Ada beberapa orang yang bernama Hur dalam Alkitab, namun hanya seorang yang akan kita pelajari, yaitu salah seorang pemimpin yang bersama dengan Harun menopang tangan Musa dalam peperangan antara orang Israel melawan orang Amalek di Rafidim (Kel. 17:10, 12). Peperangan yang dahsyat itu dimenangkan oleh orang Israel karena banyak faktor. Faktor yang utama adalah sebab tangan Tuhan sendiri yang berperang bagi mereka, sesuai dengan janji-Nya bahwa Tuhan yang akan berperang bagi umat-Nya dan mereka akan diam saja (Kel. 14:14). Faktor kedua adalah Musa, yaitu seorang hamba Tuhan yang luar biasa yang berhasil membawa bangsanya keluar dari Mesir. Yang berikutnya adalah Yosua yang menyandang pedang bersama dengan sebagian orang Israel yang ikut berperang di medan laga. Yang sering dilupakan adalah peran Harun dan Hur yang ‘sekedar’ menopang tangan Musa di atas gunung. Topangan kedua orang ini amat penting, sebab sehebat apapun Musa terbatas. Pada mulanya ia sangat kelelahan sehingga tangannya turun. Akibatnya orang Israel mengalami kekalahan. Itulah sebabnya Musa membutuhkan orang yang bersedia menopang kedua tangannya.
Di balik prestasi besar yang berhasil kita raih kita tidak boleh melupakan Tuhan yang member kekuatan kepada kita, dan kepada orang-orang di sekitar kita, yang ditempatkan Tuhan untuk menolong kita. Di samping seorang suami yang hebat, ada isteri yang ditempatkan Tuhan sebagai penolong. Di balik keberhasilan seorang pengusaha, ada karyawan yang bekerja dengan baik sehingga mendatangkan keuntungan. Di balik keberhasilan pelayanan seorang hamba Tuhan, ada orang-orang di sekitarnya yang memberi masukan dan dukungan doa yang sangan berarti.
2. Gadis Anonim
Memang namanya tidak disebutkan dalam Alkitab alias anonim. Ia adalah seorang gadis kecil di Israel yang menjadi tawanan dan menjadi budak di rumah seorang perwira Kerajaan Aram (Syria) bernama Naaman. Ketika Naaman berupaya mencari tabib yang bisa menyembuhkan penyakit kustanya, gadis ini berkata kepada nyonyanya bahwa di Israel ada seorang nabi yang dipakai Tuhan – yakni Nabi Elisa – yang dapat menolong Naaman. Isteri Naaman menyampaikan kepada suaminya sehingga di akhir cerita, suaminya sembuh total dari penyakit kusta yang dideritanya (2 Raja 5:1-14).
Bisa saja gadis anonim tersebut tidak memedulikan tuannya yang sedang mengidap penyakit yang mematikan itu. Bahkan ia bisa saja menganggap itu sebagai pembelaan Tuhan atas dirinya yang dijadikan tawanan dan budak, sehingga Tuhan ‘menghukum’ Naaman. Namun dalam kisah itu ia tetap peduli dan menyarankan jalan keluar kepada Naaman. Saya rasa, selain Namaan dan isterinya yang bersukacita atas terjadinya kesembuhan ilahi itu, gadis anonim ini juga. Sarannya yang sederhana menghasilkan dampak yang besar.
Mungkin kita pernah enggan memberikan saran kecil kepada orang-orang di sekitar kita tentang sesuatu dan lain hal, karena kita kuatir saran tersebut diabaikan bahkan ditertawakan. Namun jika kita terus menguatirkan hal itu, kita termasuk orang yang tidak setia dalam memberitakan kabar baik kepada orang lain. Belum tentu mereka mengabaikan saran kita, atau menertawakannya. Bahkan sebaliknya, saran itu bisa saja menghasilkan dampak yang besar.
Kalaupun misalnya saran kita ditolak atau ditertawakan, setidaknya kita telah setia kepada apa yang Tuhan percayakan kepada kita. Hak untuk menerima dan menolak saran kita ada pada orang itu, namun Tuhan telah melihat kesetiaan kita dan Ia akan memercayakan kepada kita hal yang lebih besar sesuai dengan firman-Nya (Mat. 25;21, 23).
Kemungkinan lainnya adalah bahwa setelah saran itu ternyata memberikan hasil yang besar, kita kemudian diabaikan atau dilupakan. Jangan kecewa atau marah karena diperlakukan demikian. Yang pasti, Tuhan telah mencatat apa yang kita perbuat. Manusia bisa melupakan kita, namun tidak demikian halnya dengan Tuhan.
3. Ananias
Siapa yang tidak mengenal Paulus, seorang rasul yang dipakai Tuhan luar biasa, yang diutus Roh Kudus untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada bangsa-bangsa lain. Namun di awal pertobatannya, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya (saat ia masih bernama Saulus) dalam perjalanan ke Damsyik (Damaskus), ia kemudian mengalami kebutaan sementara. Ananiaslah yang kemudian diutus Tuhan untuk mendoakannya sehingga ia dapat melihat kembali (Kisah 9:10-19a).
Pada mulanya tidak mudah bagi Ananias untuk langsung datang ke rumah Yudas yang terletak di Jalan Lurus guna mendoakan Saulus, Ananias telah mendangar dari banyak orang tentang kekejaman Saulus yang waktu itu berasal dari golongan Farisi, murid guru besar Gamaliel. dalam menganiaya orang Kristen. Namun ketika Tuhan berkata kepadanya bahwa Saulus adalah alat pilihan bagi-Nya, Ananias bersedia pergi.
Terkadang kita enggan melakukan sesuatu kepada seseorang yang punya catatan hidup yang buruk. Namun jika memang Tuhan berkata kepada kita untuk menolongnya, mari kita ulurkan tangan untuk menolongnya. Walaupun kemudian, setelah orang itu pulih, kita tidak lagi diingatnya.
Seorang dosen sekolah teologia ditanya oleh rekan sejawatnya sesama hamba Tuhan tentang mengapa ia tidak duduk dalam pimpinan tertinggi di sinode gerejanya. Ia berkata, “Panggilan saya bukan duduk di kursi kepemimpinan, melainkan berdiri di kelas mempersiapkan generasi yang nantinya akan menjadi pemimpin.” Sungguh suatu hal yang mulia. Ia tahu bahwa ketika nantinya anak didiknya benar-benar menjadi pemimpin, ia terlupakan. Namun hatinya puas ketika ada anak didiknya berhasil dalam pelayanan.
Semangat Ananias saya rasa banyak hidup di hati para guru dan pengajar baik di sekolah atau kampus, maupun di sekolah minggu. Ia menerima ‘orang-orang buruk’ untuk kemudian diproses sedemikian rupa sehingga menjadi insane yang mendatangkan berkat bagi sekitarnya, bahkan bagi bangsanya. Tetaplah lakukan tugas kita sesuai panggilan masing-masing dengan setia.
4. Lois dan Eunike
Lois dan Eunike mewakili kaum perempuan, yang seringkali dipandang sebagai kaum yang lemah. Namun tanpa adanya Lois dan Eunike, tidak aka nada Timotius, anak rohani Paulus, yang kemudian menjadi tokoh penting dalam sejarah gereja Tuhan. Dari Lois diturunkan iman yang hidup kepada Eunike, yang kemudian berlanjut kepada Timotius. Menjadi doa dan harapan Paulus agar iman itu kemudian diteruskan kepada generasi berikutnya (2 Tim. 1:5).
Biarlah kaum perempuan yang seringkali dianggap sebagai “tiyang wingking’ (orang belakang yang tidak diperhitungkan), tetap setia menjalankan perannya bagi suami dan anak-anaknya. Dari kaum perempuan bisa dihasilkan banyak orang besar di planet bumi ini. Ada pujian dari seorang perempuan yang berkata kepada Yesus Kristus demikian, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” (Luk. 11:27).
Seorang perempuan telah ditetapkan oleh Tuhan dengan perannya tersendiri. Tetaplah berkarya bagi Tuhan melalui pendampingan terhadap suami dan anak-anak. Kalaupun ada yang masih berstatus single, juga tetap bisa menurunkan iman kepada orang-orang lain yang lebih muda. Warisan iman jauh lebih penting dari apapun juga.-
Penutup
Prestasi dalam hidup dan pelayanan kita dapat kita raih, terlepas dari apakah kita kemudian menjadi orang yang terpandang bagi manusia atau tidak. Yang penting adalah bahwa prestasi itu kita raih sesuai dengan bakat dan talenta yang Tuhan telah karuniakan kepada kita.-