Allah Pencipta telah menciptakan langit dan bumi ini dengan segala isinya, dan manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah diberi-Nya mandat untuk menguasai dan menaklukkan alam ciptaan Tuhan itu.
Patut disayangkan jika kemudian manusia menelantarkan alam ciptaan Tuhan, atau mungkin mengusahakannya namun tanpa perkenanan Tuhan, karena hanya ditujukan untuk kepuasan diri sendiri belaka. Seharusnya manusia mengembangkan diri dan kemampuannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk mengusahakan alam demi kesejahteraan seluruh umat manusia. Belum lagi kemudian terjadi ketegangan antara iman dan teknologi. Dimana seharusnya keduanya dapat seiring sejalan bahkan bias saling berupaya meniadakan.
Alkitab memberikan kepada kita cara bagaimana hidup dalam iman dan tetap belajar mengembangkan dan memanfaatkan teknologi (yang telah terseleksi) bagi kesejahteraan seluruh umat manusia dan bagi kemuliaan-Nya. Baca lebih lanjut
Day: September 11, 2007
ETIKA PELAYANAN
Bagi seorang yang telah mengalami kelahiran baru di dalam Yesus Kristus, hidupnya tidak akan lepas dari apa yang disebut pelayanan. Pelayanan menjadi life style, gaya hidup, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Setiap orang percaya dipanggil untuk melayani (Galatia 5:13).
Penggalangan kaum awam untuk melayani memiliki dasar yang kuat dalam Alkitab. Pelayanan bukan hanya monopoli hamba-hamba Tuhan yang menyerahkan segenap hidupnya melayani purna waktu (fulltime) melainkan juiga milik jemaat awam (1 Petrus 2:9). Yang dibutuhkan disini adalah bagaimana kaum awam tersebut dilengkapi agar pelayanannnya mendukung pelayanan hamba-hamba Tuhan, dan bukan menghambat. Salah satu hal yang seyogyanya dipahami oleh para pelayan Tuhan adalah etika pelayanan, yaitu sikap yang baik dan benar sebagai pelayan Tuhan terhadap Tuhan yang dilayani, terhadap manusia, dan terhadap sistem pelayanan yang ada. Baca lebih lanjut
MOTIVASI PELAYANAN
1. Pendahuluan
Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi, pada saat itu juga sebenarnya kita berkomitmen untuk menjadi hamba kebenaran, yaitu menyerahkan tubuh kita menjadi persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (Gal. 5:13; Roma 6:18; 12:1). Itu berarti kita harus memiliki motivasi yang benar untuk melayani. Baca lebih lanjut