SIKAP TERHADAP INJIL YUDAS

gospel-of-judas-500x3301. Pendahuluan

Dalam beberapa tahun belakangan ini seluruh dunia digoncangkan oleh isu-isu tentang iman kepercayaan Kristiani, khususnya berkaitan dengan Alkitab dan Yesus Kristus. Dua di antaranya telah memberikan dampak yang cukup dahsyat. Yang pertama adalah novel Da Vinci Code karangan Dan Brown yang dituangkan pula ke layar perak dengan Tom Hank sebagai pemeran utamanya. Dalam novel itu Dan Brown menyatakan bahwa Yesus ternyata kawin dengan Maria Magdalena dan menghasilkan keturunan. Pernyataannya tersebut bersumber pada apa yang disebut dengan “Injil” Filipus dan “Injil” Maria Magdalena. Yang kedua adalah hasil penemuan kitab kuno yang disebut dengan “Injil” Yudas.

Kedua “Injil” di atas adalah sebagian dari apa yang disebut sebagai “Injil” Gnostik. “Injil” Maria Magdalena adalah salah satu dari 52 dokumen “perpustakaan tulisan-tulisan Gnostik” yang ditemukan di Nag Hammadi (di sekitar kota Mesir kuno Chenoboskion), sebelah timur Sungai Nil pada tahun 1945. Sedangkan “Injil” Yudas ditemukan pada tahun  1970-an di El Minya (Mesir Tengah).

Apa yang diistilahkan dengan “Injil” di atas ternyata berisi hal-hal yang sama sekali berbeda bahkan bertentangan dengan yang dikisahkan dalam keempat Injil dalam Alkitab: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

Dalam artikel ini hanya akan diungkap tentang Injil Yudas dan bagaimana menyikapinya.

 2. Gnostisisme

Karena berkaitan dengan istilah “gnostik”, maka sebelum kita mengetahui apa yang disebut dengan “Injil Yudas”, ada baiknya kita mengetahui dan mengingat kembali sebuah paham atau ajaran yang banyak mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia, termasuk di daerah Palestina pada abad-abad pertama di mana Kekristenan mulai muncul, yaitu ajaran gnostik. Apakah paham gnostik atau gnostisisme itu?

Istilah “gnostisisme” berasal dari kata Yunani gnwsiV yang berarti “pengetahuan rahasia”. Gnostisisme adalah suatu paham yang secara ringkas dapat didefinisikan sebagai “pengajaran keselamatan melalui pengetahuan”.  Dalam bukunya, Backgrounds of Early Christianity, Everett Ferguson mengungkapkan inti ajaran gnostik sebagai berikut:

  1. Ajaran gnostik memusatkan perhatian pada masalah kejahatan, yakni menempatkannya sebagai urusan ilahi ketimbang urusan manusia, dan mengaitkannya dengan dunia materi.
  2. Mengungkapkan rasa keterasingan dengan dunia. Ini merupakan sebagian dari keputus-asaan atas permasalahan yang muncul di dunia pada abad-abad awal.
  3. Ajaran Gnostik merindukan diperolehnya pengetahuan yang khusus dan mendalam tentang rahasia alam semesta. Jadi manusia harus diselamatkan dari ketidak-tahuan, bukan dari dosa. Pengetahuan bukan hanya sarana mencapai keselamatan, melainkan keselamatan itu sendiri.
  4. Gnostik mengajarkan dualisme, yaitu bahwa alam duniawi atau materi bersifat jahat sedangkan alam rohani bersifat suci.
  5. Mengenai asal-usul alam semesta (kosmologi) Gnostik mengajarkan bahwa alam ilahi terdiri atas gradasi makhluk-makhluk yang mengalami emanasi atau devolusi dari prinsip mula-mula.
  6. Tentang manusia (anthropologi), Gnostik mengajarkan bahwa manusia pun jatuh ke dalam klasifikasi menurut hakekatnya, tetap dan tidak bisa berubah.
  7. Tentang kematian dan akhir zaman (eskhatologi), Gnostik mengajarkan bahwa ketika roh mengalami kondisi yang benar pada masa kini dan pada saat mati, ia akan segera ke alam ilahi.
  8. Implikasi etis dari Gnostik adalah pola hidup asketis atau berpantang.

 Dalam keyakinan Gnostik Kristen, Yesus bukanlah Anak Allah yang unik yang mati untuk dosa dunia tetapi seorang guru yang mengajarkan suatu ilmu rahasia kepada pengikut-Nya yang layak menerimanya. Yesus tidak berbeda dengan para pengikut dan murid-murid-Nya. Mereka yang memperoleh pengetahuan atau persepsi gnostik akan menjadi Kristus sama seperti Yesus. Profesor agama dari Universitas Princeton, Dr. Elaine Pagels menulis, “Barang siapa yang mencapai gnosis bukan lagi seorang Kristen tetapi Kristus itu sendiri”. 

3. Injil Yudas

(a) Penemuan dan Kondisi Fisiknya

Setelah tersembunyi selama berabad-abad manuskrip kuno Injil Yudas, tentu saja ketika ditemukan – apalagi oleh orang yang tidak mengerti bahwa yang ditemukannya adalah dokumen yang amat penting – maka bisa diduga terjadi banyak kerusakan di sana-sini, bahkan banyak halaman yang hilang. Kini, jumlah halaman manuskrip Injil Yudas itu tinggal tiga perempatnya saja.

Mei 1983 di sebuah hotel di Jenewa, manuskrip berbahasa campuran Yunani dan Koptik itu ditawarkan kepada Dr. Stephen Emmel, yangmendapat tugas dari Southern Methodist University untuk mengecek naskah tersebut. Kemudian manuskrip itu dibeli oleh sebuah lembaga nirlaba yaitu Maecenas Foundation, yang berkedudukan di Basel.

Juli 2004, keberadaan teks itu diungkap di depan publik untuk pertama kalinya oleh Rudolf Kasser – seorang pemimpin penerjemahan manuskrip kuno yang ditemukan di Nag Hammadi, bekas professor di Universitas Jenewa.- dalam konferensi pakar-pakar Koptik di Paris.

30 Maret 2005, Maecenas Foundation menyatakan rencananya untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Inggeris, Perancis, dan Jerman. Naskah yang kondisinya sangat rapuh itu kjini terus dalam proses penyelamatan dan pemeliharaan.

Satu tahun setelah temuan itu diungkap ke public, kini terjemahan Injil Yudas sudah bisa dikonsumsi publik. Pada bulan April 2006, National Geographic mengumumkan selesainya terjemahan Injil Yudas ke dalam bahasa Inggeris (terjemahan dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia dan dirilis pada tanggal 29 Juni 2006 bersam adengan buku The Lost Gospel (Injil Yang Hilang).

 (b) Isinya

Injil Yudas diawali dengan kalimat, “(Inilah) kisah rahasia mengenai pewahyuan yang diucapkan olreh Yesus dalam pembicaraannya dengan Yudas Iskariot selama seminggu, tiga hari sebelum dia merayakan Paskah.”

Berikut ini adalah inti dari Injil Yudas yang menghebohkan itu (istilah-istilah bercetak miring merupakan istilah khusus dalam Gnostik):

§         Dalam Babak I Yesus berbicara pribadi dengan Yudas sesudah menertawakan doa murid-murid-Nya yang lain. Di sini Yesus menyatakan bahwa mereka tidak mengenal-Nya dengan baik, melainkan hanya Yudas. Yudaslah yang kemudian berkata bahwa Yesus berasal dari alam yang tak mengenal kematian, tempat kediaman Barbelo, dan ia merasa tidak pantas mengucapkan nama Dia yang mengutus Yesus.

§         Dalam Babak 2 banyak bagian kalimat yang putus. Dalam bagian ini Yesus menyatakan bahwa murid-murid yang berasal dari aeon (dunia) tidak mungkin dapat memahami Yesus yang dikatakan sering pergi ke generasi yang agung dan suci.

Dalam Babak ini pula para murid memperoleh penglihatan tentang imam-imam yang melayani di altar, dan Yesus memberikan penafsiran-Nya. Dalam bagian ini pula Yudas bertanya tentang (kurang) buah yang dihasilkan generasi zaman itu, dan Yesus pun menjawab demikian, “Jiwa dari setiap manusia akan mati. Namun, bila orang-orang ini telah menggenapi waktu kerajaan, dan roh mereka meninggalkan mereka, tubuh mereka akan mati, tetapi jiwa mereka akan tetap hidup, dan mereka akan diangkat ke atas.”

§         Dalam Babak 3, Yudas menceritakan penglihatannya di mana ia dibenci dan dianiaya dan dirajam batu oleh oleh keduabelas murid yang lain. Yesus menyebut Yudas sebagai roh ketigabelas (yang berbeda dari kedua belas murid yang lain) yang akan memerintah atas mereka, dan Yudas dinyatakan akan naik ke (generasi) yang kudus.

Dalam bagian ini pula Yesus mengajar Yudas tentang kosmologi, roh dan pribadi yang bisa mencipta diri sendiri. Di sinilah bertebaran pengajaran Gnostik, dan banyak muncul istilah-istilah Gnostik, seperti: Nebro yang juga dikenal dengan nama Yaldabaoth. Nebro menciptakan Saklas, dan dengan pertolongan malaekat-malaekat lain, Saklas menciptakan Adam dan Hawa.

Akhirnya dalam bagian ini dinyatakan perkataan Yesus berkata kepada Yudas, “tetapi engkau akan lebih besar daripada mereka semua; karena engkau akan mengorbankan wujud manusia yang meragai diri-Ku. … Bintang yang mengarahkan jalan adalah bintangmu.” Kemudian Yudas memperoleh penglihatan tentang pengkatan dirinya ke awan-awan.

Injil Yudas berakhir dengan kisah di mana Yudas menerima uang dari para imam kepala, dan kemudian menyerahkan Yesus kepada mereka.

 4. Injil Yudas dan Alkitab           

Agar dapat lebih melihat perbedaan yang ada antara isi “Injil” Yudas dengan Alkitab, maka nampaknya tabel berikut ini sangat membantu:

Topik

“Injil” Yudas Alkitab
Penciptaan §     Tuhan menciptakan aeon dan malaekat. Makhluk-makhluk inilah yang mencipta-kan alam fisik, Adam dan Hawa. §   Tuhan Allah sendiri yang mencip-takan alam semesta, Adam dan Hawa, dan semuanya sungguh amat baik (Kej. 1-3).
Manusia §     Tubuh itu jahat, karena itu Yesus ingin membebaskan diri-Nya dari tubuh fisik-Nya. §   Tubuh itu ciptaan Tuhan, adalah Bait Roh Kudus (Roma 12:1;         1 Kor. 3:16). Yesus tidak pernah ingin membebaskan diri-Nya dari tubuh-Nya. Ia justru mengajarkan bahwa kebangkitan-Nya adalah kebangkitan fisik (Luk. 24:39; Yoh 2:19-22).
Dosa §     Dosa adalah ketidaktahuan belaka. §   Dosa adalah pelanggaran atas hukum Allah (1 Yoh. 3:4), upah dosa maut (Roma 6:23)
Status Yudas Iskariot §     Sebagai pahlawan yang menaati Yesus. §   Sebagai pengkhianat yang menjual Yesus (Mrk. 14:17-21)
Ketuhanan Yesus §     Tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan, melainkan sebagai Orang yang mencapai kesempurnaan atau gnosis. §   Yesus Kristus adalah Tuhan (Roma 10:9; Flp 2:10-11.)
Kematian Kristus §     Dibantu oleh Yudas agar bisa membe-baskan roh-Nya untuk bersatu dengan Tuhan §   Merupakan ketaatan Kristus kepada Bapa-Nya guna menebus dosa umat manusia (Tit. 2:14)
Keselamatan §     Seseorang memperoleh keselamatan jika telah memperoleh pengetahuan rahasia (gnosis). §   Seseorang diselamatkan karena iman dan anugerah Allah semata-mata (sola fide, sola gratia) (Efs. 2:1-10)

             Selain alasan-alasan di atas, yaitu ketidak-konsistenan dengan kitab-kitab lain dalam Alkitab, maka “Injil” Yudas tidak dapat dianggap sebagai Injil yang diilhamkan, karena “Injil” Yudas ditulis pada waktu yang terlalu jauh dan tanpa hubungan dengan para rasul.Kepada para rasul Kristus diberikan ilham dan otoritas untuk menulis Kitab Suci. Syarat-syarat sebuah tulisan merupakan kanon Perjanjian Baru ialah bahwa tulisan itu ditulis oleh rasul Kristus atau orang terdekatnya. Jadi tulisan kanonik ditulis pada abad pertama. Terdapat banyak bukti bahwa keempat Injil dalam Perjanjian Baru ditulis pada abad pertama. Karena “Injil” Yudas diperkirakan ditulis pada pertengahan abad kedua, maka waktunya terlalu jauh untuk dimasukkan ke dalam kanon. 

5. Sikap Umat Kristiani

Bagaimana kita menyikapi keberadaan Injil Yudas yang jelas-jelas berisi ajaran Gnostik?

(a)           Kita patut bersyukur karena dengan dipublikasikannya “Injil” Yudas, semakin banyak orang yang tertarik untuk mempelajari sejarah dan perkembangan Kekristenan.

(b)           Umat Kristiani sendiri menjadi lebih kritis, sehingga tidak sekedar memiliki iman yang membuta, melainkan iman yang didasari oleh pengertian yang benar akan kebenaran firman Tuhan, serta setia menaatinya.

(c)           Hendaknya pemimpin umat dan para pembimbing jemaat tidak membodohi jemaat, melainkan terus memberi kesempatan kepada umat untuk belajar lebih mendalam tentang kebenaran.

(d)           Berani menolak yang salah, dan tidak membiarkan diri dan orang lain tersesat. Dalam sejarah gereja dinyatakan bahwa Ireneus. Uskup perdana dari Lyons, dalam Adversus Haereses (Melawan Ajaran Sesat) (tahun 180) menyebut Injil Yudas sebagai sejarah fiktif, yang kemudian dikutip oleh Origenes dalam tulisannya, “De Stromateis” (tahun 230). Epihanes, yaitu Uskup Salamis, juga menolak Injil Yudas (tahun 375). Apakah Injil Yudas yang disebutkan ketiganya sama dengan Injil Yudas yang baru ditemukan itu memang tidak pasti. Yang jelas Ireneus menyebut Injil Yudas yang disebutnya sebagai sesat karena tidak merupakan fakta sejarah dan mengandung ajaran Gnostik ini dikuatkan oleh Origenes dan Epiphanes. Bila perkiraan perhitungan waktu penulisan Injil Yudas baru itu benar, mungkin Injil Yudas itulah yang dimaksudkan oleh Ireneus.

(e)           Dalam mengkomunikasikan iman Kristiani kepada orang lain, dikenal adanya fungsi apologetis, yaitu “pembelaan” iman. Fungsi ini harus terus dikembangkan, khususnya di kalangan generasi muda. Mereka perlu diperlengkapi kebenaran sehingga mampu tetap bertahan di tengah-tengah tantangan zaman. Model-model pembinaan generasi muda bukan lagi monolog, melainkan dialog dan interaksi yang lebih attraktif.

(f)             “Injil” Yudas bisa menambah khazanah pengetahuan kita tentang paham gnostik belaka, dan sama sekali tidak dapat dipandang sebagai “pelengkap” keimanan seseorang kepada Yesus Kristus, apalagi sebagai “pengganti” kebenaran Alkitab itu sendiri.

 Penutup           

Masih banyak hal yang dimungkinkan muncul dan terjadi di sekitar hidup keimanan kita, yang bisa sangat berbeda dengan apa yang sedang diyakini selama ini. Namun hendaknya itu semua membuat kita semakin arif. Bukan untuk marah, mengutuk, apalagi menghancurkan mereka yang berseberangan dengan kita, melainkan tetap mengasihi mereka dan membimbing mereka kepada segala kebenaran.-

Iklan

Satu respons untuk “SIKAP TERHADAP INJIL YUDAS

  1. Membaca artikel ini, saya lebih mengerti tentang Injil Yudas. Penjelasan yang lengkap menambah pengetahuan dan memperkuat iman saya.
    Terima kasih untuk artikel yang berbobot ini…!
    Gbu!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s