PASKAH


Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,

oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Roma 5:8

            Oleh karena Firaun menolak untuk untuk mengizinkan umat Tuhan beribadah kepada Tuhan Allah, maka Tuhan menurunkan berbagai tulah ke atas seluruh negeri Mesir. Ada 10 (sepuluh) tulah yang Tuhan turunkan ke atas Mesir. Kesembilan tulah yang pertama adalah: air menjadi darah, katak, nyamuk, lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah, dan hujan es, belalang, dan kegelapan. Akhirnya sebelum tulah kesepuluh dijatuhkan oleh Tuhan atas Mesir, yaitu kematian anak sulung orang Mesir, dari anak sulung Firaun sampai anak sulung hewan, Tuhan menyuruh umat-Nya melakukan sesuatu yang menjadi simbol dari kebebasan dan keselamatan dari Allah yang akan diterima oleh manusia.

Dalam Keluaran 11:1-3 Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk mendatangi tetangga-tetangganya dan meminta barang dari mereka. Tuhan membuat hati para tetangga itu berkemurahan sehingga barang-barang dari emas dan perak diberikan kepada umat Tuhan. Semua barang yang mereka terima akan menjadi bekal bagi kehidupan umat Tuhan dalam perjalanan menuju ke Tanah Perjanjian, bahkan sampai di Tanah Perjanjian. Namun berkat jasmani itu belum seberapa dibandingkan dengan berkat rohani yang Tuhan sediakan, yaitu keselamatan.

Selanjutnya Tuhan memerintahkan agar setiap keluarga atau beberapa keluarga kecil mengambil seekor anak domba jantan, tidak bercela, berumur setahun. Anak domba taau kambing itu selanjutnya dikurung selama 4 hari kemudian disembelih pada waktu senja. Dari darahnya harus diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Daging itu dipanggang kemudian dimakan pada malam itu juga beserta dengan roti tidak beragi dan sayur pahit. Jika masih ada kelebihan dagingnya harus dibakar habis. Mereka harus makan dengan pinggang berikat, kaki berkasut, tangan bertongkat, dan memakannya dengan segera. Peristiwa inilah yang disebut dengan “Paskah” (Kel 12:1-11). Rumah yang di tiang serta ambang pintunya ada tanda darah tadi tidak akan mengalami kematian anak sulung.

Kata “paskah” (Ing. passover) berasal dari kata Ibrani js’Pà, (pesah) yang berarti “melewati”. Artinya, di mana ada rumah dengan tanda darah akan dilewati oleh malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa setiap anak sulung di Mesir. Dari peristiwa paskah ini kita mempelajari banyak hal penting.

Pertama, mukjizat terbesar dalam kehidupan umat Tuhan adalah keselamatan atau kebebasan dari perbudakan. Keberadaan umat Tuhan di Mesir dimulai pada zaman Yusuf. Ia menjadi raja muda di Mesir oleh karena Tuhan yang memilih dan menetapkannya. Kemudian ia memboyong seluruh keluarga ayahnya, yakub, dan tinggal di daerah Gosyen di Mesir. Kemudian muncullah pemerintahan baru di Mesir, di mana Firaun yang baru ini tidak mengenal Yusuf. Keberadaan umat Tuhan pada generasi berikutnya terus ditindas dan diperbudak. Mereka berseru kepada Tuhan dan Ia pun membebasakan mereka melalui pelayanan hamba-Nya, Musa. Ia dibantu Harun, kakaknya, untuk menghadap Firaun dan meminta supaya ia membebaskan mereka. Tak ada orang yang senang berada dalam perbudakan. Kebebasan bisa diperoleh hanya apabila kita berseru kepada Tuhan, karena Ia adalah Sang Pembebas. Tuhan tak pernah membiarkan umat-Nya. Ia dating dengan tangan yang teracung dan membebaskan mereka.

Kedua, keselamatan atau pembebasan itu diperoleh umat Tuhan berdasarkan iman akan janji Allah. Penderitaan umat Allah itu sudah dinubuatkan oleh Allah sendiri yang disampaikan kepada Abraham.Ia pun sudah berjanji kepada Abraham, bahwa sesudah generasi yang keempat, Ia akan membawa mereka keluar dari Mesir ke tempat di mana Abraham ada pada masa itu, yaitu Kanaan (Kej. 15:12-16). Dengan beriman kepada janji Tuhan itulah maka umat Tuhan memperoleh kebebasannya.

Abraham sebagai Bapa Orang Beriman telah meneruskan imannya itu kepada Ishak, anak perjanjian yang diperolehnya dari Sara, isterinya. Kemudian Ishak meneruskan iman itu kepada Yakub, salah seorang anaknya. Dan Yakub yang kemudian namanya diganti oleh Allah menjadi Israel itu meneruskannya kepada Yehuda dan saudara-saudaranya.

Allah kita adalah Allah Perjanjian. Ia berjanji dan Ia setia terhadap janji-Nya, Zaman bisa berubah, generasi bisa terus berganti, tetapi Allah tetap konsisten pada janji-Nya. Ia berjanji untuk menyertai kita dan memampukan kita mengatasi segala tantangan hidup (Maz. 20:7-9).. Dengan berpegang kepada janji Allah inilah kita bisa memperoleh kemenangan.

Ketiga, keselamatan itu merupakan anugerah Allah semata-mata, dan bukan karena perbuatan baik umat-Nya. Tak ada syarat yang harus dipenuhi oleh umat Tuhan untuk memperoleh kebebasan yang dari pada Tuhan. Standar atau syarat yang Allah tetapkan begitu tingginya, sehingga tidak ada seorang manusia pun yang mampu memenuhi syarat itu untuk memperoleh keselamatan dari Tuhan. Mereka tinggal berserah kepada-Nya dan menerima anugerah-Nya. Semuanya oleh kasih anugerah Allah!

Kata “anugerah” berarti suatu pemberian yang tak ternilai harganya, yang diberikan kepada seseorang di mana ia sebenarnya tidak patut menerimanya. Apabila keselamatan bisa diperoleh melalui perbuatan baik, maka manusia akan meninggikan dirinya. Anugerah keselamatan diberikan agar manusia dapat berkata, “Ini semata-mata karena anugerah-Nya!” (Efs 2:8-9).

Keempat, di dalam proses penyelamatan atau pembebasan itu ada darah yang tertumpah. Surat Ibrani 9:22b berkatan … dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Allah bisa saja mengeluarkan umat-Nya secara langsung, tetapi itu akan bertentangan dengan rencana kekal yang telah ditetapkan-Nya sendiri. Darah harus ditumpahkan, agar pengampunan bisa diberikan. Harus ada yang menggantikan orang yang seharusnya menerima hukuman atas dosanya. Dalam peristiwa Paskah itu, anak domba yang disembelih itulah yang ‘menggantikan’ umat Tuhan, sehingga mereka memperoleh pengampunan dan keselamatan dari Tuhan.

Untuk kata ‘mengampuni” dalam bahasa Ibrani dipakai kata rp’K; (kafar) yang berarti “menutupi” namun bisa juga berarti “melepaskan, mengambil, menyembunyikan, mencuci, memurnikan.” Sedangkan untuk kata “keselamatan” digunakan kata Ibrani [v’y‡ (yash’) yang berarti “melapangkan”. Jadi untuk bisa menikmati kelapangan, segala dosa dan kesalahan harus dibuang jauh-jauh … sejauh timur dari barat … ke dalam tubir laut (Maz. 103:12; Mikha 7:19).

Kelima, keselamatan itu keselamatan itu harus diberitakan kepada orang lain, supaya ada yang ikut diselamatkan. Ada orang-orang yang tadinya bukan orang Israel ikut dengan umat Tuhan keluar dari Mesir. Alkitab berkata demikian: Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; … (Kel. 12:38). Itu berarti bahwa sebelumnya mereka telah melihat kehidupan umat Tuhan, telah mendengar kisah-kisah tentang karya Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan nenek moyang umat Israel, dan telah melihat bagaimana Tuhan mendatangkan hukuman atas Mesir. Penggabungan bangsa-bangsa ini guna memperoleh keselamatan yang dari Tuhan terus terjadi dari generasi ke generasi. Umat Tuhan tidak boleh menikmati keselamatan itu hanya bagi diri mereka sendiri. Mereka harus memberitakannya, dan akan ada orang lain yang memberikan tanggapan positif serta menerima Kabar Baik itu.

Peristiwa ini sekaligus merupakan nubuatan terhadap Tuhan Yesus Kristus. Ia adalah “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29). Rasul Paulus menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah “Domba Paskah” kita. Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus (1 Kor. 5:7). Jadi, ketika kita percaya kepada karya pengorbanan dan penebusan oleh Tuhan Yesus Kristus, maka darah-Nya menghapus segala dosa kita. Kita dipindahkan dari kegelapan kepada terang, dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran, dari hidup yang sia-sia kepada hidup yang berarti, dari mati kepada hidup!

Di kayu salib, Yesus Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya. Di sana terjadi penggantian (substitution), penebusan (redemption), pendamaian (reconciliation), pembenaran (justification), pengudusan (sanctification), penyelamatan (salvation) dan pembaharuan (renewal). Jadi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan wujud memberikan Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Kristus, untuk mati ganti kita, bukan ketika kita hidup sebagai orang benar, melainkan ketika kita masih berdosa. Sungguh suatu anugerah yang tak terkatakan. Itulah karya terbesar Allah dalam kehidupan kita … keselamatan dan pembebasan dari belenggu dosa.

Namun Ia tidak tetap mati. Pada hari yang ketiga Yesus Kristus bangkit, dalam kemenangan-Nya atas dosa, maut, dan neraka! Kita pun yang telah menerima-Nya memperoleh kuasa kebangkitan-Nya itu.


Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s