INTEGRITAS

1. Pendahuluan

Arti dari “integritas” adalah: pertama, keterpaduan, kebulatan, keutuhan; kedua, jujur dan dapat dipercaya.<[1]

Pelayan Tuhan yang memiliki integritas berarti adalah orang yang memiliki keterpaduan, kebulatan, keutuhan antara apa yang diyakini dengan apa yang dilakukan, serta menjadi orang yang jujur dan dapat dipercaya.

Dalam pelayanan, integritas merupakan suatu pilar yang amat penting. Dalam renungan kali ini kita akan belajar tentang beberapa hal berkaitan dengan integritas ini, sehingga pelayanan kita semakin berkenan kepada Tuhan.

2. Integritas Alkitabiah

Sekalipun tidak secara eksplisit kita tidak menjumpai istilah “integritas” dalam Alkitab, namun secara implisit tersebar di seluruh bagian Alkitab, khususnya berkaitan dengan orang-orang yang dipanggil Tuhan untuk melayani-Nya.

2.1. Integritas Iman

Setiap orang percaya harus memiliki integritas iman yang baik. Artinya jika ia percaya kepada Allah, maka ia harus memiliki sikap dan tindakan yang sesuai dengan imannya itu. Allah menghendaki agar ada keterpaduan antara hati yang percaya dan mulut yang mengaku.[2].

2.2. Integritas Diri

Yang dimaksudkan dengan Integritas diri di sini adalah keterpaduan antara perkataan dengan perbuatan kita. Orang-orang Farisi dikecam oleh Tuhan Yesus karena mereka tidak memiliki integritas diri yang baik. Mereka mengajarkan hukum Taurat tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Mereka adalah orang-orang munafik.[3]

Itulah sebabnya Yohanes menyatakan bahwa kita mengasihi bukan hanya dengan perkataan tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.[4]

2.3. Integritas Pelayanan

Setiap orang percaya juga harus memiliki integritas pelayanan yang baik. Orang yang berintegritas baik dalam pelayanan adalah orang yang bisa dipercaya. Ketika kepadanya dipercayakan suatu pelayanan oleh Tuhan sendiri sesuai dengan talentanya, maka ia akan memegang teguh kepercayaan itu dengan pertolongan Roh Kudus, tidak peduli apakah pelayanan itu besar atau kecil.

Yitro, mertua Musa, menasihati menantunya agar dalam rangka meringankan tugas-tugas yang diembannya yaitu menghakimi umat Tuhan, ia mengangkat orang-orang yang memiliki integritas tinggi dalam pelayanan: cakap, takut akan Allah, dapat dipercaya, dan benci akan suap.[5]

Untuk pengawasan atas Yerusalem, Nehemia memilih Hanani dan Hananya, karena mereka adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan takut akan Allah … lebih dari pada orang-orang lain.[6]

Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa karena kepada setiap orang percaya dipercayakan rahasia Allah, yaitu Injil Yesus Kristus, maka kita dituntut untuk menjadi pelayan Tuhan yang dapat dipercaya.[7]

Rasul Paulus juga menasehatkan agar Timotius benar-benar mencari orang yang dapat dipercaya untuk dimuridkan menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang berkomitmen dan militan.[8]

3. Alasan Tak Berintegritas

Ketika seorang pelayan Tuhan merasa tidak mampu memiliki ketiga jenis integritas di atas, maka biasanya ia mengemukakan alasan-alasan berikut ini.

(a) Ketidak-sempurnaan – “Bukankah sebagai manusia kita tidak sempurna, jadi wajar saja jika saya tidak memiliki integritas semacam itu dan Tuhan pasti memakluminya.” Padahal Yesus Kristus sendiri menuntut agar kita sempurna sebab Bapa itu sempurna adanya.[9] Kesempurnaan harus menjadi obsesi kita – bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan oleh pertolongan Tuhan. Jika kita kedapatan belum sempurna, jangan bersifat permisif, melainkan bersedia diperbaharui dan memperbaharui menuju kepada kesempurnaan.

(b) Lingkungan – “Bagaimana saya bisa memiliki integritas semacam itu, sedangkan semua orang di sekitar saya sama-sama tidak berintegritas? Tidakkah nanti saya dianggap sebagai orang yang ‘sok rohani’?” Kita harus belajar seperti Nuh, Samuel, Nehemia, dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya yang memiliki prinsip yang kuat dalam hidupnya. Tidak mudah tergoncangkan, sekalipun lingkungan di sekitarnya begitu buruk dan jahat. Jangan menyalahkan lingkungan, karena Allah meminta pertanggung-jawaban kita pribadi.

(c) Kecukupan – “Dengan melayani seperti ini saja pelayanan saya diterima di tengah-tengah masyarakat, buat apa saya memiliki integritas semacam itu?” Kita perlu ingat bahwa Tuhanlah yang menilai kualitas pelayanan kita. Bukan berdasarkan apa yang ada di luar, melainkan yang ada di dalam. Jangan cukup puas dengan pujian atau penerimaan oleh sesama kita, padahal Tuhan tidak berkenan atas hidup dan pelayanan kita. Ingat kembali bagaimana Roh Kudus menegur jemaat-jemaat di Kitab Wahyu. Yang menilai hidup dan pelayanan kita adalah Tuhan sendiri. Itulah sebabnya kita harus berkenan kepada-Nya.

4. Penutup

Mari kita memiliki integritas yang tinggi dalam iman, hidup pribadi, dan pelayanan kita. Bahkan mari kita meneladani integritas Yesus Kristus sendiri yang taat kepada kehendak Bapa-Nya, tak peduli betapa besarnya tantangan dan resiko yang harus Ia hadapi. Selamat melayani!

—– 00000 —–

Pdt. Drs. Petrus F. Setiadarma, MDiv.



[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia, 335.

[2] Roma 10:10.

[3] Matius 23:23-36.

[4] 1 Yohanes 3:18.

[5] Keluaran 18:21.

[6] Nehemia 7:2.

[7] 1 Korintus 4:1-2.

[8] 2 Timotius 2:2.

[9] Matius 5:48.

Iklan

2 respons untuk ‘INTEGRITAS

  1. Mantap dan menjadi berkat bagi saya. Bersyukur ada begitu banyak yang menyerahkan diri untuk menjadi hamba-Nya, tetapi miskin integritas. Menjadi doa saya melalui artikel banyak yang mengaku dirinya sebagai hamba Tuhan benar-benar menjadi hamba Tuhan. Salam integritas.

  2. Saya sependapat dengan saudara bahkan menurut saya Integritas merupakan serapan dari bahasa inggris integrity, yang diserap dari bahasa latin integritas (jadi orang indo menyerap dari bhs.latin langsung apa dr. bhs inggris)

    Oleh karena itu seorang pemimpin yang sukses adalah memiliki integritas tersebut.

    Syalom

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s