MENOPAUSE DAN PUBER KEDUA

Suatu Tinjauan Teologis

menopause

  1. Allah menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya. Ia membentuk kita sejak dari dalam kandungan. Keberadaan kita seutuhnnya berharga bagi Allah, termasuk ketika memasuki masa menopause atau puber kedua. Gambar diri yang sehat dan Alkitabiah ini penting dalam relasi kita dengan Tuhan, dengan pasangan hidup dan keluarga, dan dengan sesama (Yesaya 43.1,4).
  2. Berbagai proses dan metabolisma yang terjadi dalam tubuh manusia telah diatur oleh Allah sedemikian rupa untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28).
  3. Perubahan yang bersifat fisik dalam diri manusia ternyata mempengaruhi juga jiwa dan rohnya karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh, demikian pula sebaliknya (psikosomatis – Amsal 17:22). Namun demikian, tidak berarti bahwa kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk mengantisipasi hal itu. Allah memberi kita otoritas untuk “menaklukkan alam ciptaan” termasuk diri kita sendiri ketika mengalami sesuatu yang bersifat alamiah, misalnya: sedia payung sebelum hujan, menata keindahan penampilan diri, bahkan dalam menghadapi menopause dan puber kedua.
  4. Berbagai dampak psikologis seperti depresi karena menopause dan pubertas kedua, harus diantisipasi sebaik mungkin. Hubungan yang intim dengan Tuhan harus tetap dijaga, karena orang percaya hidup oleh iman, bukan karena perasaan atau penglihatan (Roma 1:17; Gal. 2:20).
  5. Masalah yang muncul dalam hubungan suami-isteri berkaitan dengan menopause dan puber kedua sering kali muncul akibat kekurang-tahuan. Misalnya: cara melayani suami dalam masa menopause. Di sisi lain suami juga harus lebih realistis, tidak boleh menuntut pelayanan isteri seperti di masa mudanya (Efs. 5:22-33).
Iklan